Di musim conoha seperti ini, teman-teman Hyunjin justru pergi ke apartemen nya dan Heejin. Dengan motif, 'kangen nongkrong' katanya.
Awalnya Hyunjin sempat menolak mentah-mentah, takut jika mereka datang dengan membawa virus yang bisa membahayakan istri dan juga anaknya.
Ah, romantis sekali.
Tapi atas bujukan sang Istri, Hyunjin pun luluh. Kemudian memberikan teman-teman nya itu datang berkunjung.
Dan lihat betapa hancurnya ruang tamu mereka saat ini.
"WOI FELIX LO MAKAN JANGAN SAMBIL NGOMONG, NYING! NYEMBUR ASU!"
"ASTAGA HAN JISUNG, REMOTE TV NAPA ELO INJEK! RUSAK BEGO!"
"CHANGBIN KAKI LO KENA MUKA GUE BENGSOT!"
"MINHO BABI LO JOROK BANGET! NGAPAIN NGUPIL?!?!"
"Dinding pak dinding euyyy dinding pak dinding, OI!"
"BERISIK JEONGIN!"
"EH EH EH NOBAR BOKEP HAYU!"
"ANJENG SESAT LO! AYOK DAH!"
"Ya Tuhan, temen-temen lo berisik banget.." keluh Heejin sembari memijat pangkal hidungnya pelan.
Hyunjin menggaruk tengkuknya canggung, "Maaf. Gue tegur dah ya."
Heejin hanya mengangguk, kemudian berjalan ke dapur. Membuatkan minuman untuk sekumpulan kera yang baru saja lepas dari kandang.
"Dinding pak dinding euyyy dinding pak dinding, OI!" Jeongin masih saja bernyanyi. Sambil berjoget ria didekat akuarium kecil yang berisi seekor ikan badut, ikan kesukaan Heejin.
"Sstt, Jeongin. Diem. Bini gue pusing," tegur Hyunjin lembut. Pasalnya, Jeongin ini anggota termuda dikalangan teman-temannya. Tapi kelakuannya juga sangat ajaib, harus banyak-banyak ngucap deh pokoknya.
Menurut, laki-laki itu memilih duduk dilantai dan mengamati ikan didalam akuarium.
"Lumayan udah berkurang satu." -Hhj
Sekarang sisa-sisa manusia laknat yang harus dibasmi.
"Eh cok! Lo pada berisik banget, njer. Bini gue sampe sakit kepala tau!" kata Hyunjin ngegas.
"Kepala mana, Jin? Atas apa bawah?" tanya Bangchan dengan tak berdosanya.
Puk
Bantal sofa melayang di wajah Bangchan. Seungmin pelakunya.
"Mesum banget lo! Najis! Sorry ya, Hyunjin. Kita dateng malah bikin Heejin pusing," ujar Seungmin tak enak hati.
Hyunjin mengangguk. Ah, sudah 2 orang yang mau diam.
"Bini lo mana? Kok batang hidung nya gak keliatan sih? Gue mau liat body-nya. Pasti--"
"Setan, lo Lix," desis Hyunjin tajam. Bibir pria itu menipis, tanda ia menahan emosi. Matanya menatap Felix nyalang.
Enak saja, mau melihat tubuh istrinya. Hei! Tidak boleh! Ber-do-sa!
"Hilih, sekarang posesif banget sama istrinya. Waktu itu lo maki-maki Heejin di klinik Kak Lexa. Katanya Heejin itu jalang. Gajelas lo bambang," ejek Changbin sembari terkekeh.
Memang benar kan? Saat itu Hyunjin kalap, menghina Heejin didepan orang lain. Kemudian beralih menyakitinya secara fisik saat telah berada di apartemen.
"Lah? Maksud lo apa, Bin? Hyunjin--?" tanya Minho tak paham. Mulutnya bahkan sampai menganga. Ia tahu jika Hyunjin menikah karena kecelakaan, tapi ia tak tahu kalau Hyunjin bisa sekasar itu. Apalagi Heejin hamil!
"Kenapa lo? Kena karma ye? Enak kaga, Jin? Makanya, ngomong jangan asal njeplak," kata Bangchan menanggapi.
Hyunjin menghela nafasnya kasar. Pria berbibir tebal itu duduk di atas lantai kemudian mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Gue nyesel. Seharusnya gue gak sekasar itu sama dia. Untungnya, dia masih mau nerima gue," ujarnya pelan.
"Makanya, otak tuh dipake," sarkas Seungmin santai. Mulutnya sibuk mengunyah keripik kentang yang tersaji pada meja dihadapannya.
"Tapi kok tiba-tiba banget? Waktu itu gue baca novel. Si cowok baru nyesel waktu ceweknya mau mati. Ini engga, lo sama Heejin baik-baik aja. Kecuali yang lo bilang dia demam tinggi," Han bersuara.
"Alesan nya ya karena itu," ucap Hyunjin. Kepalanya menunduk, air mukanya berubah.
Semua teman-teman Hyunjin seketika berkumpul mendekat. Ingin mendengarkan apa alasan teman mereka itu tiba-tiba berubah menjadi baik. Bahkan Jeongin yang awalnya sibuk mengamati ikan, ikut nimbrung duduk disamping Hyunjin.
"Waktu itu gue mimpi. Tante Yoona dateng, beliau nyokap kandungnya Heejin yang udah lama meninggal. Tante Yoona minta gue buat kembaliin Heejin. Katanya, gue gak tepat buat dia. Daripada Heejin sakit, lebih baik Heejin ikut dia," papar Hyunjin. Matanya berkaca-kaca, entah kenapa suasana menjadi sangat emosional.
Minho menepuk-nepuk pundak Hyunjin. Menguatkan temannya itu. Yang lain juga turut merasakan emosi yang dirasakan Hyunjin. Membuat mereka menatap Hyunjin sedih.
"Disana gue liat dengan jelas. Muka tante Yoona itu kecewa banget sama gue. Walaupun gue gak pernah ketemu beliau, tapi gue pernah liat foto nya di rumah orang tua Heejin. Disitu gue sadar, gue harus berubah."
"I won tu be a pakboi~"
"JEONGIN LO NGERUSAK SUASANA!!!"
"Hehehe, biar gak tegang."
***
janlup vomment sayang😚
KAMU SEDANG MEMBACA
BE YOUR WIFEU ; HHJ
FanfictionHwang Hyunjin adalah seorang anak fakultas kedokteran di universitas ternama di Indonesia. Memiliki darah Korea dan wajah yang tampan membuatnya banyak disegani. Namun hal itu justru ditolak Jeon Heejin mentah-mentah. Sebab baginya, Hyunjin bukanlah...