♡11.Perdekatan.

331 140 35
                                    

Maaf kalo ada yang typo :" enjoy ia reading 😘

♡♡♡

“Kenapa Zia?” tanya Adit. “kemana Ziie?”

  Zia menoleh dengan muka yang berlenang air mata dan mata yang memerah dan membengkak sedikit.

Zia menunduk tidak bisa menjawab, bukan karena tidak bisa melainkan hatinya dan bibirnya yang menahan amarahnya supaya tidak meledak ledak setidaknya jangan dihadapan Adit.

  Adit masih fokus menunggu jawaban yang diberikan Zia, walaupun dia tahu apa yang terjadi tadi. Adit meraih tangan Zia dengan lembut mampu membuat Zia mendongak menatap kearah Adit.

“Lo bisa pulang sama gue, gue anter.” tawar Adit diselingi senyum tipis.

  Zia hanya bisa mengganguk pasrah, lagian sekarang ayahnya sedang ada diluar kota dan bundanya sedang sibuk mengurus rumah tangga.

  Mereka jalan beriringan kearah parkiran dan menaiki motor ninja biru milik Adit, Adit menggenakan helm full face yang menutupi kepalanya sedangkan Zia tidak menggunakan apa-apa karena Adit tidak membawa helm lebih.

“Gue gak bawa helm lebih, gapapakan?” tanyanya sambil menoleh kearah Zia.

“Gapapa kok, makasih.” jawab Zia dengan senyum tipis.

“Pegangan yang erat aja yah, takut jatuh soalnya bakal ngebut nih gue,” cecar Adit.

  Zia tidak menggubrisnya, mungkin bingung ia harus berpegangan kemana.

“Lo pegang bahu gue aja,” cecar Adit kembali, ia mengoyangkan bahunya bertanda yang akan dipegang Zia.

“Boleh?”

“Ia, silahkan,”

  Zia memajukan posisi duduknya dan memeluknya dari belakang, sontak Adit kaget karena ia tidak menyuruh Zia memeluknya dari belakang tapi hanya memegang bahunya saja, tapi lihat Zia memeluknya dari belakang dan nyaman.

  Jantung Adit berdetak kencang dan keringat dingin mengucur deras dilehernya tanpa bisa ditahan dan pipinya memanas hingga menimbulkan merah merona dipipi.

“Kok malah keringatan?” tanya polos Zia.

“Enggak, gue jalan nih,”

  Zia semakin mengeratkan pelukannya pada punggung Adit. Sekarang Adit telah menemukan yang ia cari.

  Angin sore menjadi saksi bisu memulainya kisah cinta Adit yang selama ini hilang, detak jantung yang tak karuan sekarang terjadi, keringat dingin yang sekarang ada dan pipi yang secara otomatis akan memanas sekarang kembali kepadanya, terjadi lagi kepadanya.

  Senja yang dulu pernah menjadi favoritnya waktu dulu datang lagi sekarang, rasa nyaman sekaligus hangat sekarang menghampirinya lagi.

“Sejuk yah anginnya,” cecar Adit.

“Ia sejuk,” jawab Zia sambil terisak.

“Ini kemana Zi?” tanya Adit.

"Belok kiri," jawab Zia.

  Zia masih menangis, air matanya mengalir deras, tidak bisa dibendung walaupun oleh telapak tangan sekalipun hatinya terasa remuk dan sesak. Adit membelokkan setang motornya kearah kiri.

  Punggung kirinya terasa basah akibat air mata Zia yang tidak kunjung berhenti. Zia turun dari motor ninja biru milik Adit dan bergumam mengucapkan terimakasih.

“Makasih kak,” gumam Zia.

“Ia,kalau ada apa-apa bilang aja ke gue, okeh?”

“Okeh, makasih.” jawab Zia.

  Adit menancapkan gasnya dan melayangkan ciuman di udara dan dibalas gidikkan geli oleh Zia, malah Zia membalas dengan lambaian tangan kanannya dengan senyuman mengembang.

  Adit sudah hilang dari pandangan Zia, dan Zia berbalik masuk kedalam rumah sebelum ia terpaku oleh handponenya yang berbunyi nyaring.

Tring!

Ziie Artha Hendrawan
Zia lo dimana? gue lagi diparkiran sekarang, sorry gue anter dulu Shafa.

Deg!

Jadi maksudnya, aku nomor dua gituh? kamu gak tau aku sakit hati disini? Batin Zia berteriak.

  Zia membanting pintu kamarnya sampai sampai kaca kamarnya agak bergetar saking kerasnya bantingan pintu, Zia tidak membalas SMS Ziie itu dan mengacuhkannya.

  Zia berbaring di ranjang warna hijau tosca kesukaannya sebelum ia mengeram marah karena handphone nya berbunyi.

ZIIE ARTHA HENDRAWAN-CALLING

Feeling so high but too far away to hold me
You know i'm the one who put you up three
Name in the sky does it every get lonely
Thinking you could live without me
Thinking you could live without me

  Nada dering telepon mati, itu tandanya Ziie sudah mengakhiri teleponnya, Zia enggan menjawab telepon dari Ziie karena takut emosinya meluap luap. Zia memutuskan untuk mengaktifkan mode pesawat dalam handponenya kemungkinan sampai besok sekolah.

♡♡♡

Panjang nih ceritanya,jadiii kita simpulkan yuk.Kalian bisa simpulkan di komentar tentang Adit okeh,namanya Adit sudah ada di prolog,namanya Adit Husniyah.

Jan lupa vote comment 😴

Makasih yang udah baca 📖 bhaii♡

ZIA-IE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang