Home

1K 163 45
                                    

Jangan lupa vote sama komen kalian. 💜

🇰🇷🇰🇷🇰🇷

Sibuk dilanda amarah, mata Taehyung tertuju lurus pada pintu, tangannya yang memegang satu pulpen langsung bermain di atas meja. Tanpa sadar, aroma buku yang dibubuhi tinta pekat dari pulpen tercium di penciumannya, sebuah buku dengan rumus-rumus fisika tergeletak di atas meja.

Taehyung menatap buku itu sekilas, dapat Taehyung lihat ujung buku tersebut sedang dipegang oleh seseorang. Kepala Taehyung langsung menengadah, melirik pemilik dari buku tersebut. Alis mata Taehyung langsung terangkat saat melihat Verona berdiri di depannya, ternyata dia pemilik dari buku tersebut.

"Kita harus istirahat, kau tidak boleh keluar sebelum menyelesaikan soal ini. Semuanya sudah selesai, hanya kau yang tersisa," ujar Verona dengan senyuman manis, tangannya menyodorokan buku itu.

Taehyung menatap ke sekitar, semua murid yang sekelas dengannya sudah keluar dari sana, berhamburan untuk makan siang. Tidak untuk Verona, gadis itu dengan senang hati mencotekkan Taehyung jawaban fisika.

Taehyung mendesah perlahan, tubuhnya yang tersandar langsung tegak, disamai dengan rahangnya yang mengeras, sorot matanya mulai tajam, memaksa Verona untuk tetap menatap netra Taehyung yang seakan menghipnotisnya. Taehyung berdiri, menatap Verona tanpa mengatakan apa-apa.

Tidak memperpanjang waktu lagi, Taehyung memutar bola matanya malas, lelaki itu langsung melangkah keluar. tangannya terselip di saku celana, langkahnya tegas dengan punggung tegap, pesona yang tak terelakkan.

Verona hanya bisa menatap punggung Taehyung nanar, gadis itu mendadak murung, dia menarik kembali buku yang tadi dia sodorkan kepada Taehyung, niat baiknya dibalas kasar oleh lelaki itu.

Tetapi, dengan kebaikan hati, dia kembali menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum. Saat Taehyung benar-benar sudah hilang dari pandangan, Verona buru-buru kembali ke bangkunya, memasukkan perlengkapan ke dalam tas kemudian menggandeng buku fisika untuk diantar ke ruang guru, mencoba untuk melupakan sikap Taehyung.

Verona masih ingat apa yang Jimin katakan padanya, Taehyung jauh berbeda, dia bisa berubah sikap kapan saja. Untuk saat ini, Verona tidak tahu menahu tentang masalah apa yang membuat Taehyung menjadi demikian. Hanya satu yang Verona ketahui, karena kedua orangtuanya.

Langkah kaki Verona benar-benar bersemangat, di lorong sepi yang sekarang hanya diisi olehnya, sepatu Verona terdengar berirama dengan langkahnya, membuat senyuman Verona semakin mengembang.

Beberapa menit setelahnya, Verona tampak keluar dari ruang guru. Verona terhenti sejenak tidak jauh dari ruang itu, dia menatap ke segala arah, seperti mencari sesuatu. Verona meringis pelan, perutnya berbunyi menandakan dia sedang lapar, Verona mengusap pelan perutnya.

Biasanya ada Taehyung yang menemani Verona saat makan, sekarang Taehyung entah ada di mana. Selain Taehyung, ada Jimin yang sekarang juga entah ada di mana. Hanya satu yang Verona ingat saat ini, Cha Azora, tetapi gadis itu menekuk bibirnya kecewa saat mengingat satu fakta. Zora pasti tengah les sekarang, gadis itu selalu makan beriringan dengan les, Zora sangat rajin belajar.

"Sepertinya aku harus mandiri mulai dari sekarang." Verona membatin, memandangi sepatu yang talinya hampir terlepas. Dahi Verona mengerut, dia mengingat satu kalimat dari Agust D. "Kata Agust D, saat tali sepatu kita lepas, kita harus mengikatnya kembali supaya tidak terjatuh." Gadis itu bersungut-sungut menggemaskan.

Verona kembali mengangkat kepalanya, dia celingak-celinguk lagi. Senyuman gadis itu kembali mengembang saat melihat sebuah bangku tidak jauh dari sana, lantas Verona langsung berjalan ke arah bangku itu.

The Death Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang