Saat ini Hyunjin dan Heejin tengah berada di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Keduanya tengah berbelanja bulanan untuk kebutuhan mereka.
Hyunjin mendorong trolli yang berisi roti, mie instan, minyak goreng, dan lain-lain. Sedangkan istrinya sibuk memilih barang yang akan dibeli. Keduanya mengenakan masker dan menjaga jarak dengan pelanggan yang lain. Mereka harus mematuhi protokol yang dianjurkan pemerintah.
"Jangan disentuh-sentuh itu bungkusnya By. Conoha," tegur Hyunjin.
Heejin memutar bola matanya jengah, "Ya kan gue mau liat tanggal expired nya. Lo mau makan yang udah kadaluwarsa? Gue sih ogah," sahutnya.
"Udah dibilang berapa kali sih? Panggilnya jangan lo-gue, aku-kamu aja. Gak malu didenger sama Dedek?"
"Halah kutil buaya," setelah mengucapkan itu Heejin berlalu. Ia akan membeli beberapa snack untuk dimakan. Heejin sadar diri, jika ia dan sang suami tidak bisa lepas dari cemilan. Maka dari itu Heejin akan membeli makanan tersebut.
"Aku pengen yang itu. Rasa barbekyu," kata Hyunjin sambil menunjuk bungkus snack kentang.
Heejin mengangguk, diambilnya tiga bungkus kemudian menaruhnya didalam trolli.
"Gue mau ini. Boleh kan?" tanya Heejin yang sudah memegang sebungkus permen jelly berbentuk hati.
"Gak."
"Loh? Kenapa? Pengen ini ihhh, lucu gitu bentuknya. Lope-lope," protes Heejin saat mendengar Hyunjin melarangnya untuk membeli permen tersebut.
"Kalo mau beli itu, minta nya baik-baik. Yang sopan. Baru aku izinin," ujar Hyunjin santai.
Ia benar-benar harus sabar menghadapi istrinya. Apalagi membujuk wanita itu untuk membiasakan diri berbicara menggunakan kata aku dan kamu. Sebutlah Hyunjin sudah terlampau bucin, tapi ia tak perduli. Menurutnya, lo-gue terlalu kasar untuk mereka yang sebentar lagi akan menjadi orang tua. Cih, padahal dulu dia yang paling kasar.
Menyadari apa yang diinginkan suaminya, Heejin pun dengan terpaksa tersenyum lalu mengucapkan keinginannya sekali lagi. "Hyunjin, aku pengen beli ini. Boleh kan?"
Pria berbibir tebal itu tersenyum dengan sangat lebar, selang beberapa detik ia mengangguk. Heejin pun meletakkan permen kedalam troli. Kemudian, sepasang suami istri tersebut kembali melanjutkan acara belanja bulanan mereka. Sampai pada akhirnya mereka membayar belanjaannya lalu berjalan keluar dari tempat itu.
Sebelum menuju parkiran, mereka berdua menyempatkan diri untuk duduk didepan pusat perbelanjaan tersebut. Disana memang tersedia beberapa bangku beserta meja yang bisa digunakan para pengunjung untuk bersantai ataupun sekedar duduk melepas penat.
Hyunjin mengeluarkan dua buah eskrim dari kantong belanjaan mereka, lalu memberikannya kepada Heejin. Keduanya pun kini sibuk menjilati eskrim masing-masing. Tanpa sadar, tengah diperhatikan oleh seorang bocah laki-laki yang duduk berdekatan dengan bangku mereka.
Tatapannya datar namun terlihat tertarik dengan apa yang Hyunjin dan Heejin makan saat ini.
Heejin yang sedang melihat-lihat sekitarnya, akhirnya menyadari keberadaan seorang anak lelaki yang menatapnya, "Eh?"
Anak itu mengalihkan pandangannya, terlihat malu karena sudah ketahuan oleh Heejin.
"Kenapa?" tanya suaminya.
Wanita itu mengendikan bahu, "Cuman anak kecil. Liatin aku. Aku cantik kali ya? Hehehe."
"Idih, pede banget," sahut Hyunjin. "Oi. Ngapa liatin bini gue? Gue telen nih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BE YOUR WIFEU ; HHJ
FanfictionHwang Hyunjin adalah seorang anak fakultas kedokteran di universitas ternama di Indonesia. Memiliki darah Korea dan wajah yang tampan membuatnya banyak disegani. Namun hal itu justru ditolak Jeon Heejin mentah-mentah. Sebab baginya, Hyunjin bukanlah...