Jangan lupa vote sama komen kalian sayang, itu sebagai bentuk dukungan kalian terhadap cerita ini :)
Intagram: @windyvee"Aku bingung, kau bilang kita pernah bertemu, tapi kapan?"
🇰🇷🇰🇷🇰🇷
Manik hitam gadis purba itu tampak membesar, entah apa yang merasuki tubuh Agust D sekarang, entah kenapa dia curiga dengan kedatangan gadis purba ini. Sang gadis menepis tangan Agust D dengan sedikit kasar, Agust D melongo tak percaya, gadis ini berani juga.
Gadis purba itu mulai duduk di sofa, tidak menatap Agust D lagi. Agust D mendesah pelan, mengacak rambutnya frustasi. Agust D merasa frustasi karena dua hal. Pertama, karena kehadiran gadis misterius ini. Kedua, karena tubuhnya yang tiba-tiba saja membaik setelah gadis purba ini menyentuhnya.
"Siapa namamu? Kumohon, kali ini tolong bicara padaku," ucap Agust D serius.
Gadis purba menatap Agust D lagi, sekarang dia agak gugup, bibirnya mengerucut. Agust D mendesah pelan saat gadis itu menggeleng pelan, kepanya menunduk lagi. Sialan.
"Oke! Kau bisu, oke!" Agust D mencoba untuk bertoleransi padanya, meskipun Agust D tidak yakin gadis ini benar-benar bisu atau tidak.
Gadis purba tersenyum tipis, sangat tipis. Jantung Agust D mulai mengalami hal yang tak biasa saat gadis itu tersenyum, Agust D tidak tahu penyakit apa yang tengah dia alami, karena dia tidak pernah mengalaminya.
"Kau setidaknya bisa menulis 'kan? Aku akan mengambil sebuah buku tulis. Tunggu di sini."
Agust D berbalik, hendak melangkah untuk pergi. Tapi, sialan. Jemari lembut sang gadis menyentuh kulitnya lagi, sekarang dia memegangi lengan Agust D.
Agust D terhenti saat itu juga, kepalanya agak menoleh ke belakang, dapat dia lihat mata gadis purba itu menatapnya sendu, tatapan gadis itu seperti rasa khawatir.
Si gadis menarik lengan Agust D lembut, entah mengapa tubuh seorang Agust D langsung mengikuti arah tarikannya. Hingga dia berhasil membawa Agust D kembali untuk duduk di sofa, gadis itu mendorong bahu Agust D, matanya mengerjap beberapa kali. Tidak banyak yang Agust D lakukan selain duduk mengikuti perintahnya, menyebalkan.
Mata gadis itu mulai liar ke segala arah, dia mengetuk-ngetuk dagunya sendiri, ada beberapa kerutan pada dagunya, menandakan dia tengah berpikir. Agust D mulai mengalihkan pandangan ketika perasaannya mendadak aneh,
Gadis itu tampak menggemaskan, dia imut.. Tidak-tidak. Ah, Agust D tidak ingin memikirkannya.
Lalu gadis itu mulai melangkah, menuju ke sebuah tempat. Tempat di mana Agust D menyimpan kotak p3k tadi siang, dia tampak ragu untuk membuka lemarinya, sampai pada akhirnya gadis itu berhasil mengeluarkan kotak p3k itu dari lemari.
Dia menatap Agust D, dia mengangkat kotak itu tinggi-tinggi lalu meliriknya sekilas dengan raut bingung. Dia menatap Agust D lagi, Agust D mengalihkan pandangannya sinis. Terdengar langkah kaki yang semakin mendekat, Agust D tidak perlu melirik siapa yang tengah berjalan, sudah dapat dipastikan gadis purba itu kembali menghampirinya.
Agust D terpejam saat sofa yang dia duduki saat ini sedikit bergelombang, Agust D menoleh ke samping, dapat dia lihat tubuh gadis purba tadi duduk tepat di sampingnya. Kotak p3k tergeletak di atas paha gadis itu, di atas kotak itu dia masih memainkan jari-jarinya. Agust D mulai menatap wajah sang gadis, napas gadis itu tampak begitu tenang, mata beningnya menatap jemarinya sendiri, dan dia menggigit bibirnya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Death Time
FanfictionGenre: Action, romance, fantasy Penulis takdir di Korea Selatan, Agust D. Ia bersumpah bahwa ia tidak akan jatuh cinta pada siapa pun. Namun siapa sangka, ia terjebak dalam sumpah gilanya sendiri, karena Agust D mulai jatuh cinta. Agust D tidak pern...