Real Home

813 153 58
                                    

Maaf lama banget updatenya guys. Di kotaku ada tradisi, namanya pacu jalur, ada yang tau nggak? Nah, setelah tujuh belasan tradisi itu biasa diadakan. Sibuk banget guys, apalagi aku hobi nontonnya. Kalian bisa liat di Youtube ya apa itu pacu jalur hehehe kalau mau sih.

Oh ya, kemarin jalur kecamatanku juara 1 dong, bangga banget aku guys serius. Kemarin juga di sekolah banyak kegiatan, pas malemnya aku sibuk main dong, banyak pasar malam ekekeke.

Jadi buat refreshing aku main, pas malam sabtu main, malam minggu juga main. Guys, aku butuh curhat nih serius, kan aku pernah tanya sama kalian, pernah nggak sayang sama orang yang nggak pernah kalian bayangin? Guys serius, sekarang aku dilema banget anjay :'))

Jadi guys, kalau kalian mau cerita sama aku boleh banget kok. Dm aja di instagramku @windyvee atau chat aja di wattpad, insya allah aku bales kok tenang aja :)) dan iya guys, aku butuh teman curhat. Huhuhu.

Nah, kalau kalian mau chat lebih sama aku, di WA aja ekeke. Ini nomorku 082386624892, chat aja nggak usah malu-malu, kita semua sahabat💜

Satu lagi, kalian jangan panggil aku 'Kak' atau 'thor' ya. Panggil aku Vee aja, atau Minvee ya wkwkw.

Dah, aku nggak mau panjang-panjang, terima kasih udah mendukung ceritaku dengan tulus. Kalian berharga💜

Jangan lupa vote sama komennya💜

🇰🇷🇰🇷🇰🇷

Kalimat itu berhasil mengumpulkan kesadaran Agust D kembali. Dia tidak bisa berpikir positif saat ini, otaknya tidak bisa mencerna baik-baik apa yang akan terjadi setelah ini.

Keinginan Agust D untuk mandi menghilang sudah, dia kembali mengaitkan kancing kemejanya dengan tergesa. Napasnya memburu seiring dengan pikiran melayang entah ke mana. Agust D menggeram menahan emosi, dia langsung meremas kertas itu kemudian berjalan dengan wajah merah padam ke luar kamar.

Yang lelaki itu dapati saat keluar dari kamar adalah tubuh Verona tengah duduk dengan tangan bertumpu pada meja, dia tampak sibuk membaca beberapa buku, dahinya berkerut, dagunya diketuk menggunakan pulpen.

Agust D meluruskan pandangannya pada Verona, sorotnya menakutkan, seakan dia ingin memakan gadis itu setelah ini. Saat sampai di dekat Verona, Agust D langsung menarik lengan gadis itu dengan kasar.

Verona tersentak kaget, dia meringis saat Agust D tiba-tiba menarik lengannya hingga dia berdiri secara paksa. Verona memegang lengannya yang sedikit nyeri, dia ingin sekali memprotes. Tetapi, sorot mata Agust D mengunci mulutnya untuk berucap, raut Agust D sangat menyeramkan menurut Verona.

"Siapa yang kau bawa ke rumahku hari ini?!" tanya Agust D marah, rautnya tidak menandakan bahwa dia ingin berbaik hati, sangat tegas dan mendominasi. "Kau membawa seseorang ke rumahku tanpa sepengetahuanku!"

Verona meneguk ludahnya kasar, dia membisu, tidak tahu yang harus dia jelaskan. "I-itu, dia temanku." Verona tidak berani menatap manik tajam Agust D saat ini, gadis itu gelagapan, tidak yakin dengan ucapannya.

"Siapa, Verona?!" Agust D mulai mendesak, suara beratnya semakin membuat Verona bungkam. Agust D memegang kedua lengan Verona, amarah dalam hatinya yang berkembang cepat membuat lelaki itu sedikit mencengkram lengan Verona.

Verona mencoba untuk mengelak, dia berjalan mundur, berusaha menarik lengannya yang dilanda rasa nyeri. Semakin Verona mencoba, Agust D semakin mencengkram lengannya. Lelaki itu tidak diam, saat Verona melangkah menjauh, Agust D akan maju, tidak membiarkan Verona pergi.

"D-dia temanku, Agust D." Verona berbicara setelah Agust D menarik dagunya untuk menatap ke arah lelaki itu. Napas Verona memburu, menyesali perbuatannya telah membawa Jimin datang.

The Death Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang