Go, Verona! [Ending]

1.4K 178 93
                                    

Halo semua? Kangen Agust D sama Verona? Sayangnya mereka mau pamitan huhu. Iya guys, ini chapter terakhir The Death Time.

Terima kasih sudah menemani Vee menulis cerita ini sampai tamat. Cerita ini kado terbaik untukku di umur yang ke tujuh belas tahun ini.

Dan cerita ini bukan apa-apa tanpa kalian para readers. Sekali lagi terima kasih, tidak akan ada kata yang pantas untuk menggambarkan betapa berharganya kalian bagiku.

Untuk Suga, terima kasih telah menjadi visual dari ceritaku yang satu ini. Cerita pertama untukmu yang aku tulis sampai tamat💜

Untuk karya selanjutnya, kalian tunggu saja ya? Jangan pergi please, jangan lupain cerita ini. Ntar pas Vee tiba-tiba bikin cerita baru, kalian selalu ada dan terus mendukung karya Vee yang lain.

Kalian mau janji nggak? Mau ya?

Vee mau kode dulu nih, siapa di sini biasnya Taehyung? Ayo absen dulu. Ehehe.

Selamat menikmati chapter terakhir dari The Death Time friend. Segala kekurangan mohon dimaafkan, Vee akan terus belajar dan menyajikan karya terbaik.

Ini dia, semoga ngefeel ya💜

🇰🇷🇰🇷🇰🇷

Agust D menutup pintu bagasi mobil dengan pelan setelah ia selesai memasukkan semua barang yang akan ia bawa. Ia terdiam sejenak, Agust D membiarkan tubuhnya dibasahi oleh rintik hujan yang hampir reda.

Agust D terpejam, mengambil napas dan membuat sebuah keputusan yang amat sulit. Sejauh mana pun ia mencoba untuk pergi, takdir dengan perantara Jack V dan Hobie selalu tahu di mana ia berada.

Sekarang Jack V dan Hobie sudah mengetahui tempat terakhir yang ia pikir aman. Salah besar, Agust D harus menelan kenyataan pahit ini. Yang lebih sakit tentu bukan ini, terbayang sudah sekarang perpisahan yang tak pernah ia inginkan.

Tidak akan pernah.

Agust D menengadah, membiarkan wajahnya diterpa rintik hujan. Ia tidak bisa kembali ke Korea, itu sama saja memasukkan diri ke kandang singa, ia tidak ingin diterkam hidup-hidup. Tapi, kemana ia harus pergi? Agust D menahan panas di matanya, ia harus bergegas karena ada seseorang yang harus ia selamatkan.

Verona duduk terdiam di atas ranjang, matanya lurus menatap rintik hujan yang terlihat dari kaca besar. Lautan seakan memanggilnya untuk kembali, air mata meleset jatuh di pipi Verona.

Suara pintu terbuka membuat Verona harus menyeka air matanya, ia menoleh saat suara langkah kaki terdengar mendekat. Verona berdiri, ia mendapati tubuh basah Agust D ada di hadapannya.

Agust D menatap Verona lurus, ada perasaan yang ia sampaikan lewat tatapan matanya. Rasa menyesal, marah terhadap diri sendiri dan frustasi. Semua itu berhasil membuat dada Agust D semakin sesak, apalagi saat menatap Verona.

"Ayo." Agust D berucap sambil mengambil tas yang ada di atas ranjang, tas Verona yang dipasang alat pelacak oleh Jimin.

"Kita mau ke mana lagi?" Verona menahan tangan Agust D, matanya berkaca-kaca menatap lelaki resah di depannya.

Agust D mengulas senyum tipis. "Jauh, sangat jauh. Sehingga tidak ada satu pun orang yang akan menemuimu." Sekarang senyuman itu tersirat perasaan tak rela di sana.

"Aku?"

Agust D mengangguk.

"Lalu bagaimana denganmu?" tanya Verona dengan khawatir.

Agust D meneguk ludahnya, ia diam dalam beberapa detik sambil memperhatikan seluruh wajah Verona. "Jangan khawatirkan aku." Agust D melepaskan genggaman tangan Verona di tangannya.

The Death Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang