"Dia orang yang beda.
Aku ingin kenal dia
Dibandingkan
Kamu."===
Author.
Kelas Jihan hari ini ramai akan gosip terbaru, terpanas, Ter Ter Ter bikin ramai. Jihan bahkan dibuat tak bisa tidur tenang, matanya mengantuk akibat semalam ia mengerjakan tugas Arvin yang sangat sangat banyak.
Jihan menatap sekumpulan anak perempuan yang hobinya ghibah, ghibah dan ghibah.
"Ehh.... Lo belum lihat tuh anak baru kan?"
"Emangnya lo udah liat?"
"Belum sih, tapi katanya tuh anak ganteng pake banget."
"Halah iya kalo ganteng beneran, kalo jelek kayak Sapri mau ape lo?"
"Yah nggak gitu juga kali."
"Tapi lo tau nggak dia pindah gegara apa?"
"Kalo nggak salah denger, dia dikeluarin gara-gara berantem mulu."
"Berarti saingannya Arvin dong? Tapi nakalan tuh nak baru kayaknya."
"Iye iye, setuju gua."
Begitu beberapa ucapan mereka yang dapat Jihan dengar dengan jelas. Untungnya apa coba kepoin anak baru, dan lagi Jihan merasa terganggu kala mereka berjerit histeris saat mendapatkan notifikasi yang isinya foto tuh anak baru. Jihan tidak penasaran sama sekali, toh nanti anak itu akan datang sendiri. Jihan menatap kursi disebelahnya, bergumam pelan memohon.
"Semoga dia nggak duduk di samping ku."
Sesaat mengatakan itu suara Bu Ayin yang mengucapkan salam membuat murid yang awalnya duduk berkelompok dan ribut, kini kembali duduk di bangku masing-masing.
"Okey anak-anak hari ini kita kedatangan teman baru." Ucap Bu Ayin menatap muridnya satu persatu.
"Silahkan masuk." Suruhnya sembari menatap pintu.
Semua mata menatap kearah pintu. Tubuh jangkung beserta rambut yang dipotong pendek, memperjelas aura tegas dari dalam dirinya. Hidung mancung, alis tebal, dan kulit yang sawo matang.
Tampan.
Tatapan memuja dari seluruh siswi membuat para lelaki berdecih meremehkan. Jihan hanya menatap datar, ia boleh akui cowok itu memang tampan namun ia tidak tertarik sama sekali.
Cowok itu berdiri disebelah Bu Ayin. Tatapan matanya tajam, menatap seluruh siswa siswi yang akan menjadi temannya selama beberapa bulan kedepan.
"Silahkan perkenalkan diri kamu terlebih dahulu."
"Gue Antariksa." Ucapnya dengan senyum tipis.
Jihan tak sadar ada lesung pipi yang menghiasi pipi cowok itu, ia bahkan terpesona saat cowok itu menarik sudut bibirnya.
"Anta kamu duduk disampingnya Jihan."
Bu Ayin menunjuk ke arah Jihan yang sedang menatapnya.
Jihan tak bersuara sama sekali, percuma karena hanya dirinya yang duduk sendiri. Miris.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me (?)
Teen FictionJika perpisahan adalah hal yang terbaik. Mengapa kita harus bertemu? Mengapa harus hati yang menjadi korbannya? Mengapa harus ada tangis yang menjadi soundtrack ketika kata pisah yang terucap? Semua hal itu masih terngiang jelas di fikiran Jihan Ana...