"Kamu mulai aneh, ada
Bagian dari dirimu
Yang mulai aku
Benci."===
Author.
"Lo jadi cewek jangan kegatelan sama Arvin! Lo nggak tau Arvin itu punya Clara?! Jangan jadi parasit di hubungan orang lain!" Bentak seorang gadis dengan songongnya.
Jihan dipojokkan dikamar mandi lagi, kali ini dengan tiga orang kakak kelas. Mungkin mereka teman Clara, iya mereka punya hubungan baik dengan Clara tapi dengan Jihan? Tolong jangan tanya lagi ia sama sekali tak punya teman di sekolah.
"Kalo punya mulut tuh jawab!" Bentak lagi dengan orang yang berbeda.
Plak!
Suara tamparan menggema di toilet perempuan yang kali ini sangat sepi. Jihan tetap diam tak berkutik, walau rasa panas dari tamparan itu sangat terasa dan meninggalkan jejak di pipinya.
"Sini lo!"
Gadis yang menamparnya tadi menjambak rambut Jihan, menariknya kearah wastafel yang sudah digenangkan air hingga penuh. Ia mendorong kepala Jihan agar tenggelam sepenuhnya, membiarkan gadis itu meronta-ronta karena hampir kehabisan nafas. Gadis itu menarik kepala Jihan agar keluar dari wastafel lalu membalikkan dirinya agar menghadap kearah mereka bertiga.
Plak!
Plak!
Plak!
Masing-masing satu dari mereka melayangkan tamparan dengan sangat ganas tanpa rasa kasihan. Jihan hanya diam, air mata itu sudah bersatu dengan air yang berasal dari wastafel itu. Bibirnya robek dan pipinya bengkak, keadaannya benar-benar mengenaskan. Ia lalu kembali dihadapkan dengan wastafel dan menenggelamkan kepalanya hingga ia benar-benar meronta, setelah melakukan itu mereka bertiga melepaskan jambakan dari rambut Jihan hingga membiarkan gadis itu ambruk dilantai.
"Gue ingetin, jangan jadi parasit atau benalu Arvin lagi. Lo nggak lebih dari cewek yang suka ngerusak hubungan orang lain, nggak punya harga diri dan tentunya murahan." Ucap gadis itu.
Jihan benar-benar kacau, ucapan dan perlakuan mereka membekas dengan jelas dipikirannya. Ia sadar diri bahwa ia memang selalu ada didekat cowok itu tanpa ia mau. Ia bangkit berdiri, merapihkan dirinya lalu berjalan kearah kelasnya. Saat di perjalanan ia berhadapan dengan Arvin dan Clara, Arvin yang mengalungkan lengannya di pundak Clara. Jihan hanya berjalan lurus tanpa berniat bertegur sapa dengan mereka berdua.
Arvin menyadari bahwa gadis itu adalah Jihan. Ia tak ingin menegur gadis itu, tapi keadaannya yang kacau dan luka di wajahnya membuat ia berbalik hendak menghampiri gadis itu. Clara segera menarik tangan Arvin agar tak pergi ke Jihan.
"Kamu mau kemana Vin?" Tanya Clara basa basi, ia sebenarnya tahu bahwa Arvin akan pergi kearah Jihan.
"Ha? Nggak aku cuman mau nyuruh Jihan kerjain PR aku." Tukasnya berbohong.
"Beneran?"
"Iya sayang." Ucap Avrin disertai mengacak lembut rambut Clara.
Mereka mulai melupakan Jihan, mulai menyisihkan Jihan, mulai tak memperdulikan Jihan. Karena pada dasarnya Jihan hanya menjadi seseorang yang selalu terbuang bagi Arvin dan Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me (?)
Ficção AdolescenteJika perpisahan adalah hal yang terbaik. Mengapa kita harus bertemu? Mengapa harus hati yang menjadi korbannya? Mengapa harus ada tangis yang menjadi soundtrack ketika kata pisah yang terucap? Semua hal itu masih terngiang jelas di fikiran Jihan Ana...