♡20.Maaf?

276 91 10
                                    

Tring!

Adit Husniyah
gue, minta maaf..

♡♡♡

Ziie masih memandang dinding-dinding langit kamarnya dengan pandangan kosong.

Ia baru saja mendapat pesan langka dari Adit, Adit meminta maaf kepadanya..

Atas kejadian tadi kah?

Ziie juga tidak tahu, ia masih bingung.

Ziie merubah posisi berbaring ya menjadi duduk sila, ia mengambil ponsel smartphone nya.

Lalu jemarinya mengetik lincah dilayar gadget.

Ziie Artha Hendrawan
Gue juga Dit.. gue minta maaf..

♡♡♡

Kuingin~

Saat ini engkau ada disiniiii~

Tertawa bersamaku, seperti dulu lagiiii~ hooow~”

Walau hanya sebentar... Tuhan tolong kabulkanlah~

Bukannya diri ini t—”

“Udah udah Zia berhenti!” bentak kasar Iri.

“Kenapa??” tanya Zia sambil cemberut.

“Cempreng banget! tapi bagus sih bagus... Tapi lo nyanyi deket banget sama telinga gue!” jelas Iri kesal.

“Ya maap..” jawab lempeng Zia yang sedari tadi men-scroll playlist joox milik Iri.

“Ri aku mau masang lagu whithout me-halsey..” ucap Zia bergumam, tapi masih terdengar oleh Iri, “boleh gak?” tanyanya.

“Hm,” jawab Iri dengan dehaman ia masuk sibuk dengan menggambar anime!

Found you when your heart was broke
i filled your cup until it overflowed
tookit so farto keep you close
Keep your close

I was afraid to leave your on your own
I said i'd catch you if you fall~
And if they laugh then fuck em all~
And then i got your off your kness
Put your right back on your feet

Just so you cold take advantage of me
Tell me how's it fell sittin up three
Felling so high but too—

“Lho kok berhen—”

I love it when you call me senorita
i wish i could preted i don't need ya..
But every touch is ooh la la la
It's true la la la..

TIRTA OSIS - CALLING

“Hallo?”

Naon?” jawab ketus Iri.

“Eh bidadari... lagi apa nih?” tanya Tirta diseberang sana.

“Lagi n—”

“Lagi mikirin nama yah?” tanya Tirta.

“Hah? buat apa gue mikirin itu!” suara Iri dinaikkan satu oktaf.

“Nama buat calon anak kita lah sayang..”

Ukhuk! ukhukkk!

Zia terbatuk ripuh, ia terbatuk sambil tertawa!

“Siapa itu Ri?”

“Zia.” jawab Iri seadanya sambil mendelik.

“Oh..” Tirta ber-oh ria diseberang sana, “yaudah gituh aja deh bidadari.. soalnya bidadari sibuk mikirin cara kekayangan yah? maaf selendang bidadari aku sita dulu bua—”

“Tut..Tut...Tut..”

Sial! bidadari judes!

Umpat Tirta, melempar handphone nya.

♡♡♡

Sinar sang surya sudah muncul bertepatan dengan Zia yang sudah siap dengan segala perlengkapan sekolah nya sekarang, ia sedang menali pitakan sepatunya.

Sekarang ayahnya ada waktu luang untuk mengantar Zia kesolah.. akhirnya.. inilah yang selalu Zia setiap hari!

Dengan semangat ia langsung menaiki mobilnya, sedangkan papahnya hanya pakai celana tidurnya dan hanya memakai kaos dalam saja, dasar pemalasan!

Dengan sesekali menguap Ardi terus menyetir mobil dengan penuh hati hati, tidak butuh lama.. akhirnya mereka sampai dan Zia sesegera turun.

Ia langsung disambut oleh pemandangan seperti ia masuk ke SMA ini yaitu pemandangan..

Ziie sedang menaiki skeatboard kesayangannya dengan telinga yang disumpal earphone putih diselingi biru dan merah, membuat pusing jika dipandang!

Dengan tidak sadar, Ziie terus terus saja menggoyang goyangkan badannya kekiri dan kekanan untuk membelokkan skeatboardnya.

Brug!

Ziie loncat dari skeatboardnya, refleks Zia yang ada dibelakang nya loncat dengan sedikit berjerit.

“Ayam ileran!” jerit Zia kaget dan sesegera mengelus ngelus dadanya.

Ziie menoleh menemukan Zia yang terkaget kaget sendiri.

“Gapapa?”

“Hehe..” Zia menggaruk garuk tengkuknya yang tak gatal.

♡♡♡

Belajar menghargai, dan kalianpun akan dihargai oleh orang lain.

ZIA-IE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang