"Aku berterima kasih untuk kamu, kamu yang sudah membuat aku merasakan sedikit kebahagiaan walaupun dalam kesakitan. Kamu yang sudah membuat aku kembali tersenyum walaupun dalam tangisan, aku hanya ingin bilang. Terima Kasih."
===
Author.
"Hahahaha...... Aduh Nta, perut ku sakit nih." Suara itu terdengar bahagia.
"Lo kok receh banget Han?"
"Receh gimana Anta, itu emang lucu kok." Ucapnya sewot.
"Santuy oy."
Gadis itu terkekeh.
Mereka. Antariksa dan Jihan.
Mereka sedang duduk di belakang taman sekolah, saat ini waktu istirahat. Dan mereka memutuskan untuk duduk disini, namun sebenarnya Jihan hanya ingin menjauh untuk sementara dan Anta tau akan hal itu.
Namun di detik berikutnya tangan Jihan mulai bergetar, sakit kepala yang tiba-tiba mulai muncul membuat ia berteriak. Rasa sakit itu kembali menyiksa dirinya, kembali membuat ia menangis sembari berteriak. Jihan benci dirinya, karena terlihat seperti ini dihadapan Anta. Ia tak ingin Anta melihat penyakitnya semakin menggerogoti tiap titik ditubuhnya.
"AAA!!!!! SAKIT!" Teriak Jihan.
Sedangkan Anta, cowok itu segera membawa Jihan kedalam dekapannya. Ia sembari berkata dengan begitu pelan dan lembut.
"Lo baik-baik aja Han, lo nggak boleh gini di hadapan Arvin. Lo pasti baik-baik aja."
Sedangkan Jihan gadis itu masih menangis walaupun sudah tidak berteriak histeris seperti tadi. Rasa sakit itu baru ia rasakan, biasanya ia hanya kejang dan mual. Namun kali ini rasanya sangat menyakitkan, kali ini rasanya seakan membunuh dirinya.
Anta hanya berusaha menahan air mata yang sudah berada diujung pelupuk matanya. Ia berusaha untuk tidak menangis. Keadaan Jihan mulai berangsur baik. Setelah itu ia menangis dalam pelukan cowok itu.
"Sakit Nta, rasanya benar-benar sakit. Aku.... aku takut, aku nggak kuat." Ucap Jihan sembari menangis dalam dekapan cowok itu.
Anta mengelus pelan rambut gadis itu.
"Lo kuat Han, lo cewek terkuat yang pernah gue liat. Gue yakin.... Gue yakin lo bisa sem---"
"Itu mustahil Nta. Kamu harus sadar, aku nggak sekuat dulu. Aku sekarang udah nggak bisa untuk terlihat baik-baik saja padahal aku sedang tersakiti, dan kali ini sakitnya bertambah. Dari tubuh dan hati aku sendiri." Ucap Jihan lirih.
Anta menggeleng. Dadanya sesak.
"Percaya sama gue, lo bisa sembuh. Gue yakin."
"Aku nggak bisa percaya sama siapa pun termasuk kamu soal kesembuhan aku, aku cuman bisa bilang. Kamu cukup jadi sahabat yang selalu ada disisi aku Nta, aku cuman butuh itu."
Anta mengangguk.
"Iya Han, gue bakal lakuin itu. Gue bakal temenin lo sampe kapan pun."
Setelah mengatakan itu bel istirahat mulai berbunyi, menandakan pelajaran selanjutnya akan segera mulai.
Jihan menjauhkan dirinya dari pelukan Anta. Gadis itu menghapus air matanya, lalu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me (?)
Teen FictionJika perpisahan adalah hal yang terbaik. Mengapa kita harus bertemu? Mengapa harus hati yang menjadi korbannya? Mengapa harus ada tangis yang menjadi soundtrack ketika kata pisah yang terucap? Semua hal itu masih terngiang jelas di fikiran Jihan Ana...