[Part 9]

267K 4.8K 29
                                    

WARNING, AREA 19+
ADEGAN GAK DIGAMBARIN SECARA VULGAR, TAPI TETAP GAK COCOK UNTUK ANAK DI BAWAH UMUR.

YANG MASIH BOCAH HARAP MENYINGKIR, TERIMA KASIH!^^


JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.



***

Lisa membuka mata ketika ia
merasakan ada gesekkan aneh di area paha perempuan itu. Kala netra tersebut baru terbuka, dirinya berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan dan mengingat apa saja yang ia lakukan sebelum tidur.

Perempuan itu beringsut mundur kala kaget, ketika ia menemukan obsidian tajam milik Migu tengah menatapnya dalam.

"M-migu?" panggil Lisa pelan, seolah ia baru saja bermimpi. Kemudian, ingatan gadis itu terputar ke adegan beberapa jam yang lalu, di mana dia dengan sukarela memberikan segalanya, setelah ia termakan rayuan manis dari mulut lelaki yang ia cintai itu. "Kita ...."

Ucapan Lisa terambang di udara, perempuan itu berusaha mendapatkan akal sehatnya. Masih teringat jelas bagaimana permainan liar mereka tadi yang membuat Lisa mengerang, merintih, bahkan menjambak Migu agar ia tidak berhenti membuat Lisa merasakan sensasi gila tersebut. Sontak, pipinya langsung memanas. Dia malu.

Lisa mengangkat selimutnya, menemukan kalau tubuh langsing miliknya saat ini tidak mengenakan sehelai benang pun, hanya selimut yang menutupi, itu pun berbarengan dengan tubuh Migu yang juga terbalut oleh kain yang sama.

Perempuan berambut blonde itu mengalihkan pandangannya malu, ketika ia tidak sengaja melihat "milik" Migu ketika ia sedikit mengangkat selimut untuk memastikan.

Otak Lisa kacau, dia memang sempat menggila karena permainan mereka tadi. Dia harus akui, dia menikmati setiap sentuhan Migu, tapi ... dia takut. Takut dengan perbuatan mereka sekarang, ngeri kalau nantinya dia akan hamil dan kedok mereka ketahuan.

Demi Tuhan, Lisa tidak mau membuat Papanya kecewa di saat lelaki paruh baya itu baru saja bahagia, tapi bagaimana ini? Nasi sudah menjadi bubur.

Dan mengingat bagaimana gilanya sensasi nikmat yang Lisa rasakan, sebenarnya dia tidak menyesal ... memberikan apa yang ia jaga selama ini ke Migu. Karena Lisa pikir, tak ada lelaki lain yang pantas. Mereka saling mencintai, meski hubungan ini terlarang dan Lisa tahu betul ini salah, tapi ia tidak mampu mengendalikan perasaannya.

"Ini masih malam, kenapa kau bangun?" Migu mempererat pelukkannya pada Lisa yang membuat Lisa menegang di tempat. Kulit mereka bersentuhan, keduanya sama-sama tak berbusana. "Kau terbangun karena aku?"

Lisa mengangguk, dia malu sekali sekarang, tapi seolah tak terpengaruh, ekspresi wajah Migu itu biasa saja.

"Maaf." Migu berbisik di telinga Lisa, membuatnya merinding. Tangan kekar milik lelaki itu menyentuh punggung Lisa yang terbuka. Lisa merasa ia sudah berdosa berat dengan melakukan hubungan ini, tapi badannya berkhianat. Ia tidak bisa menahan desahan lembut yang lolos ketika Migu mengigit kecil bagian lehernya. "Tapi, aku sepertinya menginginkanmu lagi."

Lisa membulatkan mata. Karena belum pernah melakukannya dan ini yang pertama, tadi mereka sempat kesulitan. Sakit sekali rasanya, tapi karena Migu lihai mengalihkan perhatian Lisa dengan tatapan serta ciumannya, Lisa bisa melupakan rasa sakit itu dan justru menikmatinya.

"Migu ... bukankah kau harus kembali? Bagaimana kalau seseorang melihatmu keluar dari kamarku besok pagi?" Lisa berkata di tengah tipisnya jarak mereka. Deru napas Migu terasa. Milik lelaki itu menyentuh bagian sensitif Lisa yang membuatnya harus menahan diri untuk mengerang.

Otaknya masih bekerja dengan baik, Migu harus segera pergi mumpung semua orang masih tidur.

Migu menghentikan gerakannya, tetapi dia tidak memindahkan tubuh yang membuat Lisa terus bisa merasakan sentuhan di bagian bawah sana. Perempuan itu mencengkram spreinya kuat, mengigit bibir bawahnya, berusaha tak mendesah ataupun mengeluarkan suara aneh yang bisa mempermalukan dirinya sendiri.

Ia tahu, milik Migu sudah menegang sama seperti tadi. Untuk kali pertama, sebenarnya Lisa sangat takut. Ia tak pernah melihat punya lelaki sebelumnya dan ia rasanya ingin menangis dan kabur saja ketika mendapati yang Migu sangat panjang.

Untungnya, Migu lihai membuat Lisa terbuai. Entah karena lelaki itu punya sejuta pesona jadi Lisa mudah terpengaruh dan menurut, atau Lisa yang terlalu bodoh berkat cinta dan penyesalannya karena menolak Migu selama ini, Lisa juga tak tahu.

"Apa di depan kamarmu ada CCTV?" Migu memundurkan tubuhnya yang membuat Lisa menghela napas lega tanpa sadar.

Lisa mengangguk. "Ya."

"Aku harus menghapus rekaman itu." Migu berkata dengan mimik wajah serius. Lelaki ini tampan, bahkan lebih dari Allard—well, itu menurut Lisa. Mengingat soal Allard yang sekarang berstatus jadi pacarnya, Lisa tiba-tiba membulatkan matanya. Menyadari kalau ia berselingkuh ... padahal baru sehari sejak mereka pacaran.

Oh, apa yang harus ia lakukan? Apa dia harus memutuskan hubungan dengan Allard tanpa alasan dan membuat mereka menjadi gosip? Tapi, Lisa tak mau Allard menjauh, lelaki itu baik dan pengertian, meski Lisa sadar ia agak agresif, mengingat bagaimana ia mencium Lisa kemarin.

Tapi, kalau ia tidak memutuskan Allard, hubungan mereka mau dibawa ke mana? Lisa yakin, cintanya hanya untuk Migu. Tak akan berpaling, apalagi terbagi. Allard sama sekali tidak punya kesempatan.

"Memikirkan apa?" Sentuhan dari tangan Migu di pipinya membuat Lisa tersentak. Ia tak sadar kalau sedaritadi ia melamun karena terlalu banyak berpikir. "Kau ... menyesal?"

Lisa buru-buru menggeleng ketika ia mendapati raut wajah kecewa tergambar di wajah Migu kala ia melempar pertanyaan. "Aku tidak menyesal. Kau mencintaiku, aku mencintaimu, kupikir tidak ada lelaki lain yang pantas untuk melakukannya selain kau ...."

Migu tersenyum, manis sekali. Lisa nyaris meleleh karenanya. Jika sudah berada di dekat lelaki ini, dia merasa seperti orang bucin. Padahal ia tak suka istilah itu, tapi sekarang sifatnya sangat menggambarkan ke arah sana. Ironis sekali.

"Aku akan kembali ke kamar dan memastikan CCTV terhapus, tapi tentu saja aku tidak bisa terus-terussan melakukan itu. Jadi, kau harus meminta Papamu untuk mencabut kamera tersebut, apa kau bisa?"

Lisa merenung mendengar permintaan Migu. Lelaki itu memberikan kode kalau dia akan sering berkunjung ke kamar Lisa, dan untuk menghapus jejak, mereka harus menghilangkan kamera CCTV di sekitar kamar Lisa.

"Kau tahu aku mencintaimu, kan?" Migu menarik tangan Lisa dan meletakkannya di dada lelaki itu. Membuat Lisa bisa merasakan bagaimana debaran Migu yang menggila. Pipi perempuan itu memerah, dia sudah resmi menjadk bucin ternyata, oh shit.

"Akan kubilang pada Papa." Lisa mengangguk.

Migu tersenyum dan mengelus kepala Lisa penuh kasih sayang. Sentuhannya membuat Lisa bergeming, lalu mata mereka kembali saling beradu. Ini bukan ide yang bagus karena setiap kali mereka saling tatap, Lisa merasa terhipnotis.

Dan benar saja, sedetik kemudian, Migu kembali mencium Lisa dengan tekniknya yang memabukkan. Membuat mereka melakukannya untuk kedua kali di malam itu, dengan segala sentuhan Migu yang membuat Lisa melayang ke udara.

***

Lisa's Stepbrother [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang