21

425 62 3
                                    

"Mau sampai kapan berdiri di situ terus?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau sampai kapan berdiri di situ terus?"

Seungyoun tersenyum tipis. Pria yang selama ini menghidupinya, membiayainya dan mewarisi wajah tampannya duduk di kursi roda dengan punggung tangan terbalut kasa putih akibat infus. Tuan Cho masih berwibawa dengan setelan sweater cream, menatap anak semata wayangnya dengan tatapan yang sama tegasnya seperti puluhan tahun lalu.

"Gimana kabar papa?" tanya Seungyoun mendekat mengambil alih mendorong kursi roda ke halaman rumah pribadi Tuan Cho yang sangat luas.

"Kau bisa lihat sendiri. Tumben ke sini? Ada yang mau dibicarakan?"

"Aku mau menikahi seseorang dan mungkin papa juga tidak tahu kalau aku sudah bertunangan dengannya."

"Siapa perempuan itu?"

"Papa pasti kenal orangnya."

Mereka berhenti di lapangan golf buatan yang sengaja dibuat. Seungyoun kecil dan Tuan Cho sering main golf bersama bahkan sebelum bercerai pun Tuan Cho sudah membangun rumah pribadi ini sekaligus tempat bermain golf bersama putranya. Setidaknya sekarang status mereka tetap dan selamanya akan menjadi ayah dan anak.

"Biar ku tebak.."

Tuan Cho mengerutkan dahinya, "ku rasa aku terlalu banyak mengenal teman perempuanmu."

Seungyoun tergelak, "dia teman perempuan pertamaku setelah kita pindah."

"Hwang Siah?"

"Benar, aku akan menikahinya.."

Tuan Cho mengangguk pelan. Sebenarnya ada keraguan dalam benak pria berusia hampir 60 tahun tersebut. Tetangganya yang jarang pulang ke rumah, meninggalkan kedua anaknya sendirian, dan Seungyoun, putranya akan menikahi Siah yang orangtuanya susah ditemui. Mungkin juga membutuhkan waktu yang lama untuk meminta restu.

"Aku memberi restu. Tapi kau tahu Seungyoun.. Jangan sekali-kali kau menyakiti Siah, sama seperti aku menyakiti mamamu dulu. Atau kau akan berakhir seperti kami."

Seungyoun membungkuk di depan Tuan Cho. Setelah ini ia akan mulai menghubungi orangtua Siah secara rutin. Apapun itu, meskipun ia harus menyusul calon mertuanya kemana pun mereka berada.

"Titip salam pada Siah dan juga Yunseong. Aku akan menjadi orangtua kedua yang baik untuknya."

"Dan untuk mamamu, Seungyoun.."

Seungyoun berdiri, masih menunggu kata-kata yang akan Tuan Cho sampaikan.

"Maaf, aku masih mencintainya."

***

Ruang kantor firma hukum tempat Siah bekerja tampaknya mulai memanas. Seorang artis datang dan melayangkan gugatan ditemani pengacaranya. Mungkin di saat seperti ini Wonwoo bisa ia andalkan berhubung laki-laki itu mulai mengambil tes terakhir, jadi Siah harus menghadapinya sendiri.

Neighbor Next Door | Cho Seungyoun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang