♡18.Gue atau Dia?

269 102 20
                                    

Maaf kalo ada yang typo :" enjoy is reading 😘

♡♡♡


Shafa turun dari mobil, dan langsung menggenggam tangan Ziie dan reaksi Ziie adalah?

Membalasnya!

Senyum Shafa tercetak indah di wajahnya, hari ini mungkin hari keberuntungannya!

Sepasang mata tertuju pada mereka yang menurut mereka itu tidak cocok.

“Emang cocok yah?”

“Engak men!”

“Gue mah dukung kak Ziie sama dekel yang sapa sih namanya?Mia? Nia gituh?”

“Zia monyong! beda jauh.. sama Mia,”

“Ia cocokan sama dia! pokoknya mereka harus bersatu!”

“Emang best couple banget!”

Shafa mendelik, telinganya merasa panas, hatinya juga geram dan mulutnya juga sudah gatal untuk membalas perkataan busuk mereka!

Ziie masih terlihat datar dari manapun kalian melihatnya, datar dan tenang. Hanya itu yang Ziie punya, dan raut wajahnya mulai berubah melihat Zia dirangkul oleh,

Oleh sahabatnya Adit.

Refleks Ziie mengempis tangan Shafa kasar, dan pura pura tidak mendengar ringisan yang keluar dari mulut Shafa.

“Aww!”

Ziie masih mematung ditempat, tatapannya masih fokus tertuju pada orang didepannya yang memamerkan kemesraan didepan umum.

“Ziie kok tib—”

Shafa melihat yang Ziie lihat, hatinya sesak.. tidak bisa berfikir jernih dan langsung menarik Ziie dari tempatnya.

“Ikut aku!” titah Shafa yang menarik tangan kiri Ziie.

Lepas.” sahut Ziie datar tanpa ekspresi.

“Engak!”

“Lepas!” Shafa membalikkan tubuhnya dan mendongak, terlihat bola mata coklat terang yang menyinar memperlihatkan amarah yang sedang ia kendalikan, refleks Shafa melepaskan genggamannya.

Ziie membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju tempat tadi, Shafa hanya bisa berjalan dibelakang tubuh tinggi Ziie dan meremas remas jazz abu-abu osisnya.

“Ngapain disini?” tanya Ziie.

Zia menoleh, melihat mantan gebetannya sedang melihat dirinya dengan emosi.

Zia hanya bisa menunduk, meremas remas kukunya dibawah rok mini abu abunya.

“Harusnya gue yang nanya ke lo.” jawab santai Adit yang masih setia dengan mangkuk empek-empek nya.

“Gue pinjem Zia, boleh?” tanya Ziie serius.

“Gak.” jawab datar Adit yang sekarang sibuk mengunyah makanannya.

“Kenapa?”

“Karena gue pacarnya bukan lo!” Adit berdiri dari duduknya, dan Ziie yang melihat itu refleks langsung mundur, Zia yang melihat itu langsung berdiri juga mencekal tangan Adit yang hampir melayangkan bogeman mentah di pipi Ziie.

Adit mendengus, Ziie masih didalam posisinya, datar dan tenang.

Sedangkan Zia sedang gentir, ia tidak tahu siapa yang harus ia bela.

“Gue atau Adit?”

Zia membelalakkan matanya, dan beralih menatap Ziie dengan mata yang terbuka sempurna.

ZIA-IE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang