[Part 7]

241K 5.4K 38
                                    

Lisa membulatkan mata ketika tangannya tiba-tiba ditarik oleh lelaki itu. Ia berjalan terseok-seok, mengikuti langkah kaki besar yang bahkan tak bisa ia imbangi dengan sepatu kets biasa—dan sekarang dia sedang memakai heels tinggi berukuran 12 senti, great!

Miguel. Benar, lelaki itu adalah Miguel. Lisa tidak salah lihat apalagi berhalusinasi, karena pada nyatanya lelaki itu juga kebingungan ketika mendapati Lisa ada di sini.

Migu menyeret Lisa masuk ke dalam toilet dan melepaskan tangan perempuan itu. Hening, ketika mereka berdua sudah terkurung di dalam satu ruangan yang sempit seperti toilet ini, Lisa tiba-tiba merasa tercekik.

Entah kenapa, matanya terasa panas. Apalagi ketika ia beradu pandang dengan obsidian milik Migu yang selama ini ia rindukan. Ada sesuatu di dalam diri Lisa yang merasa lega ... karena pada nyatanya, lelaki itu kembali lagi.

"Apa yang kaulakukan di sini?" Migu bertanya, tatapannya penuh selidik. Saat SMA dulu, Lisa memang menyembunyikan identitasnya sebagai 'orang kaya'. Dia tak mau mendapat teman palsu, dan semua itu berhasil ia lakukan.

Saat kuliah, orang-orang sudah tahu siapa dia karena sepupunya menikah dengan seorang artis, dan tanpa sengaja Lisa disorot di acara itu—karena ia terlalu menarik perhatian. Sejak saat itu, ia tidak pernah menyembunyikan apa pun lagi dan memutuskan untuk membiarkan dirinya dicap sebagai orang kaya.

"Kau ke mana saja?" Hanya itu yang bisa Lisa pikirkan ketika ia kembali melihat Migu setelah sekian lama. Ia merindukan lelaki ini, sangat. Akan tetapi, sekarang rasa emosi tiba-tiba menguasainya. Lisa nyaris tak dapat mengendalikan diri. "Kau ke mana saja selama ini, hingga aku tak bisa menghubungimu?"

"Kau mencariku?" Ekspresi wajah Migu sangat menggambarkan kalau dia bingung. "Kenapa? Kau yang menolakku waktu itu. Kau yang—"

"Aku merindukanmu, Bodoh!" Lisa berteriak dengan wajah marahnya kemudian ia berhambur memeluk Migu. Ia membiarkan tubuhnya didekap hangat oleh lelaki yang selama ini ia cari. Aroma tubuh Migu masih sama, wangi segar daun mint yang terasa menenangkan.

Migu membalas pelukan Lisa, meski dia masih bingung setengah mati. Lelaki itu memejamkan mata, membiarkan perasaan aneh menjalar di sekujur tubuhnya.

Mereka melepaskan pelukan setelah satu menit, dan Lisa menarik napasnya dalam-dalam. Berusaha menguasai diri agar ia tidak menangis. Setidaknya, ia harus sadar diri kalau ini adalah pesta pernikahan Papanya dan ia tak boleh terlihat berantakan.

Setelah pelukkan itu terlepas, hening menyeruak di antara dua insan yang terjebak dalam ruangan sempit tersebut. Migu masih memandang Lisa dengan tatapan yang tak bisa perempuan itu artikan. Hanyut, rasanya Lisa tenggelam dalam gelapnya netra abu Migu. Dia terhipnotis hingga tak dapar berpaling lagi.

Dan sepersekian detik kemudian, Migu tiba-tiba menarik Lisa ke dalam pelukkannya, mencium wanita itu dengan lembut. Membiarkan semua rasa rindu yang selama ini mereka rasakan terlepas di udara.

Lisa yang tak siap dengan serangan itu hanya bisa membulatkan mata dengan kaku. Mata perempuan itu mengerjap berkali-kali, tetapi permainan lembut dan ciuman Migu yang memabukkan membuat ia serasa terhipnotis.

Kaki Lisa berjinjit sedikit, menyesuaikan tinggi dengan Migu. Tangannya terkalung pada leher lelaki itu, entah sejak kapan. Ciuman mereka semakin intens dan dalam, Lisa rasanya pusing.

Migu terlalu mahir dan andal, Lisa tidak pernah membayangkan kalau ia bisa mabuk hanya dengan sebuah 'ciuman'. Berhubung ini adalah pangutan pertamanya dengan lelaki—terlebih orang itu adalah orang yang ia cintai dan ia rindukan selama ini—ia jadi tak bisa menolak dan justru menikmati semua ini.

Lisa's Stepbrother [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang