"Tae, aku mohon. Kau tidak mungkin menyuruhku untuk melakukannya, bukan?"
Entah sudah berapa banyak kalimat permohonan yang aku lontarkan kepada pria ini. Tetapi, ia masih saja memaksaku agar mau melakukan lompat tali tersebut.
"Sentuhlah, anakmu ingin mengajakmu bermain, Tae.."
Aku kembali menatap kedua manik Taehyung dengan tetesan air mata yang mengalir perlahan.
Sesekali aku mengusap perutku agar Taehyung mau mengakui kehadiran benihnya yang sedang berkembang pesat di dalam perutku.
"Tidak! Aku pasti akan menyakitinya suatu saat nanti. Hentikan tangisanmu! Aku benar-benar membencinya!"
Taehyung kembali berteriak dan terus berusaha menyakiti dirinya demi mendapat perhatian dariku.
"Tidak, Tae. Aku yakin jika kau akan sangat menyayanginya kelak. Aku berjanji, aku tidak akan meninggalkanmu apa pun alasannya."
Perbuatan Taehyung semakin tidak bisa dihentikan. Arah pandangnya selalu memburu pada benda lain yang bisa ia pecahkan.
Lantas aku segera memakai kembali pakaianku lalu berusaha sekuat mungkin untuk menghalau perilaku Taehyung yang bisa saja akan membahayakan kami semua.
Jika kalian mengingat gangguan kepribadian ambang yang diderita olehnya, dan tepat di momen inilah ia kembali menunjukannya. Taehyung bisa sangat membenci semua hal yang pada awalnya sangat ia cintai, lalu nantinya ia akan sangat membencinya karena merasa takut bahwa orang tersebut akan pergi meninggalkannya.
Kraaaack
"Taehyung!"
"Jangan mendekat! Atau aku juga akan melukaimu."
Taehyung mengerang menahan rasa sakit disaat goresan yang satu persatu melukai bagian tangannya dengan pecahan cermin tersebut.
"Berikan padaku!"
Aku sudah tidak peduli jika harus ikut merasakan goresan tersebut, setidaknya aku harus berani untuk menghalangi Taehyung agar tidak menyakiti dirinya lagi.
"Jika kau terluka, maka aku juga. Aku sudah berjanji padamu, kan?"
Taehyung terdiam dan menatapku seperdetik kemudian.
"Jangan membohongiku!" Teriaknya lagi.
"Apa kau baru akan percaya jika aku juga ikut menggoreskan pergelangan tanganku dengan benda itu?"
Aku segera mengambil sisa pecahan cermin untuk membuat Taehyung percaya dan meyakini ucapanku.
Ingatlah, kondisi Taehyung saat ini sedang berada pada titik terendahnya. Ia lebih mudah dipengaruhi namun tetap dengan resiko yang besar di mana ia lebih berani untuk mengorbankan dirinya.
Saat aku mulai dengan perlahan menggoreskannya, tangan Taehyung langsung menghalau perbuatanku sembari berkata, "Aku takut, aku takut bahwa kau akan meninggalkanku. Aku tidak mau." Sikapnya kembali berubah layaknya seorang anak kecil yang menginginkan kehadiran sosok ibu di sisinya.
Taehyung kembali memperlihatkan tangisannya hingga lantas aku membuang pecahan cermin tersebut dan memeluknya erat.
"Tidak, Tae. Aku tidak akan pernah melakukan hal itu. Aku akan terus mendampingimu sama seperti aku yang berjanji untuk menjaga buah cintamu. Kita adalah keluarga. Kau percaya, kan?"
Taehyung membalas pelukanku dan mengusapkan tangannya tepat di permukaan perutku.
"A-apa dia akan tumbuh menjadi anak yang baik?"
![](https://img.wattpad.com/cover/149962555-288-k548395.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bipolar Husband | Kim Taehyung
Fanfiction[ON GOING] [🔞SEQUEL OF BIPOLAR BOSS] "Jika suatu saat aku benar-benar pergi, apakah kau akan tetap setia untuk menungguku kembali?" -Kim Taehyung- "Ketahuilah, bahkan sejak awal kita bertemu. Aku sudah memutuskan untuk tidak akan pernah menyerah p...