CHAPTER V: The Second Match

64 14 2
                                    

"Aku tidak peduli kalau kau menghajarku dengan pintu mobil, akan kuhabisi kau!!!" Amarah Scream semakin menjadi-jadi. Ia melompat ke arah Edward hendak mendaratkan lututnya di wajah Edward. Tetapi, Edward lebih dahulu menangkisnya dengan pintu mobil dan menghempas Scream ke tanah.

Kekuatan Edward benar-benar mengerikan! Ia menggunakan pintu mobil sebagai tameng sekaligus sebagai senjata. Scream terlempar sangat jauh. Namun, ia tak gentar. Sekali lagi Scream berdiri dan bersiap untuk menyerang. Kali ini tiga orang sekaligus menyerbu Edward. Edward menghindari ketiga-tiganya lalu menabrakkan pintu mobil itu pada kedua pria yang menyerangnya, meninggalkan Scream sendirian di hadapan Edward.

Sekilas, Scream terintimidasi oleh kekuatan Edward. Matanya terpaku dan tubuhnya gemetar, tak mampu bergerak saat Edward menatapnya dengan tajam. Edward meremas kerah baju Scream hanya dengan satu tangan lalu mengangkatnya tinggi-tinggi, "Kau bukan urusanku!" Ucapnya garang. Lagi-lagi, Scream dilempar Edward begitu jauh hanya dengan satu tangan. Begitu entengnya seperti membuang boneka.

Lagi-lagi, Scream mendarat dengan kasar pada tanah. Ia tertegun, heran, dan marah; tidak sudi menerima kekalahan, "Brengsek!!! Akan kubunuh kau!!!" Scream bangkit berdiri dan kembali menyerang Edward bersamaan dengan puluhan orang lainnya.

Edward dengan santainya berjalan ke tengah kerumunan orang itu. Beberapa dari mereka memiliki senjata, tapi ia tidak gentar. Mereka menyerang bersamaan, namun Edward menghindari, menepis serangan mereka lalu melancarkan serangan balik.

Satu per satu mereka tumbang di tangan Edward. Scream ada di antara mereka yang menyerang Edward, tetapi Edward tidak meladeninya. Berkali-kali Edward hanya menghempaskannya agar ia menjauh. Namun, Scream terus-menerus menyerang.

"Delapan.... Sembilan.... Sepuluh..." Sambil mengalahkan musuh, Edward menghitung jumlah orang yang berhasil ditumbangkannya, "Dua puluh satu.... Dua puluh dua.... Dua puluh tiga...." Hanya dalam sekejap, Ia sudah mengalahkan lebih dari separuh jumlah mereka.

"Tiga puluh.... Tiga puluh satu.... tiga puluh dua." Tepat tiga orang tersisa, termasuk juga Scream. Edward pun berhenti menyerang.

Ryan terbelalak kagum sekaligus takut melihat Edward. Ia baru sadar; selama ini, ketika Ryan berhasil mendaratkan pukulan pada Edward saat latihan, atau saat ia akhirnya berhasil membuat Edward menyerah dengan pitingan tangan, bahkan saat Edward mengatakan bahwa Ryan hampir sama kuatnya dengan dirinya... Semua itu belum ada apa-apanya. Edward hanya mengalah pada adiknya. Ia belum mengerahkan seluruh kekuatannya.

Dua pria yang tersisa itu sudah tidak berani menyerang. Mereka takut akan bernasib sama seperti yang lainnya. Hanya Screamlah yang pantang menyerah. Tak henti-hentinya ia menyerang Edward namun tak pernah berhasil mendaratkan satu pukulan pun.

"Kuakui kegigihanmu, bocah." Edward memuji Scream selagi menghindari setiap serangannya, "Tapi semuanya sia-sia. Aku tidak tertarik melawanmu!"

"Diam!!! Kubunuh kau!!!" Balas Scream dengan amarah membara.

"Jangan takabur, bocah! Kau bahkan tidak bisa menyentuhku; puluhan orang pun tak bisa melukaiku. Apa yang membuatmu berpikir kau bisa melawanku?" Edward menegurnya sekali lagi. Kali ini, setiap kali menghindari serangan Scream, Edward memberi sentilan ke arah dahinya, "Kau lihat, setiap sentilan yang kau rasakan itu adalah setiap kesempatan yang aku punya untuk menghabisimu. Kau bukan apa-apa bagiku!"

"GROAR!!!" Kata-kata Edward semakin menyulut emosi Scream, "BERISIK!!! KAU TERLALU BANYAK BICARA!!! AYO, LAWAN AKU!!!" Geramnya.

[HIATUS]Deus Caritas Est (DCE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang