WHO ARE YOU?

2.3K 300 51
                                    

Jangan lupa vote sama komen kalian sayang, itu sebagai bentuk dukungan kalian terhadap cerita ini. :)

Intagram: @windyvee

"I'm confused, who are you?"

🇰🇷🇰🇷🇰🇷

Sebanyak apa pun Agust D mengumpat karena kehadiran gadis itu, semua tidak ada artinya. Ada banyak hal yang perlu Agust D kerjakan, seperti sekarang ini, dia tengah berhadapan dengan Hobie setelah lelaki itu meneleponnya dan menyuruh lelaki itu untuk datang ke markas mereka.

"Aku sudah menyelidiki parasit itu, dan—ya, memang dia pelaku dari kecelakaanmu," ucap Hobie pada Agust D sambil berjalan mondar-mandir, berbeda dengan Agust D yang memilih untuk duduk santai, bahkan saking santainya dia masih sempat untuk mengorek kupingnya sendiri.

"Sebenarnya kau tidak perlu menyelidiki sialan itu, karena aku sudah terlebih dahulu mengetahuinya," jawab Agust D sarkas, memutar bola matanya malas, sebenarnya dia sudah terlalu muak membahas hal mengenai manusia parasit yang satu itu, Jack V.

Entah mengapa dia selalu mengusik kehidupan Agust D, dan itu semua hanya karena dendam karena Agust D membunuh kedua orangtuanya.

Padahal dia hanya seorang bocah SMA yang sok ingin melawan seorang Agust D, sebenarnya Agust D masih berbaik hati untuk tidak menulis takdir buruk untuk bocah lekaki itu. Mungkin karena Agust D masih memiliki sisi baiknya untuk parasit itu, kalau tidak mungkin dia sudah terbaring di dalam peti kematian sekarang. Agust D bisa membuatnya terbaring lemah sama seperti Agust D memperlakukan kedua orangtuanya yang sok ingin melawan.

Mereka adalah sekumpulan manusia buta harta, datang karena kekuasaan, dan pada akhirnya mereka berani membohongi seorang Agust D.

Ya, kedua orangtua Jack V tidak membayar kesepakatan mereka, sebuah bayaran yang sudah ditetapkan jika kalian sudah melibatkan diri ke dalam dunia Agust D. jika kalian melanggarnya, maka dengan senang hati Agust D akan menulis takdir dari kemurkaan hatinya. Mereka mati di tangan lelaki itu.

"Apa kau tidak pernah memikirkan ini?" Hobie menunjuk Agust D serius, sorot matanya tajam, dia berjalan sebanyak dua langkah ke arah Agust D.

Agust D menaikkan kedua bahunya, pertanda bahwa dia tidak ingin memikirkan apa pun. Termasuk memikirkan kalimat Hobie barusan.

"Siapa mata-mata yang selama ini berada di dekatmu? Kenapa dia tahu jadwal penerbanganmu dan—"

"Pesawat yang aku tumpangi?" potong Agust D mantap, menyesap kopi yang ada di atas meja.

Hobie menjentikkan jarinya, lalu dia duduk di sofa yang ada di depan Agust D. "That's right boy. Kau harus memikirkan hal ini." Hobie bersandar pasa sofa, kakinya tersilang dengan mata serius menatap Agust D. "Kau harus memperhatikan orang-orang di sekelilingmu." Hobie menunjuk Agust D dengan tampang serius.

Kali ini Agust D baru berpikir bahwa itu benar. Agust D menarik napas dalam-dalam, meletakkan gelas kopinya secara perlahan. "Mustahil kalau adikku yang melakukan hal ini, kan?" dahinya mengerut, sebelah alisnya terangkat dengan mata menatap Hobie tajam.

Hobie terdiam sejenak. "Aku tahu—tapi, tidak menutup kemungkinan kalau dia selama ini mematai kegiatanmu." Hobie mulai mengeluarkan seringaiannya.

"Apa aku boleh berpikir bahwa kau yang memataiku?" sindir Agust D mengangkat sebelah sudut bibirnya.

Hobie terdiam dalam beberapa saat, berpikir tentang maksud kalimat Agust D barusan. Dan ya, Hobie hanya menganggap itu sebagai sebuah candaan seorang teman ke temannya.

The Death Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang