October 31, 2002... Halloween Night...
Malam Halloween, satu-satunya hari di mana anak-anak tidak takut pada hantu ataupun monster mengerikan, dan juga saat di mana mereka diperbolehkan untuk berkeliaran di luar rumah pada malam hari. Bagi anak-anak, Halloween adalah saat yang sangat dinanti-nantikan. Permen, Cokelat, lolipop dan segala bentuk manisan lainnya adalah alasan utamanya.
Sebaliknya, beberapa orang-orang dewasa mungkin tidak terlalu menikmati Malam Halloween. Alasannya cukup beragam: Yang pertama, Halloween merupakan dalih bagi anak-anak untuk memakan permen sepuasnya. Orang tua yang peduli akan kesehatan buah hatinya pasti mengkhawatirkan masalah ini. Lagipula biaya dokter gigi tidak selalu bersahabat.
Alasan kedua adalah mengenai vandalisme. It's Halloween! Some children prefer the "treats" others like the "tricks" better.
Dan yang ketiga adalah tayangan-tayangan horror yang tiba-tiba memenuhi saluran televisi. Film-film horror tersebut tidaklah bermasalah bagi para orang dewasa namun, anak-anaklah yang menjadi keprihatinan mereka. Musik menegangkan dan sosok-sosok menyeramkan yang tiba-tiba muncul pada layar dan mengagetkan anak-anak bisa jadi meninggalkan luka mental pada mereka.
Terlepas dari alasan yang ketiga itu. Di sekitar lingkungan Bellington Suburb, beberapa anak-anak laki-laki, yang nampaknya tidak mengindahkan peringatan orang tua mereka, sudah mendesas-desuskan mengenai film horror yang tayang di televisi kemarin, "Phantom of The 6th Street". Mereka menceritakan setiap detail dari film itu sembari memamerkan betapa sosok putih, bermata hitam, dan melayang-layang itu tidak membuat mereka takut sama sekali.
"... Kemarin aku menonton film itu sendiri dan aku tidak takut sama sekali." Seorang bocah dengan kostum Frankenstein membanggakan dirinya.
"Hah! Itu bukan apa-apa..." Balas seorang anak lainnya, "Kemarin, setelah menonton film itu, aku pergi melewati pemakaman Hathaways untuk mengantarkan kue labu ke Mr. Miller hanya berbekalkan sebuah senter dan sepeda kepercayaanku!" Anak berkostum Count Dracula itu mengangkat dagunya dengan angkuh. Beberapa anak perempuan yang mendengarkan kisahnya berseru kagum.
"Ngomong-ngomong, di mana Chloe?" Tanya seorang anak perempuan memecah panggung ketenaran bocah Count Dracula tadi.
"I heard that she don't wanna do Trick or Treating today." Jawab si Frankenstein.
"Cih! Anak cengeng itu! Pasti dia mencoba-coba menonton Phantom of The 6th Street. Film seseram itu hanya untuk anak laki-laki pemberani sepertiku!" Ucap sang vampir pemberani sambil menunjuk ke dada dengan jari jempolnya.
~~~~~~~~
"A-Ayah! Ayah tidak usah pergi!" Isak seorang gadis kecil bermata cokelat. Ia mengunci kedua lengannya pada leher ayahnya sambil meronta-ronta sehingga membuat pria itu tercekik. Aneh, gadis kecil itu mempunyai kekuatan yang luar biasa meskipun figurnya mungil. Pria dewasa itu pun sampai kewalahan akibat cekikan leher putrinya. Semakin ayahnya berusaha melepaskannya semakin kencang gadis kecil itu memeluknya
"Chloe... Ayolah! Ayah harus pergi bekerja..." ucap pria berjas itu gelap itu, berusaha untuk membujuk putrinya yang manja. Tangannya yang cukup kekar tak mampu melepaskan pitingan neck choke putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS]Deus Caritas Est (DCE)
Action"You see Ryan, when you put the word 'God' and 'Love' together, You'll find the true meaning of life." He smiles at him and said, "That is what you called 'Deus Caritas Est'." Ryan dan Edward adalah kakak-beradik yatim-piatu namun menikmati kehidu...