"Mungkin ini yang disebut Karma, aku tau dulu yang selalu menghilang adalah aku. Tapi kini, kamu ikut menghilang seperti aku dulu, aku mohon kembalilah. Aku rindu kamu."
===
Tatapan mata itu terlihat gusar, khawatir, dan panik. Gerakannya sangat gelisah, nafasnya memburu sejak tadi, jantungnya berdetak dua kali lipat dari biasanya. Cowok itu sesekali mengecek ponselnya, melihat apakah ada pesan atau panggilan masuk. Saat matanya menatap sosok jangkung yang berjalan pelan dengan wajah lesuh dan sendu, langkah kakinya berjalan cepat mengahadangnya, lalu tatapan mereka bertemu.
"Jihan mana?" Tanya cowok itu, dengan raut wajah yang sulit dibaca.
"Gue nggak tau Vin, gue aja nyariin dia dari beberapa hari yang lalu." Balas cowok itu sembari mengusap wajahnya kasar.
Intinya mereka sama. Sama-sama frustasi karena satu orang yang sama.
"Anta, lo pasti tau Jihan di mana kan?!" Sentak cowok itu.
Anta menghembuskan nafasnya kasar, tak berniat marah sama sekali. "Arvin...."
Anta berjalan mendekat pada Arvin, ia menepuk pelan bahu Arvin. "Gue nggak tau, lo mungkin harus cari dia sampai ketemu, kayak gue yang sedikit lagi gila karena Jihan memilih menghilang." Lanjut Anta, diikuti tepukan pelan lalu ia melangkah pergi meninggalkan Arvin dengan sejuta teka-teki dalam benakknya.
Arvin melangkah menuju taman belakang sekolah, tempat mereka biasa ketemu atau bertengkar, hanya itu saja yang mereka lakukan. Arvin yang tiba-tiba menghilang dari pandangan Jihan yang sedang menangis, atau Arvin yang langsung pergi ketika pertengkaran mereka belum selesai. Arvin akui ia cowok yang brengsek bagi Jihan, hanya pada Jihan saja ia sekejam itu. Ia merasah bersalah. Arvin duduk di bangku taman yang sudah tersedia. Ia merongoh kantong celananya, mengambil ponselnya lalu membuka aplikasi chat yang berwarna hijau dengan logo telepon.
Jarinya menekan satu chat yang selalu ada pada bagian atas, atau berada diurutan kedua setelah Clara. Ia membaca pesan demi pesan secara perlahan.
Jihan.
1 Oktober 2019
"Vin jangan lupa makan yah!"
5 Oktober 2019
"Vin ada tugas, aku kerjain dulu yah abis itu aku kerjain punya kamu di buku kosong dulu nanti kamu bilang aja kamu buku baru."
7 Oktober 2019
"Vin. Aku minta maaf yah soalnya akhir-akhir ini aku sibuk belajar."
10 Oktober 2019
"Vin hubungan kamu sama Clara baik-baik aja kan? Nggak ada masalah kan? Kalo iya, syukur deh."
20 Oktober 2019
"Vin jangan lupa mandi air hangat, sama makan yah, supaya nggak capek amat. Aku tau kamu abis lomba futsal antar kelas. Kamu menangkan? Hebat deh kalo kamu menang :)"
30 Oktober 2019
"Vin jangan lupa makan yah, aku takut kamu sakit."

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me (?)
JugendliteraturJika perpisahan adalah hal yang terbaik. Mengapa kita harus bertemu? Mengapa harus hati yang menjadi korbannya? Mengapa harus ada tangis yang menjadi soundtrack ketika kata pisah yang terucap? Semua hal itu masih terngiang jelas di fikiran Jihan Ana...