♡28.Regret.

223 78 5
                                    

Clara masih cemberut menaiki motor ninja biru milik Adit.

Adit yang melihat wajah asem Clara mencebik ia langsung menyampingkan motornya.

Adit melirik kebelakang dan tersenyum  lebar, “Neng, kenapa kok mukanya kaya gula kadaluarsa?” goda Adit, membuat satu tabokkan turun ke bahunya.

“Sakit kunyuk!” ringisnya.

“Bodo amat!” Clara menjulurkan lidahnya, “Tadi malem aja lo nyuruh nyuruh gue buat putus sama Malvin, giliran gue udah putus lo nya diem diem bae, kek engak peduli, ngeselin tau gak!” ucapnya panjang lebar.

Adit hanya bisa mangut mangut ia langsung mengulum senyum dan mencubit pelan pipi Clara.

“Pulang sekolah kita nonton, mau?” tanya Adit.

“Ih! beneran? mau dong!!” ucapnya semangat empat lima.

“Bagus, naek.” perintah Adit.

“Siap komandan!” ucapnya sambil hormat dan langsung menaiki motor gede itu dengan susah payah.

Baru aja kalau disogok mau, dasar kayak pejabat aja! batin Adit.

Dengan susah payah Clara menaiki motor tinggi Adit dan meniup poninya yang menghalangi matanya.

“Udah?”

“Udah dan!” jawab Clara semangat karena pulangnya diajak nonton.

♡♡♡

“Udah sarapan?” tanya Adit dilorong kantin.

“Belum Dit,” jawab Clara.

“Sarapan dulu gih.” suruh Adit sambil menunjuk mengunakan dagu.

“Temenin..” rengek Clara manja.

Adit mencebik, “ia deh..” jawabnya pasrah.

“Yey!” senyum Clara terbit menghias paras cantiknya, Adit mengulum senyum hatinya terasa senang melihat sahabatnya tidak lagi sedih.

Apakah hanya sebuah perasaan sahabat?

Entahlah, Adit juga tidak tahu dan Clara juga tidak tahu mereka sama sama tidak tahu perasaan masing masing.

Adit duduk dikursi kantin memerhatikan Clara yang sibuk tawar menawar soal harga bubur yang sekarang meroket tinggi.

"ADIT!!! SINI DEH!!" teriak Clara.

Adit bangkit dari kursinya lalu ia menghampiri Clara.

“Hm?” tanya malas Adit.

“Masak bubur sekarang harganya dua belas ribu sih?” tanya Clara lugu, bibirnya melengkung keatas. Cemberut.

“Gue yang bayar, Ra..” jawab Adit lalu berbalik badan.

Clara tersenyum lebar lalu mencubit cubit pipi Adit, “Makasih kamu baik banget!!!” ucapnya.

Adit tidak merespon masih tetap sama cueknya lalu ia berjalan, matanya menangkap, masa lalunya..

Zia.

Ia sedang bersenda gurau dengan kekasihnya yaitu Ziie, dengan disela selanya tertawa ngakak.

Adit masih diam menatap lurus kedepan.

Zia duduk didepannya menatap bola mata Adit, Adit tersadar kealam sadarnya.

“Kak Adit pulang sekolah kita belajar lagi kah?” tanya Zia.

Adit membuang muka, “Gak usah, gue bisa minta ajarin sama Clara.” jawabnya cuek.

Zia menghela nafas, “Tapi aku di—”

Adit bangkit dari duduknya, “Udah gue bilang gue diajarin sama Clara aja, budeg lo?!” suara Adit dinaikkan satu oktaf, ia kesal. Merasa diremehkan.

“Ma—maaf kak..” ucap Zia menunduk.

“Eh lo kenapa bentak bentak cewek hah? laki bukan lo?!!” ucap Ziie yang mendengar hentakkan Adit.

Adit tidak menjawab ia malas kembali duduk dan merapikan alat alat yang sempat ia keluarkan tadi.

“Beraninya sama cewek!” lanjut Ziie.

Bruk!

Buku paket terjun bebas mengenai pipi Ziie, Adit melempar buku paket tebal yang berjudul 'matematika' yang dibawa Zia kearah Ziie, karena kesal.

Adit bangkit lalu menarik lengan Clara.

“Makannya dikelas aja.” ucap Adit menarik erat tangan Clara.

♡♡♡

Vote cuy!

Belajarlah menghargai dan Anda akan dihargai.

ZIA-IE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang