30

345 52 0
                                    


"Eh tetangga!" sapa Jinhyuk.

Seungyoun mendelik ke sebelah rumahnya, si penghuni baru dengan piyama biru laut sedang melakukan perenggangan.

"Rajin bener nyirem tanaman. Biasa juga ogah-ogahan."

"Congor lo pagi-pagi bikin perut gue mules. Nih gantiin dulu!" Seungyoun menyerahkan selang airnya pada Jinhyuk asal-asalan hingga cipratan air merembes ke mana-mana termasuk piyama Jinhyuk.
Seungyoun tidak peduli dengan teriakan Jinhyuk yang bilang dia masih mau tidur tapi piyamanya terlanjur basah.

"Seger juga sih tapi," laki-laki itu malah mengelap wajah dan meneruskan pekerjaan Seungyoun tadi.

Siah memperhatikan Seungyoun yang berlari kencang menuju toilet. Semenjak bertetanggaan dengan Jinhyuk, tingkah mereka makin random. Laki-laki Lee itu juga sering berkunjung di kala Seungyoun sedang serius dengan pekerjaan di studio kecil dalam rumah.

"Ayo dong keluar, ga suntuk lo tiap hari di rumah?"

"Diem ah!"

"Mau ke agensi gue gak? Lihat-lihat kali aja tahun depan mau neken kontrak ama gue."

"Bodo amat gue gak denger!"

Emang seberisik itu yang Siah dengar. Mungkin bakal lebih rame kali kalo mengajak Byungchan, cuma akhir-akhir ini Byungchan sibuk entah ke mana. Padahal dia sendiri yang heboh pas tahu Jinhyuk hilang tidak ada kabar.

"Yang.."

Seungyoun keluar dari toilet menghampiri Siah di dapur.

"Hari ini hari itu kan?"

Siah mengangguk pelan. Hari ini pengumuman lolos atau tidak, beruntung atau tidak.

"Iya, jam 12 nanti. Tapi gue buka website malem aja tunggu lo udah tidur."

"Ih gue juga mau lihat.."

"Gak! Pokoknya gue duluan yang lihat, tahun kemarin kan udah lihat sama-sama."

"Yaudah deh, tapi besok pagi kasih tahu yaa.."

Seungyoun meraih roti yang sudah Siah siapkan. Perempuan itu terus menatapi betapa lahap suaminya ini. Semalam suntuk ia memikirkan kemungkinan kalau dia lolos otomatis waktu untuk Seungyoun akan tersita tapi itu suatu kebanggaan untuk Siah bisa lolos, kalau dia gagal otomatis dia tetap bekerja di firma seperti biasa sampai tes tahun depan entah masih berminat atau tidak dan tentu saja ada sedikit waktu untuk Seungyoun.

Mengingat cita-cita, Siah jadi flashback ke masa lalu. Saat dirinya baru pindah ke perumahan yang sekarang ia tempati. Ia pernah mendapati Seungyoun bicara sendiri di kamera. Kebetulan dari kamar Siah, ia bisa melihat jelas Seungyoun di sebrang sana.

"Gue pengen jadi penyanyi go internasional!"

Lagi-lagi Siah tersenyum mengingat betapa semangatnya Seungyoun berkoar di depan kamera.

"Gagal gak masalah asal lo jangan berhenti buat mencoba!"

Ini yang menjadi first impression Siah ke Seungyoun. Jiwa muda semangat baja. Cuma itu tidak bertahan lama, sampai kabar kurang mengenakkan tentang orangtuanya yang tidak akur terdengar. Siah pikir Seungyoun akan down semudah itu tapi tidak, dia masih saja bertingkah konyol dan mengganggu Siah.

"Temenin gue benerin senar gitar yuk! Terus pulangnya kita ke timezone.."

"Ke timezone bawa gitar maksud lo?"

Neighbor Next Door | Cho Seungyoun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang