History

815 130 25
                                    

Happy Birthday uri angel without wings Park Jimin, apa pesan kalian untuk Jimin nih? Sayang banget sama dia uwu💜

Lama banget ya aku nggak update? Maaf ya huhu.

Enjoy guys💜

🇰🇷🇰🇷🇰🇷

Raut antusias Verona seketika berubah, gadis itu menyengir tertahan. Ia menatap Agust D yang membuang tatapannya ke pintu. Masih ada sepercik rasa penasaran, Verona memilih untuk mendekat, melihat-lihat isi kado yang aneh itu.

"Seharusnya aku jujur saja tadi." Agust D merutuki dirinya karena telah berbohong, mengatakan bahwa mereka tengah berbulan madu. Agust D berusaha menahan panas pada pipinya, ia malu.

"Ini apa?" Verona bertanya.

Kepala Agust D berubah arah, matanya membelalak saat Verona mengambil majalah khusus hubungan intim. "Ya! Jangan lihat itu!" Agust D langsung menarik majalah itu. Verona selalu tertarik dengan buku, tanpa memperdulikan apa motif dari buku itu.

"Agust D, aku ingin membacanya." Verona merengek.

"Tentu saja tidak boleh." Agust D menegaskan. Apa jadinya jika Verona membaca majalah itu dan mempelajarinya. Membayangkannya saja sukses membuat Agust D bergidik.

Untunglah Verona menurut, ia tidak terobsesi untuk menang kali ini. Verona kembali melihat isi kado, ia mendapati beberapa celana dalam. "Apa ini untukku?" tanyanya dengan polos.

Agust D menoleh lagi. "Ambil saja jika kau mau. Kau tahu, Verona? Tidak baik memperlihatkan apa yang seharusnya menjadi privasi untukmu."

Verona mengerutkan dahinya. "Ah, baiklah, aku mengerti." Ia mengambil celana dalam itu kemudian menyembunyikannya di belakang tubuh.

Agust D menggeleng melihat tingkah aneh Verona mulai kambuh.

"Lalu ini apa?" Verona bertanya lagi

Agust D menoleh dengan malas, ia sedikit terkejut saat Verona menunjukkan bikini hitam. "Pakaian wanita, jangan pakai yang satu itu." Ia memutar bola mata jengah.

Verona tampak bingung. "Kenapa? Kainnya bagus, meski bahannya kurang. Tapi ini bagus." Ia membolak-balik bikini dengan dahi berkerut.

Agust D dengan cepat menarik bikini itu dari Verona. "Jangan pakai jika aku melarangnya. Kau ingin menambah beban batinku dengan memakai ini, ya?" dengusnya dengan tegas.

Verona terdiam sambil meneliti raut wajah Agust D. "Baiklah, Agust D. Aku tidak akan merepotkanmu." Verona menampilkan raut santai, ia mengukir senyum manis.

"Ya sudah, aku sudah mengambil hadiahnya. Kau boleh mengambil lebihnya." Verona berdiri, membawa bagiannya lalu melangkah gontai ke dalam kamar.

Manik Agust D mengikuti gerak tubuh Verona, sampai gadis itu benar-benar masuk ke dalam kamar. Agust D langsung menyandarkan punggungnya ke sofa, setengah bebannya telah selesai. Agust D mengembuskan napas sembari mengangkat lengannya, memperlihatkan jam tangan di sana.

"Pukul 5 sore," gumamnya.

Agust D menegakkan punggung lalu berdiri. Ia mengambil kotak kado yang masih tersisa banyak barang, ia tidak membutuhkan itu. Kebanyakan barangnya memang dikhususkan untuk wanita. Agust D membawa kotak itu ke dapur, lalu membuangnya ke tempat sampah.

Agust D menggunakan kedua tangannya untuk menyangga tubuh di meja. Sambil menunggu kado tadi terbakar sempurna, api membuat keadaan sekitarnya menjadi hangat. Agust D tenggelam bersama pikirannya.

Getaran dari ponsel membuyarkan lamunannya. Agust D langsung merogoh ponsel dan melihat nama siapa yang tertera di layar. Mata Agust D membulat, dengan segera ia menjawab panggilan tersebut.

The Death Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang