Taehyung memandang Jungkook terkejut. Dimana sosok yang ia pandang bisa menatap halus dirinya seolah-olah ia serius dengan apa yang dikatakannya tadi.
"Berpikirlah sesukamu,karena aku sama sekali tidak mengizinkannya."
Menoleh ke belakang dimana Mingyu memandang Jungkook tidak suka. Taehyung segera berdiri dan menghampiri Mingyu.
"Kau pikir hyung mengizinkannya ? Tidak. Karena kau sebagai pihak yang bertanggung jawab,harus menanggungnya."
Mingyu mengerut tidak suka.
"Terserah padamu. Tapi satu yang ku tegaskan padamu. Jangan pernah berpikir untuk memintanya menggugurkan kandungan tersebut. Jikalau itu terjadi,aku tidak akan menganggap mu sebagai adikku."
Sesudah itu Taehyung berlalu. Membiarkan Jungkook menetap disana bersama Mingyu. Jungkook memandang Mingyu yang menunduk sambil meremas rambutnya.
"Sekarang apa yang akan Mingyu-ssi lakukan ? Jungkook tidak berniat buruk kok. Jungkook hanya ingin membantu menjaga Chaeyoung,itu saja."
Mingyu menghela napas,memandang Jungkook sesaat lalu mengikuti jejak Taehyung yang berlalu begitu saja.
Jungkook memiringkan kepalanya,lalu berbalik kembali duduk.
Duduk dengan isi kepala yang kosong,tidak memikirkan hal seperti Taehyung dan Mingyu. Apa yang mau dipikirkan ? Disaat ia juga tidak seluruhnya mengerti perihal manusia hidup. Menyangga dagunya diatas kedua tangannya yang disangga kedua lututnya. Melihat dengan sistemnya dimana Taehyung yang menghubungi sang ayah. Dia tahu kok kalau tadi Taehyung sangat risau. Makanya dia reflek menawarkan seperti apa yang ia katakan tadi. Tapi dia juga sudah tahu apa jawaban Taehyung.
Nanti saja lagi bertanya atau menunggu saja Taehyung menyetujui sendiri.***
Chaeyoung terbangun dengan keadaan kamarnya gelap gulita. Lampunya tidak dinyalakan juga tirai jendelanya tidak dibuka. Tapi ini sudah malam hari. Ia tahu itu. Berjalan ke arah jendela dan membuka tirainya lebar-lebar. Memandang pada cahaya-cahaya gedung, dan terkadang menatap bintang dan bulan yang sedang bersinar terang. Mengelus pelan perutnya. Ia tahu perasaan ini. Seorang perempuan pasti tahu apa yang terjadi pada tubuhnya. Dan ia tidak bodoh jika didalam perutnya sekarang ada makhluk mungil yang akan bertumbuh seiring waktu. Dan itu,itu anak Mingyu. Menutup mata dan menghela napas,gusar memikirkan bagaimana tanggapan Mingyu soal ini semua. Tapi ia berharap,Mingyu mau menerima anak ini.
Ceklek
Berbalik saat pintu kamar dibuka dan lampu dinyalakan. Menemukan Mingyu yang menatapnya dingin. Menghampiri Chaeyoung dan memojokkannya di jendela.
"Sekarang apa hmm ? Hamil ? Kau mengejutkan ku."
Chaeyoung hanya bisa diam sambil memandang Mingyu tepat dimata.
"Bukankah setiap kali pelayanku mengantarkan kau makanan,aku selalu menyediakan obat agar kau tidak hamil ? Jadi selama ini tidak kau minum ?"
Mingyu menuntut jawaban Chaeyoung,tapi tetap yang dilakukan Chaeyoung hanya diam.
"Jawab! Sebelum aku mendorong mu jatuh ke bawah! Aku tidak main-main."
"Aku tidak mau! Lagi pula ini salahmu yang memaksa ku. Berulang kali aku meronta,berulang kali ku katakan jangan,berulang kali aku memohon, kau tidak mendengarkan ku. Yang kau pedulikan saat itu agar urusan mu tuntas. Sekarang kau menyalahkan ku ?"
Akhirnya..akhirnya ia kembali meneteskan air mata,lagi, didepan pria ini. Ia tahu Mingyu sedikit menegang atas perkataannya tadi. Tapi ia tidak peduli.
"Aku tidak peduli kau mau mendorong ku mati sekalipun. Karena sedari awal aku memang ingin mati. Kau tau Mingyu ? Aku..aku sayang padamu, tapi ternyata kau seperti ini. Aku sebenarnya tidak terlalu terpaksa saat orang tua kita menjodohkan kita,aku sudah menaruh rasa padamu. Tapi yang kudapatkan selama ini,adalah perlakuanmu yang selalu menganggap ku teman tidurmu. Aku masih menaruh harapan kau berubah, menaruh harapan kau mau menerima kandunganku tapi tidak sama sekali. Sekarang apa yang aku harapkan ? Tidak ada! Jadi terserah kau mau membunuhku atau tidak aku benar-benar tidak peduli."
Mingyu menggeram frustasi. Membiarkan Chaeyoung menangis terisak dibelakangnya.
Berjalan mengambil mantel lalu pergi ntah kemana supaya pikirannya tenang. Melihat itu Chaeyoung makin menangis keras. Ia tidak menahannya lagi.
Sedangkan diluar ruangan Mingyu berjalan bahkan hingga menabrak bahu Jungkook. Membuat Jungkook kebingungan."Sekarang apa lagi ?"
Jadi ia memutuskan berjalan ke kamar lantai atas,dan menemukan pintu yang terbuka lebar dan suara tangisan. Masuk kedalam,melihat Chaeyoung yang menangis terisak menyembunyikan wajahnya di lutut.
Berjongkok dan mengelus pelan kepala wanita itu."Sst..Jangan seperti ini. Tidak baik bagi bayi Chaeyoung."
Chaeyoung mendongak,melihat Jungkook dengan masih air mata yang terus turun. Memilih maju dan memeluk tubuh Jungkook. Menangis di leher Jungkook.
Dengan itu warna mata Jungkook berubah merah,menandakan bahwa tubuhnya tidak bisa memindai arti dari itu semua. Jungkook tetap diam, tapi tangannya mengepal. Sedangkan Chaeyoung makin mengeratkan pelukannya.Taehyung yang sedang berada dikamarnya terkejut saat komputer-komputer yang memantau sistem ditubuh Jungkook berdengung nyaring,melihat lebih detail dan sontak berlari karena komputer itu memperlihatkan kenaikan suhu yang sangat drastis,bahaya jika dibiarkan terlalu lama.
"Jungkook!"
Chaeyoung melepaskan pelukannya,menatap Taehyung yang berlari ke arah Jungkook.
Menatap Jungkook khawatir.'Panas sekali'
Melepas jaketnya dan menutupi kepala Jungkook agar Chaeyoung tidak melihat warna mata Jungkook. Jungkook sedang error Taehyung tahu,makanya sedari tadi hanya diam.
"Maaf Chaeyoung-ssi. Aku harus membawa Jungkook. Permisi."
Mengangguk kaku menyetujui perkataan Taehyung,membiarkan pria itu memapah Jungkook ntah kemana. Walaupun dikepala muncul banyak pertanyaan kenapa Taehyung terlihat begitu khawatir,padahal Jungkook tidak apa-apa.
***
Mendudukkan Jungkook dikasurnya,lalu beranjak ke depan komputer lagi. Mengotak-atik server dengan lincah,yang berhasil membuat bunyi berdengung itu berhenti. Menghela napas karena suhu sistemnya kembali menurun dengan teratur. Melihat ke arah Jungkook yang sudah menurunkan jaket miliknya dari kepala. Menatap Taehyung dengan warna mata kembali normal. Taehyung mengambil handphonenya lalu menghubungi Jimin.
"Halo Jim.."
"Eoh..kenapa ?"
"Sepertinya kita harus rapat dengan yang lain. Soal Jungkook."
"Apa terjadi sesuatu ?"
"Emm.. Dia sempat error tadi. Ntahlah aku tidak tahu karena apa. Jadi aku ingin membahasnya dengan kalian."
"Hmm..baiklah,nanti aku hubungi yang lain. Seperti biasa ? Malam ?"
"Iya,terima kasih Jim. Hmm,malam hari."
Setelahnya menutup percakapan tersebut.
Menuju Jungkook yang masih saja menatapnya penuh tanya."Ada apa ? Kenapa bisa sampai error ?
Jungkook menggeleng tidak tahu. Tadi ia hanya ingin menenangkan Chaeyoung yang sedang menangis,tapi tiba-tiba ia merasa aneh,tidak bisa mengerti dengan situasi yang terjadi.
Taehyung mengangguk pelan mengelus pelan rambut Jungkook."Pokoknya untuk sekarang jangan biarkan Chaeyoung menyentuh mu lebih oke ? Aku menebak itu karena Chaeyoung memelukmu."
Jungkook mengangguk sambil tersenyum menghadap Taehyung. Yang dibalas Taehyung juga dengan senyuman.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Robot ! What do you think ? (KookRoseGyu) {END}
FanficTentang si robot yang ingin merasakan bagaimana hidup seperti manusia. Ingin merasakan bagaimana rasanya menangis Ingin merasakan bagaimana rasanya tersenyum Ingin merasakan bagaimana rasanya tertawa Ingin merasakan bagaimana semua rasa yang dirasa...