9|Konsekuensi

1.4K 205 14
                                    

Seperti biasa, semester ini Jisoo hampir setiap hari mendapat jadwal kuliah pagi. Hanya hari Senin dan Sabtu yang berjadwal siang. Seperti biasa juga, ia berjalan di koridor. Jisoo mewanti-wanti sebelum membawa langkah, ia terlebih dulu melirik ke atas. Takut-takut, nanti akan dijatuhi sesuatu lagi.

Oh iya, mengingat itu, Jisoo kembali merasa bersalah pada Chanyeol. Lelaki itu masih belum bisa masuk kuliah hari ini. Meski sudah pulang dari rumah sakit, orang tuanya melarang Chanyeol untuk ke kampus.

Chanyeol sih setuju-setuju saja, ia beralasan jika kepalanya memang masih sedikit pusing. Padahal sih, takut pusing bertemu rumus-rumus saja.

"Eh eh, tuh tuh. Datang orangnya!"

"Iih, liat deh. Se pede itu?"

Jisoo melirik pada beberapa gadis yang tengah terang-terangan membicarakannya, ia mengerutkan dahi heran. Perasaan ia tak ada salah apapun. Malas berspekulasi aneh-aneh, Jisoo memutuskan untuk mempercepat langkahnya.

"Gila ya, topeng mukanya tebel banget apa?"

"Iya, sampai gak tahu malu."

"Gue masih inget gimana Taehyung gandeng dia pas acara lamaran Hyewoon. Eh kemaren malah kayaknya kegatelan juga sama Chanyeol."

"Padahal kan, Chanyeol sama Taehyung itu satu kumpulan."

"Iyaa, dasar. Paling mau morotin aja, semua anak kampus juga tahu, Taehyung sama Chanyeol kan anak orang kaya."

"Eh eh, seingat gue... dia mantannya Sehun juga sih!"

"Ah masa? Iih tambah aneh."

"Udah ah, males ngomongin yang gak penting!"

"Eh, setahu gue.. teman akrabnya dia, anak MTK itu juga mantannya Chanyeol!"

"Eh masa?"

Korek! Ungkit semuanya. Netizen dadakan memang lebih ahli dalam mengungkit informasi dari pada host acara Lambe Turah. Heran deh, katanya gak penting buat diomongin, tapi tetep aja ngomong. Dasar netizen!

Jisoo geleng-geleng sendiri. Mustahil ia tak menangkap obrolan atau yang lebih tepatnya, gunjingan orang-orang. Jadi itu yang membuat para mahasiswi melirik aneh padanya kemarin?

Ia tak mau ambil pusing dengan omongan-omongan yang ia anggap tak berguna itu. Dengan santai, ia tetap berjalan ke fakultasnya. Bodo amatlah sama manusia-manusia yang hanya bisa melirik kesalahan orang.

Bruk

"Aduh!"

Jisoo terhenyak, dua orang gadis tiba-tiba menabraknya dari arah sebrang.

"Eh, maaf.. maaf.." sahut salah seorang tanpa berniat menolong Jisoo untuk berdiri. Ia malah sibuk memperhatikan cat-cat kukunya. Ketara sekali jika tabrakan itu disengaja.

"Gak perlu minta maaf kali, orang begitu emang pantes." sahut yang satunya lagi.

Jisoo menghela nafas, berupaya sabar. Heran, zaman kuliah masih aja pakai kisah bullying khas sinetron remaja. Setelahnya ia memilih untuk berdiri sendiri, memunguti buku-bukunya yang sedikit berserakan. Selepas itu, ia memberi senyuman kecil.

"Gak apa-apa kok." ujarnya santai, lalu tanpa basa-basi ataupun gelagat untuk membalas, ia pergi dari sana. Jisoo cukup tahu diri, ia bukan anak SMA yang akan mengamuk jika mendapat bencana seperti tadi.

"Eleh, songong banget!"

***

"Ji, si Chanyeol gimana?" sahut Sujin di tengah kegiatannya makan bakso.

The Ex (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang