2|Perpustakaan

2.5K 296 41
                                    

Hampir setiap hari Jisoo diganggu oleh ketiga antek sang mantan. Yoyo, Taehyung, dan Chanyeol tak pernah kapok apalagi menyerah untuk mendapatkan gadis yang tengah menjadi incaran mereka.

Suzu, Hyewon, dan Sujin agaknya juga suda terbiasa mengetahui para mantan mengejar sang sahabat. Bukan merasa cemburu akibat cerita lama, justru mereka prihatin dengan nasib Jisoo yang setiap hari selalu tersulut kesebalan karena ulah ketiga curut tersebut.

"Mending lo cari pacar lagi deh, Ji. Biar si Cayo, Taehyung, sama Yoyo mundur teratur." saran Sujin.

Keempat gadis itu tengah berbaring di atas ranjang besar seprei hijau muda di kamar Jisoo. Sujin menyalurkan keprihatinannya dan mewakili dua orang lain memberi solusi.

"Astaga Jin. Mikirin Taehyung, Cayo sama Yoyo aja gue udah ribet. Lah ini suruh cari lagi? Ogah!" tolak Jisoo amit-amit.

"Lah itu makanya Ji. Biar ketiga curut itu jauhin lo. Kan kalau lo punya pacar, mereka pasti belajar move on juga." koreksi Sujin untuk kalimat sarannya tadi.

Suzu dan Hyewon serempak melirik ke arah Jisoo, mereka ingin tahu bagaimana ekspresi dan pendapat sahabatnya itu.

Jisoo mendongak pandangan ke arah Sujin yang perutnya tengah ia tiduri.

"Gue gak pengen pacaran buat sekarang rasanya, Jin. Entah kenapa, gak ada niatan buat punya pacar dulu. Ribet."

Sujin menggaruk kepalanya yang terasa bingung, "Emang gak bosen digangguin tiap hari?"

Jisoo berpikir. Memang sih ia selalu kesal setiap harinya saat diganggu oleh tiga antek sang mantan. Chanyeol, Taehyung, dan Yunhyeong tak pernah gagal menguji kesabarannya. Namun, jika mengikuti saran Sujin untuk mencari pacar lagi sepertinya big no. Di semester-semester akhir ini, Jisoo tak ingin terlibat masalah perasaan yang nantinya bisa merusak nilai apalagi menunda kelulusannya. Masih banyak yang menunggu untuk dipusingkan daripada soal asmara. Mulai dari rencana KKN sebentar lagi, dan tak lama pun besok akan sibuk mengejar skripsi.

"Jangan bilang lo belum move on dari Sehun?!" spekulasi Suzu heboh, langsung mendapat jitakan kecil di kepala oleh tangan Jisoo.

"Enak aja!"

Tentu Jisoo tak akan berlarut-larut dalam masalah mantan. Ia adalah tipikal orang yang easy going, dia bukan penyendiri. Berbaur dengan banyak orang membuatnya dengan mudah melupakan masa lalu. Setidaknya tak terlalu sulitlah, tapi tak mudah-mudah sangat.

***

Jisoo tangah duduk dan khidmat membaca biografi, juga beberapa teori tentang kehidupan, ilmu, cinta, dan sebagainya milik Albeirt Eistein. Ia sungguh terhanyut dalam lembar demi lembar buku yang lumayan tebal itu.

Ini memang salah satu dari banyaknya sesuatu yang ia sukai. Jam kuliahnya sudah berakhir pukul 09.30 tadi. Sujin, Hyewon, dan Suzu masih ada kelas, jika tidak mereka pasti sudah bergosipria di kafetaria. Membaca buku memang hobinya yang dirasa penting, namun pemenuhan naluri perempuan untuk bergosip juga tak kalah penting.

Gadis itu menjauhkan sebentar kepalanya yang tadi menunduk untuk membaca. Serasa pegal juga kelamaan menunduk.

Ia lalu meregangkan kepala seraya menghadapkannya ke kiri dan kanan. Mulutnya terkunci untuk sedikit terbuka, arah pandangan kepalanya juga tak bergerak saat mendapati seseorang yang tengah bertopang dagu menatapnya di sisi kiri. Astagaa.. apa perpustakaan juga harus ia jauhi mulai sekarang?! Kenapa selalu ada makhluk aneh di setiap sudut kampus?!

"Ngapain lo di sini?" tukas Jisoo jutek dengan mengecilkan sedikit suaranya.

Yoyo, si lelaki dengan senyuman manis yang tak luntur memamerkan buku di tangannya.

The Ex (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang