"Kenyataan buruk mulai menghantui aku, mulai membuat aku takut untuk tertawa lagi. Karena aku tau, tawa ku hanya mengundang tangis."
===
Author.
Cahaya matahari menembus melalui celah-celah gorden kamar bernuansa biru laut itu. Sang penghuni masih tertidur diatas ranjang berukuran queen size itu, soalnya semalam ia tak bisa tertidur akibat sakit yang muncul.
Drrt.. drrt...
Suara getaran dari ponselnya membuat ia bergerak, hari ini hari libur. Oleh sebab itu ia manfaatkan dengan baik untuk beristirahat.
Drrt... Drrt..
Suara ponselnya kembali bergetar, ia akhirnya terpaksa bangun. Ia lalu menatap ponsel itu, melihat pesan yang tertera.
Dari Antariksa rupanya.
Antariksa.
"Lo lupa kalo hari ini lo harus periksa ke dokter?"Jihan menepuk pelan jidatnya.
"Ya ampun aku pake lupa lagi."
Setelah itu jari-jari lentiknya mulai menari di papan keyboard.
Jihan
"Aku lupa Nta, tapi kan baru jam berapa."Tak sampai semenit, ponsel Jihan kembali bergetar.
Antariksa
"Dasar, lo siap-siap gih. Mandi, ntar gue jemput."Setelah membaca balasan Anta, Jihan tersenyum simpul. Anta memang dapat diandalkan, dan Jihan rasa Anta memang yang terbaik dan yang paling baik.
Jihan
"Siap Anta."Sehabis mengirimkan Anta pesan Jihan bangkit dari duduknya. Ia segera pergi ke kamar mandi, bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit.
Tak sampai sejam Jihan sudah selesai berdandan, ia hanya mengenakan pakaian yang casual. Setidaknya ia rapi untuk bertemu dokter nanti.
Setelah mengambil ponselnya yang ia charger, Jihan mendapat panggilan masuk dari Antariksa.
"Halo Nta."
"Halo Han, gue udah di depan nih."
"Ehh.... Tunggu bentar, aku turun sekarang." Sembari berucap Jihan buru-buru turun.
Setelah mematikan ponselnya, Jihan membuka pintunya. Ia melihat Anta sedang duduk diatas motor trail miliknya, tersenyum pada Anta lalu menguci rumahnya. Setelah itu ia berjalan sembari membalas senyuman itu.
"Maaf yah, aku ketiduran." Ucap Jihan, tanpa alasan yang takut ia katakan.
"Kenapa lo bisa ketiduran? Biasanya paling cepet bangun."
Jihan terdiam, tangannya memainkan tali Sling bag miliknya.
"Mimpi buruk lagi? Atau penyakit lo kambuh?" Tepat sasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me (?)
TienerfictieJika perpisahan adalah hal yang terbaik. Mengapa kita harus bertemu? Mengapa harus hati yang menjadi korbannya? Mengapa harus ada tangis yang menjadi soundtrack ketika kata pisah yang terucap? Semua hal itu masih terngiang jelas di fikiran Jihan Ana...