Rumah Sakit Pusat, Seoul.Seorang wanita berjalan dengan langkah gontai mendekati sekumpulan dokter yang sedang membicarakan sesuatu dengan raut wajah serius. Wanita itu terus terdiam dengan bercak darah pada kedua tangannya yang mulai mengering. Tatapannya terlampau kosong, tak ada harapan atau mungkin, ia sudah tak percaya lagi dengan keajaiban yang mungkin saja bisa terjadi.
"Apa yang kau lakukan pada Taehyung? Mengapa adikku bisa seperti ini?" Sahut seorang wanita yang baru saja datang dengan setelan baju dinas berwarna putih. Beberapa pasien di sana biasa memanggilnya dengan sebutan dr. Kim.
"Jawab aku!" Dokter itu terus mengguncang tubuh lawan bicaranya. Ia tahu betul bagaimana adiknya, Kim Taehyung sangat mencintai sosok wanita yang kini tengah berada di hadapannya.
"Ma-maafkan a-aku.." Suaranya bergetar, tubuhnya tiba-tiba melemah dan terjatuh hingga terduduk di sudut ruang.
Tak ada jawaban yang ia terima hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyusul para dokter yang masih berkumpul di ujung lorong pada sebuah ruangan operasi.
"Kyung, apa yang sebenarnya terjadi? Ceritakan padaku." Sahut Min Yoongi yang kemudian mendekat.
Yoongi, sang sahabat yang sedang berusaha untuk menenangkan wanita di hadapannya itu sedang ikut berjongkok, menatap lurus dan mengusap pundak wanitanya agar merasa tenang.
"Sudah, jangan menangis lagi. Jika kau memang mencintai Taehyung, pergilah ke ruangan di sana. Katakan pada Tuhan bahwa kau masih menginginkannya untuk tetap berada di sampingmu. Dan berjanjilah padaNya bahwa kau akan selalu menjaganya." Pesan Yoongi pada sang sahabat. Tak lupa, ia berusaha membantu Eun Kyung untuk berdiri tegak dan membawanya pada sebuah ruangan tertutup untuk berdoa.
"Aku akan menunggumu di luar. Jika kau sudah selesai, ikutlah denganku. Aku akan membersihkan bercak darah yang tertinggal di tanganmu."
Kim Eun Kyung, wanita itu sedang mengucapkan satu permohonan besar dalam hatinya. Hari ini ia sedang menunjukkan titik paling rendah pada dirinya agar sang pencipta mau mendengar harapannya. Suara isak tangis dan tetesan air mata yang terus membasahi kedua matanya adalah bukti bahwa ia sedang bersungguh-sungguh.
Iringan doanya diikuti dengan pantulan sinar matahari yang cukup terik dan berhasil memperlihatkan berkas cahaya pada sebuah cincin yang tengah melingkar kokoh pada jari manisnya lengkap dengan bercak darah yang masih membekas.
"Apa pun yang terjadi, biarkan ia tetap di sisiku. Dan aku berjanji akan selalu menemaninya dalam suka maupun duka." Ia menutup kedua matanya dan menyatukan kedua telapak tangannya tanpa ragu.
"Tae, kembalilah, aku di sini. Ketahuilah, aku akan selalu setia untuk menunggumu kembali."
...[]
▪▪▪
Rumah Sakit Pusat, Seoul.
Hampir dua tahun lamanya wanita itu terus menunggu dalam penantian panjangnya. Bahkan, hingga hari ini ia masih setia untuk menunggu sesosok pria yang tetap tertidur pulas di hadapannya.
"Tae, bangunlah. Ini, aku bawakan segelas cokelat hangat untukmu."
Tak berselang lama setelah cokelat itu tak lagi hangat, ia meminumnya dan mencuci gelas itu kemudian.
"Bahkan aku sudah membawakan cokelat hangat kesukaanmu. Tetapi, mengapa kau tetap diam saja?"
Wanita itu terus berbicara seakan-akan prianya akan membalas pertanyaannya.
"Hhhh..." Dengusnya kesal.
"Sungguh, aku sangat mencintaimu, Tae. Bangunlah, memangnya kau tidak merindukan ciumanku? Ah, bagaimana jika aku yang menciummu sekarang? Apa kau akan terbangun?" Wanita itu tertawa dan berusaha menikmati suasana sunyi didalam ruangan serba putih.
"Kyung, sebaiknya kau pulang. Jangan lupa, persiapkan dirimu untuk acara pemakaman esok." Perintah dr. Kim yang amarahnya sudah sedikit mereda semenjak awal perawatan adiknya itu.
"Maksud kakak?" Tanyanya heran.
"Jika sampai malam ini Taehyung tetap diam saja, kami sudah memutuskan untuk menghentikan perawatannya."
"Tidak mungkin! Aku akan menunggunya hingga dia kembali, kak."
"Percuma, Kyung. Apa kau tidak lelah? Lihatlah, jika bukan karena bantuan mesin-mesin itu, pasti ia sudah tiada. Jujur saja, aku sudah menyerah dengan kondisinya." Jawab Kim Taera dengan suara parau dan raut wajah pasrah.
"Sudahlah, aku tidak akan menyalahkanmu untuk semua ini. Justru aku sangat berterima kasih padamu karena telah mencintai adikku dengan segenap hatimu. Kumohon maafkan semua kesalahannya padamu, ya?" Kim Taera memeluk erat tubuh wanita di hadapannya dengan sesekali menepuk pundaknya. Taera tahu bahwa keputusan ini sangatlah berat bagi mereka, tapi..
"Aku yakin, ini adalah jalan terbaik bagi Taehyung untuk tidak lagi merasakan sakit lebih lama." Gumam Kim Taera.
21.59
Suara mesin terhenti dan selang-selang yang terpasang di sebagian tubuh pria itu mulai terlepas. Para perawat membersihkan setiap jengkal sisa rekatan alat dengan cairan pembersih dan merapikan tempat tidurnya serta balutan selimut yang terurai lebar.
Kim Taera dan suaminya, Min Yoongi. Mereka berdua menggenggam erat jemari Eun Kyung agar ia kuat menjalani kehidupan ini setelahnya.
"Taehyung, maafkan aku.." Isak tangisnya mulai pecah saat Kim Taera mengajaknya untuk melihat wajah sang adik untuk yang terakhir kalinya.
Entah rasa apa yang berkerumun di hatinya kini, Eun Kyung yang saat itu berada dalam pelukan Park Jimin hanya bisa menangis dan terdiam lama.
Suara decitan roda yang menggema di sepanjang lorong menuju ruang khusus pembakaran itu tiba-tiba saja terhenti. Para perawat yang merasa heran segera berlarian tak tentu arah.
"Ibuuuuuuuuu!!" Suara lantang itu menggema kencang.
Hanya Eun Kyung yang berani mendekat dan memeluknya.
"Tae? Ini aku.."
"Cepat! Lakukan pemeriksaan pada adikku." Kim Taera melangkah terburu-buru menuju ruang pemeriksaan untuk bertemu dengan dokter yang bertanggung jawab atas adiknya itu.
"Aku yakin bahwa Taehyung ingin sekali ikut dengan ibunya. Tapi, takdirmu memang belum selesai karena masih ada seseorang yang sangat mencintaimu dan menunggumu di sini." Gumam Park Jimin yang masih terpaku menatap kondisi Taehyung.
"Terima kasih karena kau telah kembali. Tetapi, apakah kau masih mengingatku?
...[]
Welcome back to this story and happy reading!
Jangan lupa untuk cek trailer-nya dan pastiin kalian pake earphone, ya. Kalo kalian denger suaranya Jungkook di bagian akhir, kira-kira dia bilang apa sih? :')
Jadi, kalian mau lanjut atau enggak?
Hehe..
Jangan lupa untuk berikan apresiasi kalian pada cerita ini, ya. Dengan dukungan dari kalian, aku yakin kalo cerita ini bisa lebih menarik nantinya.Salam,
••• Kikoyxxx •••♡
10/03/2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Bipolar Husband | Kim Taehyung
Fanfic[ON GOING] [🔞SEQUEL OF BIPOLAR BOSS] "Jika suatu saat aku benar-benar pergi, apakah kau akan tetap setia untuk menungguku kembali?" -Kim Taehyung- "Ketahuilah, bahkan sejak awal kita bertemu. Aku sudah memutuskan untuk tidak akan pernah menyerah p...