05

610 103 3
                                    

Sebenarnya dia sering melihat Taehyung melamun. Ada saja waktu yang dipakai pria itu untuk berpikir. Tapi apa yang dipikirkannya,Jungkook tidak tahu. Seperti sekarang dia baru saja berganti baju setelah tadi basah-basahan,langsung disuguhi pemandangan pria itu yang berdiam menatap rintik hujan.

Inginnya menghampiri. Tapi di kepala besinya sudah terpatri untuk membiarkan Taehyung seperti itu sampai lelaki itu puas melamun.

Jadi ia cuma menghidupkan lampu redup yang disekitar Taehyung dengan sistemnya,ntah Taehyung sadar atau tidak. Tapi dari gelagatnya,tidak sadar sama sekali.

Melangkah menuju balkon belakang,dan berjongkok sekedar menyapa temannya. Seperti saling berbicara dalam hati,kadang Jungkook tersenyum. Tidak aneh,karena memang sengaja Taehyung membuat alat-alat dirumahnya memiliki sistem seperti Jungkook,walau masih lebih istimewa anak itu.

Taehyung berbalik badannya untuk melangkah ke kamar,dia ingin tidur. Kantuk menyerang disaat dia berdiam tadi. Selain untuk berpikir,berdiam kadang memang membuat Taehyung mengantuk. Jadi terkadang disaat ia tidak bisa tidur,yang ia lakukan hanya diam.

Saat melangkah naik sambil melihat-lihat,ia terhenti ketika pandangnya terpaku ke Jungkook yang berjongkok di depan kaca balkon belakang. Dia tersenyum saat Jungkook menghembuskan napasnya ke arah kaca dan menuliskan tulisan diatas uapnya. Walaupun dari atas dia tahu dengan jelas,Jungkook membuat namanya disana disertai tulisan 'family'. Taehyung tersenyum,memilih bertopang siku di pegangan tangga.

"Terkadang aku berpikir kau memang manusia asli Jungkook,tapi saat aku melihat telapak tangan ku,semuanya hilang, karena dengan tanganku sendiri aku membuat dirimu. Aku berharap suatu saat nanti kau tetap bisa melakukan apa pun yang kau mau,walau hanya Robot. Tidak ada salahnya kan ? Dia saja berharap kau bisa menggantikannya."

Setelah bergumam sendiri ia kembali melangkah naik. Membiarkan Jungkook asyik dengan kegiatannya.






***






Pria paruh baya menghembuskan napasnya lelah,diumurnya yang seharusnya sudah beristirahat ini,ia masih harus mengendalikan perusahaannya. Dia ikhlas sebenarnya,tapi waktu yang memang mengharuskan dia turun posisi. Tapi anaknya masih saja terbaring tidak berdaya. Dia hanya memiliki satu keturunan. Tidak ada yang bisa dia andalkan.

Walaupun kadang teman dekat anaknya secara bergantian menggantikan,tetapi sebagai seorang Ayah,dia masih begitu percaya ke anaknya.

Sekretarisnya tersenyum tipis,dia tahu kepusingan CEO nya tapi dia mencoba mengabaikannya saja.

"Tuan,bagaimana kalau anda hari ini pulang dan beristirahat saja ? Bercengkerama dengan istri anda mungkin ?"

Lelaki itu tertawa pelan,beranjak dari sandaran kursi dan mulai kembali untuk memeriksa berkas-berkas.

"Jangan bercanda. Kau tahu dengan jelas istri ku menjaga siapa."

"Ya sekalian tuan,kan anda bisa menjaga anak anda juga. Ku dengar,bercengkerama dengan mereka yang tertidur bisa membuat mereka cepat tersadar."

Hanya kembali tersenyum. Mengabaikan saja ucapan sekretarisnya. Dan sekretarisnya itu biasa saja,terlampau tahu watak tenang bosnya.









***



"Jungkook ?"

Jungkook berdiri seketika,mengangkat alis sebelah kirinya untuk bertanya maksud Chaeyoung memanggilnya.

"Bisa temani aku sebentar keluar ?"

"Tapi Chaeyoung,Taehyung tidak mengizinkan Jungkook keluar."

I'm Robot ! What do you think ? (KookRoseGyu) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang