1. Her Own World

9.6K 626 34
                                    

Pagi ini Naya memiliki janji dengan ketiga temannya, Rena, Stevia, dan Gadis. Bunyi alarm sudah menjadi penanda bangun rutinnya setiap pagi. Dengan mata yang sedikit terbuka ia membaca salah satu pesan yang baru saja masuk.

"Nay, jangan lupa ya jam 11 di Mars cafe."

Pesan itu datang dari siapa lagi kalau bukan Rena. Dia memang terlalu semangat kalau menyangkut urusan membuat acara, padahal juga hanya nongkrong dan berbincang hal yang tidak penting. Paling-paling juga berghibah, astaga.

Masih ada waktu lima jam dari sekarang, Naya memilih untuk melanjutkan kegiatan rutin bersih-bersih rumah terlebih dahulu. Bukan bersih-bersih secara keseluruhan sih, toh sudah dilakukan oleh asisten rumah tangganya - si bibi. Dia hanya merapikan hal-hal pribadi yang lebih suka untuk dia lakukan sendiri, misalnya merapikan tempat tidur, merapikan kamar, dan mencuci pakaian dalam, ups.

"NAY, tuh dicari Rena di depan."

"Eh copot! Mas Jeff! YA AMPUN EYELINERKU!"
Astaga! Keributan hari ini telah dimulai.

Salahkan pada oknum yang bernama Jeffrey yang baru saja menyembulkan wajahnya dari daun pintu kamar sang adik dengan ekspresi tanpa dosanya. Suara kakinya saja tidak terdengar, hal itu membuat adiknya terkejut dan mengakibatkan pipi sang adik tercoret garis abstrak yang berasal dari eyeliner pen-nya.

"Hahaha. Sorry."
Sepersekian detik kemudian, Jeffrey sudah menghilang dari tempat munculnya tadi.

Awas saja ya kalo ketemu lagi.

Naya hanya bermonolog dalam hati, sambil menahan rasa sebalnya yang sudah diujung. Bagaimana tidak sebal? Hanya tinggal satu oles lagi, dan BOOM! Mau tidak mau dia harus membetulkan make up kacaunya itu, sementara Rena masih bersedia menunggu di depan rumahnya.

Saat keluar dari kamar, dia melihat kakaknya sedang berjongkok mengambil sesuatu dari kolong kursi yang ada di ruang keluarga. Saking seriusnya Jeffrey, dia tidak tahu jika sang adik tengah berada di belakangnya, dan muncullah suatu ide jahil Naya.

JEDUK!

"AW!"
Jeffrey sukses jatuh terguling dengan tidak elitnya. Secepatnya dia menoleh ke belakang. Namun karena kalah dengan kecepatan berlari kilat sang adik, membuat dia hanya bisa celingukan mencari Naya yang sudah sukses berada di depan teras.

"Ren, cepet ren tancap gas."
Ucap Naya - sambil memakai helm - pada Rena yang ikut panik seraya mencerna perintah dadakan tersebut. 10 detik kemudian motor Renapun berjalan.

"NAYA! DASAR ADEK TIDAK TAHU DIRI!"
Walaupun motor Rena sudah berjalan sejauh ratusan meter, suara Jeffrey masih bisa terdengar di telinga sang adik.

Naya langsung tertawa cekikikan dalam boncengan Rena.

"Nay, kali ini kamu apaan sih kakak kamu?"

"Aku tendang, habisnya kesel."

"What? Dasar jahat banget sih."

"Biarin, salah sendiri dia yang duluan"

Kalo sudah begini, percuma menasehati. Mereka berdua memang sudah seperti anjing dan kucing.

***

Suasana dalam cafe kali ini tampak sepi. Mereka berempat adalah pelanggan pertama hari ini, karena cafe memang baru dibuka pukul 11, dan biasanya akan ramai saat nanti jam makan siang.

"Ren, kemaren aku ketemu Lucas loh." Ucap Stevia membuka obrolan. Rena yang tadinya sibuk menggigit sedotan dari gelas minumannya sempat membeku sesaat. Tapi tidak lama dia sudah bisa mengatur ekspresinya kembali seperti semula. Dia tidak ingin teman-temannya tahu kalo dia sebenarnya belum bisa melupakan mantannya itu.

MY DESTINY (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang