Fake Honeymoon

943 145 21
                                    

Halloha friends, apa kabar? Baik dong ya? Uwu.

Maaf ya aku updatenya lama, gegara kabut asap tugas banyak banget. Sekarang sabtu aku sekolah, fullday plus hari sabtu yang biasanya libur jadi sekolah huhu. Pulang jam 4, kalau senin pulangku jam 5, aku capek friends.

Gapapa, aku sayang kalian💜

Enjoy ya all💜

🇰🇷🇰🇷🇰🇷

Author's side..

Verona duduk di sebuah ranjang yang tersedia di sebuah kamar. Kamar yang jauh lebih luas dari kamar Agust D di Korea. Verona memperhatikan setiap lekuk kamar tersebut, bergaya klasik dengan dinding bewarna putih dan ukiran bewarna emas, ranjang besar dengan sandaran berukiran juga.

Verona tercenung melihat kondisi kamar itu setelah Agust D meninggalkannya untuk mengambil beberapa barang di mobil. Verona masih bingung, kenapa Agust D membawanya ke tempat ini? Tetapi Verona tidak akan mempermasalahkan hal ini karena kepercayaannya yang begitu besar kepada Agust D.

Verona mengusap sprei putih bersih yang membalut ranjang, Verona masih ingat ucapan Agust D saat lelaki itu membuka kamar ini, "Ini kamarmu, Verona. Kau tidak akan sekamar denganku lagi, jadi kau bisa bebas melakukan apa saja di sana. Asalkan jangan merepotkanku." Ia tersenyum dengan bangga dan mengusap pucuk kepala Verona yang mematung memperhatikan kamar.

Verona sontak memegang kepalanya, merasakan kembali sensasi saat Agust D mengusap kepalanya tadi. Verona tersenyum tipis, tindakan kecil seperti inilah yang selalu ia sukai dari sosok Agust D.

Di dalam kamar itu juga ada sebuah sofa yang diletakkan di sudut ruangan, bewarna putih bersih. Ada lemari besar yang tingginya mengenai langit-langit kamar, di antara pintunya terdapat sebuah kaca besar. Sebuah meja rias lengkap dengan alat-alat make up. Ada sebuah lemari lagi, transparan, memperlihatkan jejeran sepatu hak tinggi—tampak begitu elegan, ada puluhan gaun berbagai warna tergantung di sana.

Verona lagi-lagi tercengang, sekarang bukan hanya itu, mulutnya terbuka lebar saat matanya menyapu gaun-gaun indah itu. Membuat kaki Verona seketika berdiri dan melangkah menghampiri lemari tak kalah besar itu.

Verona memegang pintu lemari kemudian membukanya secara perlahan, takut benda berharga ini rusak akibat tingkahnya. "Wah!" Verona bergumam dengan kagum. Matanya berkaca-kaca melihat gaun itu.

Verona menyibakkan gaun demi gaun untuk melihat betapa mengagumkannya gaun itu. Verona mengambil sebuah gaun, ia tertarik dengan yang satu ini, gaun bewarna hitam yang lengannya transparan.

Warnanya terlihat simpel, namun bagi Verona gaun itu begitu indah. Verona membuka pintu lemari yang di dalamnya berjejer hak tinggi mahal dengan berbagai bentuk. Verona tersenyum mengambil salah satu hak tinggi, bewarna putih dengan tali dihiasi permata indah yang berkilauan saat diterpa cahaya.

Mata Verona semakin berkaca-kaca melihat semua ini. Apa Agust D yang menyiapkan semua ini? Tak pernah terbayangkan sebelumnya seorang Agust D yang kaku bisa menyiapkan keindahan seperti ini.

Verona melupakan satu hal, ada sebuah tirai besar di kamarnya, warnanya masih saja putih. Jika diperhatikan lagi, tirai ini menutupi seluruh dinding yang bertepatan depan ranjang Verona.

Dahi Verona mengerut, untuk apa tirai sebesar itu ada di sana? Begitu pikirknya. Termakan rasa penasaran, Verona meletakkan gaun beserta hak tinggi elegan itu ke tempat semula. Dengan antusias tinggi sosok Verona berjalan menuju tirai besar itu.

Saat tangannya menyibakkan tirai, matanya disambut oleh pemandangan laut yang tak kalah indah. Membuat tubuh Verona membeku dalam beberapa detik, dan detik pun berubah menjadi menit. Sebuah kaca besar ada di kamarnya, tertutupi oleh tirai besar, saat ia membuka tirai, Verona bisa melihat pemandangan laut saat ia merasa bosan.

The Death Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang