8. Luka

1.8K 168 12
                                    

Disepanjang perjalanan pulang, Heejin terus menangis sembari memeluk erat perutnya.

Sedangkan dikursi kemudi, Hyunjin tengah mencengkram stir dengan kuat. Rahangnya mengatup rapat. Pandangannya juga benar-benar menusuk. Mobil miliknya ia bawa dengan laju, membelah jalanan Jakarta yang masih agak macet. Membuatnya beberapa kali hampir menabrak pengendara lainnya.

"Dasar sialan! Suara lo ganggu! Diem!" bentak Hyunjin kepada Heejin yang terus saja menangis.

"Hiks..G-gue gamau. Turunin gue sekarang! Gue gamau ketemu iblis kayak lo Hyunjin brengsek!" maki wanita tersebut.

Tangan mungilnya menggedor-gedor kaca mobil, berharap pengendara lain peka akan kehadirannya yang membutuhkan bantuan dari dalam sana.

Tak menjawab apapun, Hyunjin langsung melajukan mobilnya menuju apartement dengan lebih cepat. Perjalanan yang biasanya memakan waktu setengah jam, Hyunjin lakukan hanya dengan kisaran 15 menit. Memang gila.

Dugh!

Baru saja Heejin masuk kedalam apartement, ia sudah jatuh dan menghantam lantai akibat dorongan keras dari Hwang Brengsek Hyunjin.

Pria yang telah mengunci pintu itu, langsung mendekati Heejin. Menendang perut Heejin dengan kasar membuat Heejin berteriak kesakitan.

"A-akhhh! Jangan sakitin anak kita Jin, pleasehh.." mohon Heejin ditengah rasa sakit yang menjalar di tubuhnya.

Mendengar ucapan sang istri, Hyunjin tersenyum sinis. Kembali menendang perut Heejin berkali-kali. "Anak lo! Bukan anak kita! Ngimpi aja lo bisa punya anak dari gue! Bitch!" Hyunjin terus membentak Heejin yang menangis sesegukan dilantai.

Dengan kasar, Hyunjin menjambak rambut Heejin lalu menarik wanita itu kedalam kamar mandi.

Tangan Heejin bergerak menahan jari-jari Hyunjin yang mencengkram erat rambutnya. Membuat rasa pening mendera kepala Heejin. Namun ia terus berusaha agar tetap tersadar. Ia harus menghentikan kegilaan Hyunjin.

"Dasar jalang! Berani lo bikin gue malu didepan temen-temen gue hah?! Anjing!" setelah mengucapkan itu, Hyunjin membenturkan kepala Heejin kedinding kamar mandi dengan cukup kuat.

"H-Hyunjin, pleaseh.. Sorry gue gak bermaksudhh.." ujar Heejin terbata bata. Nafasnya tersenggal, rasa lelah juga mulai menghampirinya.

"Gak bermaksud lo bilang? Sialan!"

Dugh!

Dugh!

Dugh!

Kembali dibenturkannya kepala Heejin berkali-kali. Hyunjin baru menghentikan kegilaannya saat melihat adanya darah yang keluar dari kepala sang istri.

"Diem lo disini semaleman!"

Hyunjin pergi. Meninggalkan Heejin yang terbaring lemah dilantai kamar mandi yang dingin.

Cklek

Pintu telah terkunci. Wanita itu memejamkan matanya pasrah. Sepertinya ia harus berjuang demi keselamatan anaknya, lagi.

...

Sementara sekarang Hwang Hyunjin tengah memejamkan matanya. Ia masih kesal dengan apa yang Heejin lakukan saat di klinik milik Alexa tadi.

Flashback on

"Kamu mau bunuh anak kamu sendiri?" tanya Alexa tak paham. Dokter cantik itu menatap Hyunjin kaget.

Ia pun mengangguk. "Please kak bantuin gue. Heejin cuman drama. Itu bukan anak gue, tapi anak dia sama cowo lain."

Heejin diam.

"Gue mohon bantuin gue gugurin kandungannya!"

Brak!

Heejin berdiri kemudian menatap Hyunjin nyalang.

"Udah gue bilang ini anak lo! Dan walopun ini bukan anak lo, gue tetep gamau gugurin anak ini!" teriak Heejin. Nafasnya memburu, ia menunjuk-nunjuk wajah Hyunjin tanpa rasa takut. Sedangkan ditempatnya, Alexa mulai mengerti. Ini masalah anak muda jaman sekarang.

"Lo gausah kebanyakan drama, Heejin. Cukup gugurin itu kandungan aja apa susahnya sih?!"

"YA SUSAH LAH TOLOL. DIA ANAK GUE. MIKIR DONG!"

"Ssstt.. Hush jangan ngomong kasar. Udah-udah stop,"ujar Dokter Alexa melerai keduanya. Namun bukannya berhenti, mereka malah saling melemparkan ucapan pedas yang membuat suasana kian memanas.

"Dasar murahan. Disuruh gugurin biar ga malu, malah kaga mau. Goblok banget heran," kata Hyunjin saat melihat Heejin yang mulai menangis.

"Kak, gue minta gugurin kandungan dia. Gue udah muak banget," tambahnya.

Alexa menghela nafas kasar, secara garis besar dia tahu apa yang terjadi antara Hyunjin dan Heejin. Bingung juga akan melakukan apa, diusia mereka saat ini memang masih suka labil. Apalagi dalam mengatur emosi. Tapi Alexa tidak akan melakukan permintaan Hyunjin meski disogok uang ratusan juta.

"Kakak gak bisa. Gak ada prosedur yang membolehkan aborsi pada pasien. Kakak bisa dijatuhi hukuman kalo ada yang tahu masalah ini."

"Ini bisa jadi rahasia kita bersama kak," ujar Hyunjin yang pantang menyerah.

"Kakak gak bisa, maaf."

Hyunjin frustasi, ia mengacak-acak rambutnya sendiri. Kemudian menatap Heejin nyalang, "Mimpi apa gue bisa nikah sama jalang kayak lo, Jeon Heejin?"

Tepat ucapan itu dilontarkan, tiba-tiba saja Changbin, Felix dan Seungmin masuk kedalam ruangan milik Lexa. Ah— jangan lupakan jika mereka sempat menguping diluar tadi.

"Jin? Lo serius? Heejin itu jalang?" tanya Felix cepat. Pria berambut blonde tersebut menatap Heejin jijik. Seperti tak menyangka.

"Felix, gak boleh gitu. Kakak gak suka," tegur Alexa pada adik laki-lakinya itu.

Hyunjin mengangguk mengiyakan kemudian ikut menatap Heejin jijik.

"Eh— tapi masa sih? Bukannya Heejin anak baik-baik ya? Lo ngigo kalik Jin. Dikampus juga dia terkenal sebagai anak tauladan tuh," elak Seungmin. Memang benar yang dikatakan pria itu, walaupun Heejin tak mempunyai teman tapi ia seringkali menjadi topik obrolan para dosen dan anak-anak kampus karena kepintarannya. "Masa iya dia jual diri?"

"Gak tau malu! Elo yang perawanin gue! Pas gue hamil gini lo malah gamau ngaku. Bangsat, itu punya lo dipotong aja. Gada gunanya!" Setelahnya pun Heejin pergi meninggalkan Hyunjin yang emosinya sudah mencapai ubun-ubun.

Changbin hanya diam ditempatnya, ia juga bingung harus memberikan reaksi seperti apa. Tanpa aba-aba lagi Hyunjin mengejar Heejin tanpa mengucapkan pamit terlebih dahulu.

Flashback Off

Hyunjin berjalan kekamarnya, kunci kamar mandi ditaruhnya didalam laci. Pria itu berbaring diatas ranjang, matanya memejam.

Fikirannya melayang entah kemana, namun tersadar beberapa menit kemudian saat merasa ditangannya ada sesuatu.

Ah, ini darah Heejin.

Ia bangkit, mengambil tissue kemudian mengelap telapak tangan yang baru saja ia gunakan untuk menyakiti istrinya.

Sejenak Hyunjin berfikir, apakah ia keterlaluan?

"Bodo amat lah! Mau Heejin mati kek, kaga kek. Serah! Fuck!"





***

ekhem rakyat2 ku sekalian.

anjay.

next part gua bikin flashback-an versi heejin pas di club mau gak?

terus tampilin adegan iya-iya nya. mau kaga?😌

auto rated 21+🤣

setuju ato engga?

BE YOUR WIFEU ; HHJ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang