13. Rahasia Kecil Jihan

11 0 0
                                    

"Kamu adalah temanku, bahkan mungkin sudah ku anggap sahabat. Dan aku percaya kan padamu rahasia kecil ku."

===

Author.

"Halo?" Suara serak terdengar diujung sana.

"Halo? Jihan, lo kenapa nggak masuk sekolah?"

Itu Jihan dan Anta.

Anta khawatir karena sudah seminggu lebih Jihan tidak masuk sekolah, dan para guru pun tidak ada yang menyinggung soal kehadiran Jihan di kelas. Oleh karena itu ia menghubungi gadis itu.

"Aku.... Aku malu buat bilang sama kamu Nta." Ucap Jihan.

Anta mendapatkan gelagat aneh dari sikap dan suara Jihan, dan ia yakin gadis itu pasti menutupi sesuatu yang pastinya sangat rahasia.

"Ya udah, nggak pa-pa. Tapi lo dirumah kan?" Tanya Anta.

"Iya, aku lagi dirumah." Jawab Jihan.

Anta tersenyum licik. Ia tahu Jihan itu gampang untuk di tipu dan terlalu polos, dan ia memilih mengalah tapi setelah itu ia akan menyerang secara mendadak.

"Udah ada guru nih, gue matiin yah?"

"Iya Nta, belajar yang bener."

Setelah itu Anta mematikan ponselnya, dasar Jihan terlalu polos. Padahal guru hari ini rapat, jadi ia memilih bolos. Anta mengambil tasnya, lalu berjalan keluar kelas. Namun matanya menangkap soso jangkung yang sudah sangat ia kenal.

Arvin.

"Lo mau kemana?"

"Mau cabut nih gue, gabut gue dikelas."

Setelah mengatakan itu Anta ingin melanjutkan langkahnya, namun suara Arvin membuat ia menoleh lagi pada cowok itu.

"Jihan gimana?"

"Masih kayak biasanya, nggak ada kabar." Ucap Anta berbohong.

Mengapa? Karena Anta tau Jihan menghindari Arvin. Jihan masih ingin sendiri dahulu, setelah kejadian menyakitkan dibelakang sekolah. Dan Anta tau itu dari cerita Jihan, karena Jihan dan Anta sudah saling percaya.

"Jihan nggak pernah cerita apapun ke lo?"

Anta heran, Arvin tumben khawatir pada Jihan. Biasanya ia mencari kalau ada maunya, kecuali sesudah bermain permainan itu.

Ingin sekali Anta mengatakan semua yang Jihan rasakan akibat ulah Arvin, namun ia ingin Jihan sendiri yang mengungkapkan isi hatinya. Setidaknya membuat Jihan lega karena sudah melepaskan beban di hatinya.

"Nggak."

Arvin diam.

Ia ingin sekali bertanya banyak hal pada Anta, namun cowok itu sepertinya sedang terburu-buru dan Arvin juga gengsi.

"Nggak ada lagi kan yang mau lo tanya, gue buru-buru nih."

"Yoi sob." Sesudah Arvin mengatakan itu Anta pergi.

Arvin curiga ada yang aneh dari Anta akhir-akhir ini. Dan ia malu untuk menanyakan hal itu, jadi dia memilih diam.

Diparkiran Anta menaiki motornya dan melaju meninggalkan sekolah yang gerbangnya memang terbuka. Ia ingin sekali cepat-cepat bertemu gadis manis itu, ingin sekali ia mengajukan banyak pertanyaan yang saat ini bersarang di pikirannya.

Setelah dua puluh menit akhirnya ia sampai di depan rumah Jihan, pagarnya memang dikunci hanya dari dalam dan itu memudahkan Anta masuk. Setelah memarkirkan motornya ia mengetuk pintu rumah gadis itu.

Stay With Me (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang