memang

670 60 7
                                    

Sebulan sudah pempelajaran dimulai. Banyak murid murid yang makin akrab, entah itu sesama kelas maupun beda.

Halilintar melangkah memasuki kelas, ia memutar bola matanya ketika melihat orang yang akan mengganggu paginya.

"Pagi Halilintar" Taufan menyapa Halilintar yang melangkah masuk. Matanya membesar seperti orang yang meminta sesuatu.

"Hm"

"Gimana kamu mau ikut basket bareng aku dan Blaze"

"Gak"

"Ayolah. Basket itu seru"

"Jangan ganggu aku"

Halilintar meletakkan tasnya di atas meja. Seperti biasa dia akan membaca novel yang tiap minggu di gantinya.

"Lin, plis. Kamukan jago basket"

"Brisik"

Taufan terus memaksa Halilintar. Hingga ia lelah sendiri bertanya. Setengah jam ia hanya terdiam sambil melirik sekeliling yang masih kosong.

"Pagi Blaze. Kau menyelamatkan aku" Taufan berlari mendekati Blaze yang memasuki kelas. Lega baginya yang tak suka keheningan.

"Mang kamu kenapa" Blaze tersenyum walau sedikit terasa risih dengan genggaman tangan Taufan.

"Ah gak jadi" Taufan berjalan kembali kemejanya.

"Oh iya. Halilintar jadi ikut kagak"

"Aku gak pernah mau"

"Plis bantu aku. Timnya harus bertujuh untuk mau latian"

"Hm"

Blaze pun mulai kesal dengan Halilintar. Ia melangkah meletakkan tasnya, dan pergi keluar kelas bersama Taufan.

Murid murid lain mulai datang. Halilintar sudah bosan dengan bacaannya, ia melangkah ingin menyusul Taufan dan Blaze. Tapi langkahnya terhenti ketika Gempa melangkah memasuki kelas.

"Pagi Halilintar" sapa Gempa yang melihat Halilintar. Halilintar hanya menatap datar dan meneruskan langkahnya.

***

Bel istirahat terdengar nyaring. Siswa dan siswi mulai keluar dari kelasnya dan berbelanja di kantin.

"Fan jajan kuy" Blaze berlari mendekati meja Taufan dan Halilintar.

"Hmm yuk" Taufan melangkah mendekati Blaze. "Lin gak ikut?" Matanya menatap teman sebangkunya itu. Halilintar mengangguk dan mereka pun jalan keluar.

"Mau beli apa?aku laper" Blaze bertanya dengan wajah memelasnya.

"Aku mau snack aja"

"Serah"

Mereka pun memesan apa yang mereka ingin beli, lantas duduk di salah satu meja di sudut kantin.

"Oh iya, bereneran ulangan matematikannya minggu ini?" Tanya Blaze

"Ahh minggu ini?!!"

"Makanannya datang" sambung Halilintar dengan datarnya, ia malas membahas ulangan yang di majukan itu.

Datanglah tiga piring nasi goreng. Blaze yang sudah kelaparan langsung melahap makanan yang ada di hadapannya. Halilintar juga mengambil sepiring nasi itu dan memakannya.

"Eh kok ada tiga piring?kan kalian aja yang makan?" Tanya Taufan yang bingung.

"Makanlah" ucap Halilintar di sela suapannya

"Tapi aku masih kenyang dengan snack ini"

"Berhentilah ekting"

Lantas terdengar suara perut Taufan yang kelaparan. Blaze yang mendengarnya tertawa terbahak bahak, dan tersedak karna tawanya.

"Hahaha, kalau laper makan aja. Jugaan Hali yang teraktir, kan lumayan"

"Iya ya aku makan" jawab Taufan dengan wajah memerah

Lima menit berlangsung dengan cepat, piring Halilintar sudah bersih dari nasi. Ia melangkah mengembalikan piring lantas berjalan melewati Blaze dan Taufan.

"Kau mau kemana?" Tanya Blaze yang kesal karna di tinggal

"Kelas"

"Ihs dasar!, sukur dia temanku" keluh Blaze yang kesal karna ke iritan kata dari Halilintar. Taufan hanya tertawa kecil melihat temannya itu. "Sudahlah Blaze" ucapnya.

***

"Eh apa salahku? lepaskan aku" terlihat seorang siswa sedang di tarik tarik. Wajahnya penuh dengan pukulan.

"Lepaskan dia!" Halilintar yang melihatnya lantas menghampiri siswa itu.

"Siapa kau mau menghentikanku" jawab siswa yang menarik. Wajahnya terlihat sangat sinis.

Satu pukulan mendarat di pipi siswa berandal itu. "Aku bukan siapa siapa. Tapi kau tak pantas berbuat seperti berandal" ucap Halilintar setelah pukulan itu.

"Kepa**t" siswa itu balik memukul, namun Halilintar dapat menghindar. Setelah menghindar Hali lantas memukul siswa itu lagi.

"Kalian berhenti!" Terlihat guru yang melihat pertengkaran Halilintar dan siswa itu.

"Ikut saya ke BK" titah guru tersebut. Halilintar dan siswa itu hanya mengikuti dari belakang.

***
"Mau jadi apa kalian! Berlagak kayak preman. Ini sekolah!"

"Saya tidak bersalah pak, dia yang memukul saya dengan keras" ucap siswa itu membela diri.

"Saya memang bersalah telah memukul dia"

"Baik Andi kamu bisa keluar. Dan kamu Halilintar, bapak tanya kenapa kenapa memukul Andi"

"Bapak bisa lihat cctvkan"

"Kamu ini saya tanya baik baik jawabnya kayak gitu. Kamu saya hukum membersihkan kamar mandi selama seminggu. Dan saya akan panggil orang tua kamu"

***
Hai balik lagi sama author yang penuh dosa ini.

Ok gak perlu curhat lama lama, author mau nayak gimana ceritanya?

Gak bagus ya, mohon komenya dan trims udah baca.

Jangan kapok.

LALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang