"A slight squint of the eyes you went away already move towards me." - NCT Dream, 119
Gue keluar dari kamar mandi di sebelah dapur setelah cuci muka biar stress gue luntur sedikit, tapi yang ada malah bedak gue-yang udah tipis banget karena gue juga lupa kapan terakhir kali gue touch up hari ini, mungkin tadi pagi banget sebelum seminar-yang luntur dan menyisakan bare face gue.
Stressnya ngga luntur sama sekali.
Sambil berjalan pelan meninggalkan dapur yang dipenuhi ibu-ibu jago masak andalan RT, termasuk mama gue dan mamanya kak Doyoung-yang sibuk sampai teriak-teriak ngga karuan buat mastiin ibu-ibu yang lain masak dengan benar, gue menyambar sebuah gunting besar dari atas konter dapur.
Ya, emang sebenarnya gunting ini alasan gue rela capek-capek turun dari lantai atas. Kalau cuma cuci muka aja mah gue juga bisa di kamar mandi di kamar gue sendiri.
"Jane, nanti kalo udah selesai, suruh Johnny sama Doyoung buat nyusun kardusnya di depan konter situ ya," ujar mama sambil menuding sisi depan konter dengan sodet alumunium yang ada di tangan kanannya karena dia sendiri sebenarnya lagi sibuk menggoreng kerupuk.
"Sekalian bawa tutup sama mikanya juga," lanjutnya sambil kembali sibuk dengan penggorengan di depannya.
Sementara mama kembali fokus dengan dunianya sendiri, gue pun menjawab perintah mama dengan mengacungkan jempol sambil melengos meninggalkan dapur.
Berjalan menuju ruang keluarga di lantai atas untuk melanjutkan aktivitas gue membantu persiapan selamatan nanti malam, gue mengedarkan pandangan gue ke penjuru rumah yang kelihatan hectic di tiap-tiap segmen rumah gue.
Dari tengah anak tangga paling bawah ini, gue bisa melihat aktivitas orang-orang di ruang tamu sampai teras depan yang lagi sibuk beres-beres dan saling membantu satu sama lain merapikan rumah gue buat acara selamatan malam ini.
Sofa dan meja di ruang tamu dikeluarin ke halaman depan. Ruang tamu disapu dan dipasangi karpet-karpet tebal yang jarang banget keluar dari persembunyiannya di sudut gudang belakang. Karpet-karpet itu biasanya dipakai kalau ada acara keluarga aja, kayak arisan keluarga atau hajatan, ya, termasuk selamatan malam ini. Foto-foto keluarga gue masih utuh menggantung dalam bingkai di ruang tamu; cuma dibersihin dari debu aja biar kelihatan layak pajang.
Sekarang kondisi ruang tamu jadi kelihatan jauh lebih luas karena barang-barang yang biasanya ada di ruang tamu mendadak disingkirkan demi kenyamanan acara malam ini. Dan dari sini, gue bisa lihat kak Doyoung yang sibuk membantu bapak-bapak menggeser sofa di teras depan.
"Geseran, jangan di tengah jalan," ujar papa yang baru turun dari ruang keluarga, diikuti kak Johnny, dan berjalan teratur menuju pintu depan sambil menggotong sebuah karpet yang masih terbungkus rapi dalam gulungan.
"Papa, itu karpet di kamar aku mau dibawa ke mana?" tanya gue kaget karena karpet kesayangan gue yang biasa gue pake buat alas bergoler di lantai kamar tiba-tiba dibawa keluar tanpa izin gue lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Scriptsweet ✔
Fanfiction[TERBIT DI PENERBIT NARATAMA - SEBAGIAN CERITA DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] [eduseries] Seandainya Jane memutuskan untuk menunda skripsi sampai tahun depan demi menghindari Doyoung, ceritanya mungkin tidak akan mengalir seperti ini. Start...