enam

27.3K 4.4K 1K
                                    

"It's getting closer, something that's bigger than that sound. I can't take it anymore." - NCT U, Boss

Di sinilah gue dan kak Doyoung sekarang, duduk mematung berdampingan di sofa ruang tamu, sementara lima orang lainnya duduk di posisi yang berseberangan dengan gue dan kak Doyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sinilah gue dan kak Doyoung sekarang, duduk mematung berdampingan di sofa ruang tamu, sementara lima orang lainnya duduk di posisi yang berseberangan dengan gue dan kak Doyoung.

Mereka mutlak jadi pihak oposisi melawan gue dan kak Doyoung.

Ya. Mama, papa, dan kak Johnny mendadak datang ke sini di Sabtu pagi yang menegangkan ini gara-gara mamanya kak Doyoung marah dan meminta kerja sama semua pihak yang berhubungan dengan gue dan kak Doyoung (re: keluarga inti) hadir untuk menghakimi kami berdua.

Air muka mama yang duduk di sebelah mamanya kak Doyoung juga ngga kalah serem daripada mamanya kak Doyoung, sedangkan para papa cuma bisa menyerahkan kekuasaan mengamuknya ke istri kesayangan mereka.

Kak Johnny? Papa aja ngga bisa melawan mama kalau perempuan itu udah marah, apalagi kak Johnny. Jadi, dia cuma diam di belakang mama sambil komat-kamit berdoa; mungkin berdoa biar ngga sampai ada pertumpahan darah pagi ini.

"Jelasin!" seru mama kak Doyoung sambil memukul meja di hadapannya keras-keras.

Mendengar suara kaca yang beradu dengan cincin di jari manisnya, gue kontan berkedip dan tersentak pelan. Sementara itu, kak Doyoung memejamkan mata sebentar sambil menarik napas dalam-dalam.

"Ma, Pa, Om, Tante, Johnny, ini semua bener-bener ngga kayak yang kalian pikir."

"Iya, makanya jelasin! Di mana yang kamu maksud ngga kayak yang kami pikir?"

Lagi-lagi mama kak Doyoung membentak anak sulungnya itu dengan nada tinggi yang menggema ke penjuru ruang tamu.

Gue ngerasa bersalah banget karena dalam kondisi ini, gue pikir semua pihak menuding kak Doyoung dengan sudut pandang yang mencekam.

"Itu ngga sengaja, Ma. Tadinya Jane minta bantuan buat running data ulang, tapi karena kelamaan nunggunya, kita nungguin sambil main hape di atas tempat tidur. Sisanya ya kita ketiduran. Udah, gitu aja. Ngga ada apa-apa lagi," jelas kak Doyoung sambil mencoba untuk meyakinkan mamanya--dan semua yang ada di sana.

Mama kak Doyoung kembali menyerang. "Kenapa kamu nyuruh dia masuk ke kamar kamu? Kamu harusnya tau sejauh mana kamu boleh kontak langsung sama Jane di rumah ini apalagi kalian cuma berduaan di rumah."

"Aku pikir cuma sebentar aja running-nya, makanya aku suruh dia masuk. Lagian juga aku ngga ada niat buat macem-macem, Ma."

"Ya tapi buktinya kamu macem-macem, Doyoung! Kamu tidur bareng Jane semalaman, menurut kamu itu bukan hal yang macem-macem?"

"Tetep aja, Ma, kita berdua ngga ngapa-ngapain. Kondisinya cuma ketiduran. Udah, gitu aja."

Kak Doyoung mulai kelihatan emosi. Napasnya terdengar memburu.

[2] Scriptsweet ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang