"It's like we are in the same space." - NCT 127, Touch
Bakso di mangkuk gue udah nggak ada bulat-bulatnya sama sekali. Entah berapa ratus kali gue menusukkan garpu ke benda lunak itu, yang jelas sekarang bentuknya udah ngga karuan.
Gue ngga ada nafsu makan dari tadi pagi. Barusan gue beli ini bakso cuma buat gue foto, terus gue kirim ke mama biar dia tahunya hari ini ada makanan lain yang masuk ke perut gue selain selembar roti tanpa minum tadi pagi.
Sambil nusuk-nusuk bakso, tatapan gue jatuh ke lantai kantin yang sebenarnya ngga ada menariknya sama sekali. Gue juga ngga tahu kenapa gue melamun sambil ngeliatin lantai gini, padahal gue tahu kalau ini benar-benar ngga berfaedah.
Tiba-tiba, mangkuk bakso gue yang masih utuh dengan isinya ini bergeser ke kanan. Gue sontak menoleh untuk memastikan pelaku perampasan makanan gue yang emang ngga gue rencanain buat gue makan.
Sesuai dugaan, Jaemin.
"Buset ini bakso kenapa penampilannya jadi bubur gini?" celetuknya setelah menyadari bahwa bakso di mangkuk itu rata dengan kuah.
Udah mencela bentuknya, tetapi tetap aja Jaemin melahapnya dengan semangat. "Gue abisin ya."
"Hngggg."
"Laper banget gue. Nungguin Jeno dari tadi nongkrong di perpus gak kelar-kelar."
"Hmmm."
"Lo kenapa sih? Lusuh banget hari ini."
Gue meletakkan kepala gue ke atas meja kantin yang tingginya sekitar sedada gue kalau gue duduk. Gue menghadap ke sisi Jaemin yang masih sibuk makan dengan ponsel di tangannya.
"Gue tadi abis dari jurusan."
Jaemin mengaktifkan mode senyap ponselnya, lalu menelungkupkan ponselnya ke atas meja. Kalau udah begini, tandanya dia udah siap fokus ke pembicaraan.
"Terus gimana? Tetep ganti dosen?"
Anggukan pelan gue udah mewakili jawaban yang gue maksud. "Status bimbingan gue udah berubah. Tadinya nama gue di bawah nama bu Rena, tapi sekarang udah berubah."
"Wajar sih, nasib semua mahasiswa bimbingan bu Rena emang gitu. Mau gak mau harus kelempar ke dosbing lain," katanya. "Jadi, siapa? Lo dipindah ke siapa?"
Gue menghela napas. "Lo inget gak dulu gue pernah debat sengit sama senior waktu ospek?"
"Oh, yang waktu itu bikin lo sampe gigit sepatu?" tanyanya, dan berhasil membuat gue semakin jengkel. "Kak Doyoung ya?"
"Iya."
"Tau gue mah, beritanya kan nyebar sampe ke pelosok kampus. Kalo gue jadi lo, waktu itu mungkin gue udah baku hantam sama dia. Ngeselin banget orangnya."
"Hnggg."
"Orang kok hobinya kalo gak ngomel ya nyindir," katanya lalu berdecak kesal, "kemampuan linguistiknya jelek banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Scriptsweet ✔
Fanfiction[TERBIT DI PENERBIT NARATAMA - SEBAGIAN CERITA DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] [eduseries] Seandainya Jane memutuskan untuk menunda skripsi sampai tahun depan demi menghindari Doyoung, ceritanya mungkin tidak akan mengalir seperti ini. Start...