21|Akhir Kita

2.1K 190 38
                                    

Ditemani bara api yang menyala, delapan orang yang katanya sedang berliburan, sedang duduk melingkar menikmati uap-uap panas si api yang sedang bergelora. Ada yang berbeda. Jika harusnya saat-saat begini adalah waktu yang tepat untuk membuka obrolan hangat, layaknya suasana ini, namun yang terdengar sejak tadi hanyalah obrolan garing yang berasal dari Taehyung dan Yunhyeong yang coba melucu.


Sujin dan Suzu tentu masih dalam mode masing-masing. Saling diam, meski biasanya juga sering meributkan banyak hal. Jika Hyewoon, tahu sendirilah tabiat gadis itu adalah tenang alias tak banyak bacot.

Sedangkan di pihak Jisoo, perihal yang disampaikan Suzu tadi sore masih berputar-putar di kepalanya. Tanpa sadar, ia terus memandang pria yang biasanya juga tak biasa diam, namun detik ini jadi irit bicara. Perasaan Jisoo makin tercubit, apakah ia salah memperlakukan Chanyeol selama ini? Kepingan-kepingan kenangan bagaimana momen yang sudah ia lalui bersama si raksasa, kian diingatnya. Kebanyakan momen, Chanyeol adalah orang yang rewel dan menyebalkan. Namun ada satu hal yang membuat Jisoo berpikir jika apa yang disampaikan Suzu, mungkin benar jika ia mengingat satu kejadian.

Jisoo tak akan lupa, bagaimana Chanyeol sudah menyelamatkannya dari jatuhan pot di pagi itu. Bahkan tanpa peduli nasib sendiri, sampai Chanyeol dilarikan ke rumah sakit. Jisoo tak tahu apa yang akan terjadi padanya bila saja Chanyeol tidak menjadi payungnya waktu itu.

Oh ya, ia juga tak lupa bagaimana satu kecupan dilayangkan di pipinya. Jujur, hal tersebut pertama kali untuk Jisoo merasakan sesuatu yang berbeda dari lelaki itu. Tapi lagi-lagi ia tak menduga bila semua lebih serius dari anggapannya.

Tak terlirik apapun lagi selain si pemuda raksasa, Jisoo tak sadar jika ada satu tatapan yang juga selalu jatuh padanya sejak tadi. Sehun menyentuh permukaan punggung tangan Jisoo pelan-pelan.

Terang-terangan terkejut, membuat Sehun makin sadar jika Jisoo memang kehilangan fokus. Dan ia juga sadar, apa yang merenggut fokus gadis ini sepenuhnya.

"Kenapa?"

Menggeleng pelan, Jisoo tersenyum agak berbeda. Ia meringis. Kini ia seolah dihadapkan dua pilihan. Ia langsung membukakan Sehun jalan untuk kembali datang ke hatinya, tapi tanpa ia sadari ada satu hati lagi yang mungkin saja tidak ia perlakukan dengan adil. Mengetahui perasaan Chanyeol yang begitu serius, salahkah Jisoo yang tak menoleh padanya sedikitpun sebelum ini?

"Gak apa-apa..."

***

Menghabiskan satu malam di desa, sekaranglah saatnya untuk camping betulan ke hutan. Tak perlu jauh-jauh, mereka membangun tenda di lokasi yang dipikir strategis, namun tak begitu jauh dari penginapan tadi. Tapi masalah gaya? Jangan ditanya! Perorangan menggendong ransel layaknya akan hiking ke puncak gunung. Tapi memang sih mereka membawa banyak bawaan. Mulai dari logistik berbahan dasar tepung yakni roti-rotian, jangan lupakan yang paling penting adalah mie instan, hingga berbahan mentah seperti singkong dan kentang. Gegayaan, agar bisa menikmati kehidupan di alam. Dan masih ada beberapa barang lainnya yang memberatkan.

Sekarang jatahnya untuk para cowok yang membangun empat tenda, sedangkan para cewek yang memasak. Energi yang didapat dari sarapan tadi pagi seolah dikikis habis oleh perjalanan kemari. Memang tidak jauh, tapi memikul ransel berat, bukan juga persoalan yang tak akan melibatkan banyak tenaga.

"Chan, kata lo di sini ada sungai kan? Di arah mana? Persediaan air mineralnya takut gak cukup kalau dibuat nyuci beras juga."

Chanyeol yang sedang membangun tenda, sekalian bercanda dengan Yunhyeong, mendongak pandangan setelah mendapat pertanyaan dari Sujin. Ia adalah pihak yang paling hafal dengan tempat ini, jadi wajar-wajar saja jika yang lain banyak mempertanyakan ini itu padanya.

The Ex (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang