12. Sedikit 'Care'

1.7K 178 12
                                    

Dulu, disaat Heejin menangis akan ada Yoona yang menenangkannya. Mengusap punggung kemudian menghibur dirinya. Tapi sekarang? Hanya kesunyian yang menemani Heejin.

Atau jika Yoona sedang tidak ada, Kyuhyun akan menggantikan peran Ibunya. Mengajak Heejin bercanda lalu membawanya untuk makan bersama. Tapi Ayahnya sudah berubah, ia bukan Kyuhyun yang dulu lagi.

Terkadang Heejin ingin marah, kenapa Tuhan mengambil Yoona disaat ia sangat membutuhkan sesosok Ibu dalam hidupnya? Kenapa Tuhan mengambil satu-satunya cahaya kehidupan Heejin? Apa salahnya? Apakah Heejin memiliki dosa yang sangat besar pada Tuhan sehingga ia diberikan hukuman seberat ini?

Ya Tuhan, mengapa ini terasa menyakitkan? Heejin kira, sudah cukup penderitaannya dengan menikah bersama Hwang Brengsek Hyunjin. Ternyata tidak.

"H-hiks hiks.. Ayah kenapa- hiks.. Kenapa jahat banget sama Heejin? Heejin gatau kenapa Ayah terus terusan nyalahin Heejin sama Ibu. A-ayah kenapa hiks.."

Dengan perasaan kesal, Heejin melemparkan ponselnya kearah bathub hingga benda persegi tersebut retak. Heejin tak perduli. Wanita itu mulai menangis dengan nyaring. Tergugu hebat sembari mencengkram dadanya kuat. Letak dimana rasa nyeri bersarang dalam tubuhnya.

Kenapa harus Heejin? Kenapa harus Heejin yang merasakan sakit ini?

"Ibu, Heejin capek. Heejin mau nyusul Ibu aja. Heejin mau mati, hiks."

BRAK!

Pintu kamar mandi tiba-tiba saja terbuka. Tampaklah Hyunjin dengan wajah datarnya berdiri didepan Heejin yang masih saja menangis.

"Bangun. Gue lagi berbaik hati, jadi silahkan keluar," ujarnya.

Heejin masih setia menangis sesegukan, mengabaikan keberadaan Hyunjin di hadapannya. Melihat itu Hyunjin mendengus kasar, kemudian berjongkok didepan Heejin.

Diamatinya tubuh bergetar itu beberapa detik, setelahnya tangan Hyunjin terangkat. Meletakkan telapak tangannya di kepala Heejin, dan dengan ragu Hyunjin menggerakkan tangan tersebut menjadi usapan-usapan halus yang membuat Heejin semakin mengeraskan tangisnya.

"Heh, gue udah baik hati usap-usap pala lo. Kenapa makin kenceng sih nangisnya?" tanya Hyunjin jengah. Ia memutar bola matanya tanda kesal dengan wanita itu. "Udahan napa, pegel nih gue jongkok terus."

Akhirnya Heejin mendongakkan kepalanya. Menatap Hyunjin dengan mata memerah. Tangisannya sudah reda.

"L-lo ngapain disini?" cicitnya.

Pria tersebut menghela nafas, kemudian menghentikan usapannya pada kepala Heejin. "Lo berisik banget. Dikurung dalem kamar mandi aja lo jejeritan kayak gini. Udah yok, keluar."

Sejenak, Heejin menatap bingung kearah suami brengseknya ini. Dia kenapa?

Hyunjin lagi-lagi memutar bola matanya jengah, ia berdiri terlebih dahulu. Lalu menarik lengan Heejin dengan paksa, menyuruh sang istri berdiri.

"Ish! Sakit!" keluhnya.

"Ck. Diem deh. Cepet keluar sebelum gue beneran ngurung lo disini. Males gue denger lo nangis gitu. Alay tau gak?"

Setelah menyelesaikan ocehannya, Hyunjin keluar dari kamar mandi dengan tergesa.

'Gue gaboleh kasian sama dia. Inget, Heejin yang bikin hidup lo hancur, Hwang Tampan Hyunjin' -Hyunjin

.


Beberapa saat yang lalu,

Tidur Hyunjin terganggu saat ia mendengar keributan kecil didalam kamar mandi. Dahinya mengkerut, ada apa?

Perlahan, Hyunjin bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.

"Y-yah.. Kok ngomongnya gitu? Heejin bukan sampah."

Kalimat itu terdengar lirih. Hyunjin bergerak menempelkan daun telinganya ke pintu kamar mandi. Menguping pembicaraan sang istri dengan orang diseberang sana. Ah, ternyata Heejin berkelahi dengan Kyuhyun. Hyunjin cukup tahu tentang apa yang membuat kedua Ayah anak itu berseteru.

Kyuhyun pernah menceritakan tentang Im Yoona, istri pertamanya. Dari ceritanya itu lah Hyunjin percaya bahwa Heejin tidak ada bedanya dengan Yoona. Sama-sama jalang. Bukan Hyunjin yang mengatakan itu, tapi Ayah mertuanya sendiri. Ia hanya menyetujui ucapan Kyuhyun.

Sejenak, ia tersenyum sinis. Bagus, ia tidak perlu membuang-buang waktunya untuk menyakiti istrinya lebih jauh. Karena tanpa sadar, Kyuhyun juga ikut andil dalam rasa sakit yang menimpa seorang Jeon Heejin.

Tak lama, Hyunjin mendengar sebuah suara benda yang dilempar. Isak tangis Heejin terdengar memilukan.

Ah, Hyunjin tak perduli. Itu urusan Heejin juga Ayahnya.

Baru saja Hyunjin ingin beranjak pergi, rentetan kalimat istrinya membuat ia mengurungkan niat.

"Ibu, Heejin capek. Heejin mau nyusul Ibu aja. Heejin mau mati, hiks."

Tidak, tiba-tiba Hyunjin merasa ini salah. Hyunjin memang bodoh, tolol, dan lainnya. Tapi bagi Hyunjin, bunuh diri bukan satu-satunya jalan untuk mengakhiri masalah.

Kemudian tanpa aba-aba lagi, Hyunjin langsung mendobrak pintu kamar mandi dengan kuat hingga pintu itu terbuka dengan suaranya yang kencang.

"Ngapain dobrak anjir. Kan ada kunci! Hyunjin bego!" rutuk Hyunjin dalam hatinya. Bahunya sakit sekarang. Tapi dengan perlahan ia menginjakkan kakinya memasuki kamar mandi.

Menyaksikan tubuh Heejin yang bergetar karena menangis, entah kenapa membuat Hyunjin iba. Apalagi tadi wanita itu sempat mengucapkan kata "mati." Hyunjin takut Heejin akan-

Aish!

Apa peduli Hyunjin jika Heejin benar-benar mati? Bukankah ia harus senang? Tak ada lagi penganggu, tak ada lagi orang yang membuatnya darah tinggi, tak ada lagi-

Ah nyatanya isi otak pria itu tak sejalan dengan hatinya. Buktinya, sekarang ia berjongkok dihadapan Heejin. Melakukan hal gila dengan maksud menghentikan tangisan Heejin.

Sampai suatu ketika, Heejin menampilkan wajah berantakannya. Dengan mata memerah dan sembab sehabis menangis. Disitulah jantung Hyunjin menggila. Meronta-ronta menyuruh Hyunjin memeluk wanita dihadapannya.

Mau bagaimanapun, Heejin itu wanita. Terlepas dari kelakuan Hyunjin yang gemar menyakiti istrinya, ia sangat menghormati seorang wanita. Apalagi Tiffany. Ia sangat-sangat menghormati Ibunya. Maka dari itu tidak ada salahnya kan, jika ia sedikit menenangkan hati Heejin?

"Gue yakin gue udah gila," -Hyunjin

"Gue yakin gue udah gila," -Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BE YOUR WIFEU ; HHJ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang