11. Tawa

9 0 0
                                    

Khusus Arvin dan Jihan yah, Part ini.

.....

"Aku tak tahu, ini akan bertahan lama atau hanya sementara. Tapi ini cukup bagiku, tertawa bersama tanpa menghawatirkan masalah yang akan datang."

===

Author.

Mereka berdua sedang duduk berdampingan di keheningannya taman kota. Saling diam, namun punya berjuta-juta kalimat yang ingin di sampaikan.

Canggung.

"Lo kenapa menjauh?" Pertanyaan pertama dari cowok itu.

Gadis itu hanya diam, berusaha mengatur detak jantung yang menggila. Berusaha sadar, bahwa ia harus menahan perasaan yang dari hari semakin membuat ia bingung.

Mereka adalah....

Arvin dan Jihan.

"Gue nggak mau ada bentakan kali ini dari mulut gue, jadi kalo gue masih bicara baik-baik, lo juga harus jawab dengan baik-baik." Ucap Arvin.

Jihan menghela nafas pelan. Arvin benar, ia hanya perlu menjawab dengan baik agar tak ada pertengkaran lagi.

"Kamu...." Jihan melirik Arvin. "Mau ngomong apa?"

Arvin bernafas lega, ia fikir Jihan akan marah dan memilih diam. Tapi nyatanya gadis itu memilih membuang egonya.

"Lo kenapa menjauh?" Pertanyaan itu lagi.

Arvin memang memilih to the points dari pada basa-basi tidak jelas.

"Nggak, aku cuman nggak enak badan aja."

Arvin tahu gadis itu berbohong, ia yakin ada hal yang berusaha Jihan tutupi dengan keras. Dan Arvin tidak bodoh untuk tidak perduli.

"Jangan bohong Jihan."

Jihan memainkan kukunya, ketika gugup melanda. Ia takut jika berbicara jujur, karena seperti biasa jika ada masalah ia memilih mengalah. Berusaha menutupi, walaupun ia terluka dan sendiri.

"Kalo aku ngomong ini kamu jangan percaya yah." Ucap Jihan sembari berbicara dan menatap dalam mata Arvin.

Arvin tercengang, ini pertama kalinya mereka bertatapan. Ia merasakan hal aneh itu lagi.

"Kenapa?"

"Karena selalunya akan seperti itu Vin, aku memilih kamu jangan percaya sama aku dibandingkan kamu nggak percaya dengan semua orang."

Arvin yakin yang akan gadis itu bicarakan adalah hal terpenting dan sangat jujur dari dalam hati gadis itu. Dan apa maksud dari ia yang tidak boleh percaya semua omongan gadis itu.

"Oke, jadi lo sekarang harus cerita."

Jihan mengangguk.

"Aku nggak menjaga jarak, aku hanya berusaha mundur dengan perlahan akibat ucapan Clara waktu di kantin. Ia menyuruh aku untuk sadar diri bahwa aku nggak lebih murah dari sampah, aku nggak lebih murah dari semua jalang. Aku yang katanya penggoda tidak tahu diri." Ucap Jihan dengan senyuman.

Stay With Me (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang