Beberapa bulan telah berlalu, kehidupan Hyunjin dan Heejin semakin hari semakin membaik. Pria itu benar-benar menunjukkan keseriusannya dalam mengubah diri.
Ditambah lagi masa quarantine membuat mereka berdua tambah dekat. Heejin senang, ia fikir dirinya akan menderita selamanya. Ternyata tidak seperti itu. Justru Heejin bahagia karena bisa mendapat perhatian dari sang suami.
Ah ya, kandungan Heejin rupanya cukup kuat. Ia masih bertahan hingga saat ini. Terhitung kandungannya sudah 6 bulan. Perut wanita itu semakin membesar setiap harinya. Untuk jenis kelaminnya sendiri, mereka belum tahu. Jabang bayinya terlalu malu untuk menunjukkan diri.
Hyunjin merasa bangga sekaligus terharu, istrinya berhasil mempertahankan buah hati mereka. Jadi tambah sayang.
Jika Hyunjin berubah menjadi lebih baik, berbeda dengan seorang Kyuhyun. Ayah dari Heejin itu masih bersikap sama. Bahkan bisa dibilang semakin kasar saja. Entahlah, Heejin juga bingung. Mungkin Ayahnya itu sedikit stress akibat perusahaannya yang sedikit terguncang akibat pandemi covid-19.
Kadang jika ada waktu Heejin menyempatkan diri untuk menghubungi Kyuhyun, hanya sekedar bertukar kabar. Meski pada nyatanya, sang Ayah tampak tidak perduli pada hidup putri semata wayangnya.
Beberapa bulan ini banyak sekali perubahan, membuat Heejin bersyukur. Ternyata Tuhan masih menyayanginya.
Hari ini hari minggu, Hyunjin akan bersantai dan menikmati waktu bersama istrinya. Tugas dari kampus sudah ia kerjakan sejak kemarin.
"Heejin, ini rotinya mau dikasih selai stoberi apa cokelat? Nanti kalo salah, kamu marah lagi," ujar Hyunjin dari arah dapur. Ia sedang memasak roti bakar untuknya dan juga Heejin.
"Pengen yang nanas," sahut Heejin dengan gamblang.
Hahhh, Hyunjin sudah menduga ini. Pasti jawabannya ngawur! "Ck, yang bener aja kamu. Selainya cuman dua."
"Suka-suka gue lah. Kalo gak mau yaudah. Gak usah dikasih apa-apa."
Hyunjin menghela nafasnya. Ia sudah berusaha lembut, bahkan mengubah caranya memanggil sang istri. Tapi inikah balasannya? Bukannya bersikap uwu seperti orang lain, semakin lama Heejin malah semakin bar-bar.
"Aku kasih mentega sama gula, mau?" tawar Hyunjin lagi.
Mendengar itu, sontak Heejin -- yang sedang menonton tv-- menolehkan kepalanya dengan cepat kemudian mengangguk sembari tersenyum lebar.
"Mau mau mau! Gulanya banyak-banyak ya!"
Hyunjin terkekeh, lalu membuatkan pesanan Heejin. Menaruh mentega serta gula, melapisi seluruh permukaan roti tawar. Tak sampai 5 menit, ia selesai dengan pekerjaannya. Kemudian membuatkan sang istri segelas susu hamil.
Hyunjin menghampiri Heejin lalu menaruh piring serta gelas diatas meja. Dipotongnya roti milik Heejin lalu meniupnya pelan.
"Nih, makan banyak-banyak."
"Makasih suami."
"Hmm."
Mereka berdua pun menghabiskan sarapan dengan khidmat.
Di usia kandungan yang mulai menua, Hyunjin tidak membolehkan Heejin melakukan banyak pekerjaan berat. Tugasnya hanyalah menyapu dan mengepel dirumah. Bahkan awalnya pria itu ingin menyewa seorang asisten rumah tangga, namun ditolak oleh istrinya. Katanya, ia tidak boleh hanya berdiam diri. Dokter menganjurkan untuk melakukan hal-hal kecil agar dapat melancarkan proses persalinan nanti.
Ah, jika kalian bertanya tentang Jaehyun, pria itu kembali ke negara asalnya, Korea Selatan. Ayah dan Ibunya menyuruh ia kembali kesana sebelum negara di lockdown karena pandemi ini. Tapi Heejin dan Jaehyun masih sering bertukar kabar melalui whatsapp.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE YOUR WIFEU ; HHJ
FanfictionHwang Hyunjin adalah seorang anak fakultas kedokteran di universitas ternama di Indonesia. Memiliki darah Korea dan wajah yang tampan membuatnya banyak disegani. Namun hal itu justru ditolak Jeon Heejin mentah-mentah. Sebab baginya, Hyunjin bukanlah...