7. Aborsi

1.6K 167 8
                                    

"Ikut gue," kata Hyunjin.

Heejin tampak terkejut melihat Hyunjin yang tiba-tiba datang. Wanita itu malah melepaskan cengkraman sang suami dari tangannya. Lalu mengambil uang seratus ribu dan memberinya pads Budhe Jum. 

"Ini Budhe. Bayar rujak sama gado-gadonya," kata Heejin.

Budhe Jum menerima uang tersebut, namun menatap anak didepannya dengan tatapan tidak percaya. "Ini kebanyakan Nduk. 20 ribu saja sudah cukup."

"Yahh, aku gak punya uang kecil. Kembaliannya buat Budhe aja. Aku ikhlas kok hehehe."

"Ah ndak bisa gitu. Kamu ambil balik aja duitnya. Ndak usah bayar, itung-itung Budhe sedekah sama kamu," ujarnya seraya mengembalikan uang milik Heejin. Yang tentu saja ditolak.

"Ihhh Budhe mah. Gakpapa, ambil aja," akhirnya Budhe Jum mengangguk. Menerima uang itu dengan senyum lebarnya.

"Matur suwun nduk.."

"Sami-sami Budhe."

"Udah selese?" suara Hyunjin terdengar setelah melihat adegan 'alay' didepannya. Membayar rujak saja repotnya kayak ngajak nyelam disungai, begitu fikir Hyunjin.

Akhirnya Heejin menyerah. Ia berdiri, sedikit tersenyum sambil mengucapkan kata pamit kearah Budhe Jum, Heejin pun mengikuti Hyunjin yang lagi-lagi menariknya.

Setelah sampai parkiran. Heejin melepas cengkraman itu lagi. "Mau lo apa sih? Dateng-dateng gajelas banget!"

Hyunjin menatap istrinya tajam. "Lo yang gajelas! Kenapa keluar rumah? Mau jadi pelacur ya lo?"

"Hah?! Otak lo dimana bego? Seminggu lo gada dirumah, sekarang pas ketemu malah bilang gue mau jadi pelacur? Gila ya. Gapunya otak?" balas Heejin menggebu-gebu. Wanita berambut panjang itu menatap Hyunjin tajam.

"Cih. Elo kalik yang gapunya otak. Ngapain lo masih senam sama berjemur pagi-pagi?"

"Ya biar gue sama bayi kita sehat lah, dodol! Gimana sih?!" jawab Heejin tanpa rasa takut. Tak perduli bahwa mata minimalis milik Hyunjin itu sudah melotot sampai mau keluar dari tempatnya.

"Halah. 'Bayi kita'? Gausah kebanyakan halu. Itu anak haram udah mati. Dasar sakit jiwa."

Heejin diam. Kedua matanya masih menatap Hyunjin tajam. Namun bedanya, mata itu terlihat berair. Hyunjin sialan! Lagi-lagi dia membuat Heejin menangis.

Hyunjin tersenyum miring dan menatap Heejin remeh. Cih drama, ucapnya dalam hati. 

"Ngapain lo tiba-tiba nangis? Beneran sakit jiwa?" celetuknya.

"Please, Jin. Gue masih bisa rasain dia ada di perut gue.." ujar Heejin lirih.

Hyunjin kembali tersenyum remeh. "Beneran sakit jiwa ya lo rupanya. Halu banget sampe ngerasa lo masih hamil? Yaudahlah, kalo gitu kerumah sakit. Kita lihat, anak haram itu masih ada atau udah mati."

"STOP PANGGIL DIA ANAK HARAM BRENGSEK!"

'Tuhan, Heejin mohon. Kutuk Hyunjin biar bibir dowernya gak asal ngomong lagi. Please. Sakit hati dengernya,' —Heejin.

***

"Dasar bangsat. Brengsek. Ga punya hati lo tolol! Otak lo jatoh ke selangkangan apa gimana hah? Heran, kuliah tinggi-tinggi tapi isi otaknya melompong. Makanya hidup tuh yang normal aja. Gausah aneh-aneh. Sok-sokan nonton bokep. Ntar pas praktekin ke anak orang, gamau tanggung jawab. Sinting!"

Hyunjin tersenyum remeh. Pria itu menolehkan kepalanya kearah Heejin. Kemudian mengangkat bahu acuh. "Sapa tau kan lo udah jual tubuh lo ke om-om sebelum gua? Tapi sialnya lo hamil pas sehabis gua ngelakuin itu."

BE YOUR WIFEU ; HHJ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang