11|KKN 2

1.5K 235 47
                                    

"Loh, Ji.. Masih di sini?"


Seruan dari belakang membuat yang disahuti menoleh. Jisoo cukup tak menyangka jika Yerin menyapanya, karena sebelum ini ia tak pernah menyapa duluan ataupun disapa duluan oleh gadis itu. Biasanya mereka hanya akan bicara dalam rapat ataupun saling melempar senyum untuk bertukar sapa.

"Iya nih, belum bisa tidur gue." balas Jisoo sembari tersenyum ramah.

Tanpa minta izin, Yerin menarik satu kursi di sebelah Jisoo. Setelah itu, ikut menghenyak di sampingnya.

"Insomia?" tanyanya.

Jisoo menggeleng pelan, "Tabiat wajib gue kalau kecapekan harus ngeteh atau ngegame. Pokoknya butuh refreshing otaklah." jelas Jisoo.

Gadis itu mengangguk paham, "mmm, gitu.. unik yah lo?"

Jisoo terkekeh pelan. Baru kali ini orang lain menganggap kebiasaannya itu unik. Malahan menurut Jisoo sendiri, itu adalah kebiasaan buruk. Saat yang lainnya dapat terlelap nyenyak di kala capek, dirinya malah harus bersibuk dulu mencari kegiatan untuk menjernihkan pikiran.

"Lo sendiri? Insomia?" balik Jisoo bertanya.

Anggukan membenarkan diusung Yerin. Kebiasaan tidur larut lantaran tugas yang menumpuk, membuatnya kerap terjaga sampai larut malam. Hingga akhirnya itu menjadi sebuah kebiasaan.

"Udah coba minum susu?"

"Alergi gue, Ji."

"Hmm, kalau gitu mau coba gue temenin jalan-jalan? Pernah baca sih, kalau lagi insomia, bikin aja diri lo capek. Entar juga ngantuk sendiri." Jisoo menawarkan diri sekalian memberi saran.

Yerin menoleh, "Nanti lo ikutan capek, terus malah gak bisa tidur."

"Tenang, gue gampang. Nanti tinggal ngegame aja gue ngantuk."

***

Kedua gadis tadi sudah berkeliling di sekitar rumah beberapa putaran. Mereka juga mengobrol banyak di sela perjalanan. Entah kapan dekatnya, mereka sudah begitu akrab sekarang.

"Loh, kalian belum tidur?"

Seruan lain datang dari pendopo kayu bawah pohon. Jisoo dan Yerin memastikan dulu itu beneran manusia apa bukan. Pasalnya ini sudah tengah malam.

"Gue manusia woi. Segitunya mastiin." serunya lagi setengah bercanda.

"Loh, Hun. Ngapain lo sendirian tengah malam begini di situ? Ketara banget jomblonya." cibir Yerin.

"Dih, kayak lo enggak aja." cibir Sehun balik.

Jisoo meringis sendiri dalam hati. Baru beberapa kalimat mendengar Sehun dan Yerin, sudah membuatnya sedikit panas. Astaga, mereka betulan akrab. Jisoo jadi canggung sendiri. Ingin rasanya ia menghilang saja dari bumi untuk saat ini.

Yerin menarik tangan Jisoo untuk duduk bersama laki-laki itu. Jisoo ingin menolak, tapi ia tak tahu akan membuat alasan apa. Alhasil ya mengikut saja.

"Kok kalian belum tidur?" ulang Sehun lagi untuk pertanyaannya tadi.

"Biasa gue mah." sahut Yerin.

Diperkian detiknya lagi, Jisoo sadar jika dua orang ini memang sudah sedekat itu. Memikirkannya saja membuat dada Jisoo serasa sedikit tersengat. Tapi sebisa mungkin ia terlihat biasa saja.

Beberapa menit mereka habiskan untuk berbincang. Lebih tepatnya, Sehun dan Yerin yang berbincang. Sementara Jisoo? Ia merasa sudah menjadi obat nyamuk. Dan kegiatan terbaik yang ia lakukan adalah bermain ponsel. Pura-pura mengabaikan ocehan dan candaan dua orang lain. Tapi ntanya, fungsi telinga ia buat bekerja dua kali lebih keras. Entahlah, ia hanya penasaran obrolan Sehun dan Yerin. Atau lebih tepatnya, ia penasaran mereka itu sedekat apa.

The Ex (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang