16. Break

15 0 0
                                    

"Pada akhirnya apa yang terlalu kamu paksakan, maka akan berakhir menyakitkan."

===


"Aku nggak mau Vin..." Ucap gadis itu sembari menangis kencang di halaman belakang rumahnya.

Matanya sembab, keadaannya benar-benar kacau. Semua orang dirumahnya sedang pergi, pergi bekerja tanpa tau gadis itu merasa sendiri dan hanya di temani orang yang ada dihadapannya.

"Aku... Aku bener-bener nggak mau! Kamu kayak gini karena dia kan?! Jawab aku!" Ucap gadis itu.

Hatinya sedang hancur, pikirannya sedang berantakan. Bagaimana tidak kekasih yang selama ini selalu ada untuknya memutuskan untuk pergi, pergi dengan cara berpisah. Ia tak terima, hatinya hancur bagai diremuk hingga tak terbentuk.

Sedangkan cowok itu. Ia hanya menatap dalam tanpa ekspresi. Kali ini ia memilih jalannya sendiri, ia memilih apa yang seharusnya ia lakukan dari dulu.

"Hubungan ini harus berhenti, aku sama kamu benar-benar nggak cocok. Aku udah nggak sayang lagi sama kamu." Alasan cowok itu.

"Arvin! Aku tau itu bukan jawaban, itu hanya alasan supaya kita pisah kan?!" Bentak gadis itu.

Clara dan Arvin.

Pasangan paling populer dan romantis yang paling terkenal di sekolahnya. Namun ada beberapa alasan yang membuat Arvin harus memutuskan gadis itu. Alasan yang membuat Arvin takut untuk percaya.

"Kamu mau tau alasan yang sebenarnya? Kamu benar-benar mau tau?" Tanya cowok itu.

Clara mengangguk.

"Aku. Mau. Tau!" Tegasnya.

Arvin menghela nafas.

"Kamu jalan sama cowok lain kan? Kamu cuman mau porotin aku kan?" Tanya cowok itu.

Clara terdiam. Jantungnya tiba-tiba berdebar kencang.

"Maksud kamu?"

"Kamu kira aku bodoh, aku liat kamu dengan mata kepala aku sendiri kamu gandengan sama cowok di mall, dan aku juga denger kamu ngomong sama temen kamu yang namanya Mita di toilet." Jawab cowok itu dingin dan tajam.

Hatinya marah, kecewa, dan.... Ia tak tau harus berkata apa lagi. Rasa itu seakan menyakiti dirinya, membuat ia ingin berteriak marah pada bumi mengapa harus sekarang kebusukan gadis itu terbongkar.

Clara terkejut.

"It--itu nggak seperti yang kamu liat Vin, itu cuman temen aku. Dan yang di toilet itu, aku nggak pernah bilang." Clara berusaha menyangkal, yah ia tak ingin berpisah walaupun ada masalah yang sangat hebat di hubungannya.

"Aku udah bilang, aku nggak suka dibohongin. DIBOHONGIN! Kamu pikir aku bodoh!" Bentak Arvin..

Dan rekor pertama karena ia berani membentak gadis yang selalu ia lindungi dulu. Gadis yang selalu menjadi dunia senyumnya.

"Aku nggak bohong Pin..... Aku nggak mungkin bohongin kamu..." Lirih Clara.

Clara lagi, lagi menangis.

"Nggak mungkin? Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini Ra. Kamu mungkin bisa selingkuh di belakang aku tanpa aku tahu, kamu bahkan mungkin bisa nusuk aku dari belakang."

"Kamu mau tau alasannya kan?"

Clara sudah tak menjawab lagi, ia hanya diam termenung mengingat beberapa hari lalu. Sedangkan Arvin ia sudah siap mengatakan alasannya.

Flashback on.

Tangan itu terkepal marah, dadanya naik turun menahan emosi. Mata tajamnya seakan membunuh kedua insan yang sedang bermesraan di salah satu mall di Jakarta.

"Rio... Jangan gitu ihh..." Suara lembut yang selalu menghiasi tiap paginya kini seakan mimpi buruknya.

Hatinya hancur,remuk dan benar-benar menyakitkan. Ia tak percaya pada apa yang ada dihadapannya, ia tidak ingin mempercayai hal itu.

"Bikin tambah jatuh cinta aja sih." Ucap cowok itu sembari mengacak rambutnya gemas.

Itu yang biasa Arvin lakukan pada Clara, dan sekarang posisinya berbeda. Clara tetap berdiri di sana dengan senyumannya yang cantik, namun sosok yang ada disisinya bukanlah dia.

"Kamu nggak dimarahin Arvin keluar malem?" Tanya cowok yang Clara panggil Rio.

"Nggak, soalnya aku bohong sama dia. Dia udah mulai ngebosenin, mulai dingin, mulai....." Ujar Clara. "Mulai bikin aku nggak bisa terlalu ada didekatnya."

"Kenapa?"

"Aku mau diperhatiin terus kayak kamu, bukannya kayak dia yang hatinya lagi bimbang."

"Bimbang kenapa? Dia selalu romantis dan baik kan sama kamu selama ini?"

"Iya, itu dulu. Sekarang waktu Arvin udah ke bagi sama cewek yang namanya Jihan." Ujar Clara lesuh.

Namun sedetik kemudia raut wajah itu berubah menjadi lebih bahagia.

"Tapi kan sekarang ada kamu." Ucapnya bahagia.

Mereka terlihat bahagia, terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta. Tanpa mereka tahu ada hati yang kecewa, dan marah. Dan Arvin tak akan pernah lupa, ia akan selalu mengingatnya sebagai kenangan pahit sepanjang masanya.

Flashback off.

Clara membeku di tempatnya, hatinya sekarang sudah tak tenang lagi. Rasa takut itu membuatnya keringat dingin.

"Ng----nggak gitu sayang, dia cuman temen ku doang kok. Yang ditoilet itu juga karena aku ngelantur aja." Jawab Clara basa-basi.

"Halah! Kamu bohong! Aku udah bilang nggak suka orang bohong!" Bentak Arvin.

Clara tersentak kaget. Air matanya semakin deras, ini yang ia takuti selama selingkuh. Iya, dia akui dirinya menjalain hubungan lain dengan cowok yang tentunya bisa memberikan segalanya lebih dari yang Arvin berikan. Tapi selama ini Clara tahu Arvin benar-benar menyayangi dirinya, namun gadis itu ingin Arvin selalu ada didekatnya, disisinya. Namun Arvin seakan mulai pergi, mulai melihat gadis yang lebih dari Clara.

"Gue mau break dulu." Ucap Arvin. Tak ada lagi kata aku-kamu yang lembut, tak ada lagi tindakan manis.

"NGGAK! AKU NGGAK MAU!"

Tapi sebelum mendengar ucapan Clara, ia berbalik pergi meninggalkan gadis itu dalam kesendirian dan luka yang mulai tercipta.

"Arvin!" Panggil gadis itu sebelum luruh di taman belakang.

Arvin tetap berjalan lurus, tanpa berbalik ataupun menoleh sedikit pun. Hatinya benar-benar sudah di kecewakan. Ia masuk kedalam mobil yang terparkir diluar pagar rumah gadis itu. Ia menghela nafas, lalu mengusap kasar wajahnya.

"Ini udah yang terbaik Vin, lo udah pilih jalan yang tepat."

Cowok itu menjalankan mobilnya meninggalkan rumah gadis itu. Ini adalah awal mula dari hubungan manis yang berubah kacau balau.

Sedangkan gadis yang sedang menangis itu, ia sedang merancang hal kejam yang akan membuat Jihan hancur dan membuat Arvin-nya kembali. Harusnya seperti itu, ia tak akan melepaskan apa yang sudah ia genggam dan cintai.

"Kalo gue hancur, Jihan juga harus lebih hancur dari gue."

____

Halo zheyenk-zheyenk nya akyuuu. Miss u

Theresia Sinta T
2 Oktober 2019

Stay With Me (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang