Jangan lupa vote sama komen kalian, happy weekend gaeseu💜💜
Instagram: @windyvee
🇰🇷🇰🇷🇰🇷
Mata Hobie membulat sempurna saat melihat tumpukan uang yang ada di hadapannya. Konglomerat Korea ini tidak berbohong, mereka benar-benar membawa uang sebanyak satu juta dollar untuk ditukarkan dengan nasib baik yang mereka inginkan.
Agust D jauh berbeda dengan Hobie, meskipun dia yang membuka dan yang melihat uang itu dengan mata kepalanya sendiri, wajah Agust D tetap datar tak berekspresi. Agust D menjilati bibirnya pelan, menatap empat orang berdasi dengan mata menyipit, Agust D mengembuskan napasnya kuat sambil kembali menutup tas itu dengan seringaian khasnya.
Agust D melirik Hobie, lelaki yang menjabat menjadi partner kerjanya itu hanya menampilkan senyuman licik, jelas Agust D mengerti maksudnya, tidak ada yang lebih Hobie inginkan selain uang dan uang. Agust D mengangkat sebelah alisnya, menggigit pelan bibirnya, meskipun begitu ekspresinya masih saja datar. Agust D tanpa izin dari siapa pun mulai mengangkat tas itu, mengambil alih semuanya—uang itu sekarang sudah jadi miliknya.
Tentu saja Hobie akan dapat sebagian.
Tidak semudah yang Agust D bayangkan. Matanya langsung melotot tajam saat salah satu dari manusia berdasi memegang tas berisikan uang itu. Agust D mencoba menarik tas itu kembali, dan sekarang Agust D yakin mereka tengah menghalangi pergerakkannya.
"Lepaskan," sarkas Agust D dengan suara beratnya, menatap orang yang menghalanginya dengan berani.
"Tentu saja tidak semudah itu, Agust D," jawab lelaki itu dengan seringaian aneh. Berbicara dengan bangga.
Agust D mendecak kesal. "Apa maksudmu?" suara Agust D yang berat memberi kesan tersendiri bagi manusia berdasi itu.
"Aku tidak menginginkan takdir darimu."
Agust D menaikkan sebelah alisnya. "Kalian—"
"Menginginkan buku takdirmu," potong lelaki yang menghalangi Agust D dengan lirih, tetapi terdengar seperti ancaman.
Mata Agust D melotot sempurna. Belum sempat Agust D berkeinginan untuk menarik tas itu lebih kuat, empat buah pistol langsung mengarah padanya. Agust D terkekeh samar, menggeleng sembari menggaruk ujung hidungnya. Mata Agust D langsung menajam menatap satu per satu senjata api itu, sudah jelas pelurunya bisa menembus tengkorak kepalanya.
"Agust D, mereka berbahaya," Hobie mulai panik, dia langsung mendekati Agust D dan berbisik demikian, Hobie mewaspadai supaya tidak ada yang akan terluka.
Agust D mengangkat tangannya di depan wajah Hobie, menoleh santai pada Hobie sejenak. Hobie mengangguk karena tahu apa yang dimaksudkan Agust D, lelaki itu menyuruhnya untuk diam dan mengikuti permainan empat orang berdasi ini.
"Apa kau pikir semudah itu mengambil buku ini dariku?" ucap Agust D menantang, berdiri sembari berkacak pinggang, tidak ada rasa takut dalam kamus hidupnya.
Agust D masih menampilkan seringaian kebanggaan miliknya. Jelas sekali menambah rasa amarah pada diri manusia berdasi itu.
"Berikan kalau kau masih ingin hidup," tegas salah satu dari manusia berdasi itu pada Agust D, ucapannya jelas mengancam. rahang mereka mengeras, jemari mereka dengan sigap bisa menarik pelatuk pistol.
Agust D terdiam dalam beberapa detik, menekuk-nekuk wajahnya malas. Agust D mendengus kesal, dia akan bertengkar lagi hari ini, malas sekali rasanya.
"Kalau begitu lakukan saja hal yang ingin kau lakukan untuk mengambil buku itu dariku." Agust D meregangkan otot lehernya, menimbulkan bunyi 'krek' dari pergesekkan antar tulang lehernya.
![](https://img.wattpad.com/cover/192349944-288-k687306.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Death Time
ФанфикGenre: Action, romance, fantasy Penulis takdir di Korea Selatan, Agust D. Ia bersumpah bahwa ia tidak akan jatuh cinta pada siapa pun. Namun siapa sangka, ia terjebak dalam sumpah gilanya sendiri, karena Agust D mulai jatuh cinta. Agust D tidak pern...