12. Confession

2.7K 325 13
                                    

"Danis."

Panggilan lirih dari Naya membuat Danis menoleh, dari tadi Danis menunggu sambil mengetukkan jarinya di atas meja.

"Iya?"

"Sorry, tadi itu..."

"Tadi itu?"

"Tadi... Sorry ya."

Apaan sih? Muter-muter terus.

Perempuan itu menunduk karena malu, sedangkan Danis masih setia mendengarkan kalimat Naya yang sepertinya belum selesai.

"Udah? Gitu doang?"

Danis menaikkan sebelah alisnya samar.

"Eh, enggak gitu."

Tuh kan, jadi salah tingkah.

"Ya terus?"

"Ya pokoknya sorry karena kamu jadi terlibat sandiwara konyol tadi."

Ya untung saja Naya tidak sampai joget sorry-sorry di depan Danis. Konyol. Dia ingin mengatakan hal yang membuatnya bimbang belakangan ini tapi... dia tidak bisa, dia malu. Untuk mengalihkan rasa malunya, diapun menggapai jus strawberry yang terlihat masih sisa setengah.

"Sayang banget cuma sandiwara, padahal maunya beneran hehe, santai aja."

"Uhuk-uhuk!"
Apa dia menyindir Naya?

Sialan Danis, Naya jadi tersedak.

"Ee eh, kamu gak apa-apa?"

"Ehm, apa?"

Naya menjawab seperlunya, saluran napasnya masih sakit karena setetes air yang masuk melewati katup epiglotisnya.

"Kok lucu sih."

"Emangnya badut, lucu."

Gak lucu sih, beneran. Tapi kok Danis ketawa.

"Tadi itu sebenernya aku nyariin kamu di HRD, eh ternyata udah selesai wawancaranya."

"Lho, kamu emangnya gak sibuk?"

"-dan kamu ternyata udah pulang duluan. Tadi sih gak sibuk, kebetulan kerjaan hari ini selesai lebih cepet, jadi niatnya mau ajakin kamu makan siang bareng."

"Trus yang ada sedikit masalah tadi, bukan sungguhan?"


"Ya enggak lah, akal-akalan aku aja."

What the hell!

"Lah, dasar. Eh btw kamu dari tadi ngobrolin apa ya sama Julian? Kok ajaib banget muka dia, aneh."

"Apa, enggak ada apa-apa, gak ada yang aneh kok."

"Terus kenapa dong?"

"Ya gak tahu. Aku sih biasa aja."

"Bikin penasaran."
Tatapanku menyelidik pada Danis.

Setelah itu, mereka masih diam. Antara ingin bicara tapi tertahan, antara ingin melupakan tapi menolak lupa. Naya dibuat pusing dengan pikirannya sendiri, selalu begitu.

MY DESTINY (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang