Two Souls

870 147 17
                                    

Sesuai janji nih, Vee update pas Namjoon ulang tahun.

Sesuai kataku kemarin, aku berkolaborasi bersama rekanku si okanarsa. Jadi kalian bisa lihat worknya sekarang ya, jangan lupa vote sama komen, juga share sama teman-teman kalian. Ingat, Intensity Melody berisi cerpen-cerpen BTS yang bisa menemani hari-hari kalian.

So guys, selamat bertemu kembali dengan Agust D dan Verona. Hope you enjoy, don't be siders.

===

Suara gemercik air terjun membuat bulu badanku meremang. Tanpa aku sadari Jimin memegang lenganku, dengan senyuman mengembang dia menarikku untuk dekat dengan air terjun.

"Tunggu sebentar!" aku menghentikan langkah, napasku tersengal.

Jimin menatapku aneh, senyuman cerah tadi lenyap begitu saja. "Ada apa?" sekarang dia menatapku penuh selidik.

Aku menelan ludah lalu membasahi bibirku. "Aku tidak ingin ke sana." Kubuat suara senetral mungkin, supaya Jimin percaya.

Ternyata tidak. Jimin mengernyitkan dahi, kemudian dia tertawa. "Hahaha! Kenapa, Verona? Jangan khawatir, kau aman bersamaku." Dia berusaha meyakinkan.

Aku menggeleng pelan, aku yakin wajahku memucat sekarang. "Aku tetap tidak mau."

Jimin mendesah. "Ayolah, kita sudah berjalan jauh untuk ke sini. Hanya sebentar, aku janji. Seharusnya aku bertanya pada Agust D apa ketakutanmu. Tetapi, tidak manusiawi kalau kau takut ke air terjun." Jimin menatapku penuh selidik. Lagi.

Aku menggeleng. "Aku tidak takut air terjun."

"Lalu kau takut apa?"

Sekarang aku sukses terdiam, mengutuk diri sendiri karena terlalu ceplas ceplos dalam berbicara.

"Kau takut air?" Jimin memandangiku dari atas sampai bawah, membuatku mau tak mau mundur dua langkah.

Aku menarik napas panjang. Mengelak bukan hal yang tepat sekarang. Jimin tidak akan percaya apa pun yang akan aku katakan, lebih buruk jika dia terus menyelidikiku.

"Baiklah. Kita ke sana. Ingat! Hanya sebentar." Aku menunjuk Jimin serius, pertanda bahwa aku tidak ingin bermain.

Jimin mempertimbangkannya dalam beberapa detik. "Baiklah." Lalu dia kembali memegang lenganku. Bertanggung jawab atas kalimatnya tadi. Bahwa dia akan melindungiku, bahwa aku akan aman bersamanya. Tetapi, tetap saja air itu seperti hantu untukku,  apalagai di tempat terbuka seperti ini.

Hingga Jimin berhenti di sebuah batu besar, di bawah kami mengalir deras air jernih. Air terjun menerbangkan anak rambutku. Jimin melangkah lebih jauh dariku, dia membentangkan tangannya, merasakan sensasi lebih.

"Di Seoul tidak ada tempat seperti ini, bukan?" dia melirih dari depan, suaranya damai.

"Kau benar." Aku menjawab pelan. Semakin lama, semakin aku tahu bahwa tempat ini cukup aman untukku.

Aku menatap ke atas, pepohonan hijau membingkai area air terjun. Pelangi tepat di atas kepalaku, indah sekali. Aku tersenyum tipis, kembali otakku mengingat Agust D. Refleks tanganku terbentang, aku menutup mata, membayangkan Agust D ada di sana bersamaku. Hanya itu yang dapat aku lakukan.

Aku dapat merasakan Jimin meraih tanganku, aku tentu tahu dia menarik tanganku, entah setan apa yang merasukiku, aku mengikuti arah tarikannya. Mataku masih terpejam, sebelah tanganku masih ditarik Jimin.

Lalu, aku rasakan tangan Jimin terlepas dariku. Saat aku membuka mata, jelas sekali air terjun semakin dekat denganku. Tetapi, aku tidak ketakutan sama sekali, ini kenyamanan luar biasa. Sejuk sekali.

The Death Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang