"I shout and call you, love me now."
- NCT 127, Love Me Now
Permisi, buat dedek-dedek tolong scroll cepet aja kalo ketemu yang aneh-aneh di scene pertama 👌
.
.
.
Mata yang terbuka seolah menampar gue dengan visual kak Doyoung yang berjarak minim di depan muka gue. Dia menatap gue dalam diam dengan seulas senyum tipis di bibirnya. Berusaha mengumpulkan kesadaran, gue mengerjap-ngerjap sambil menghela napas panjang. Barulah detik berikutnya, gue sadar, dan langsung mengalihkan tatapan gue karena malu harus bertemu dengan tatapannya sepagi ini.
"Nikmat banget tidurnya," sindirnya waktu gue sedikit menjauh dari badan kak Doyoung, tapi dia menahan gue dengan melingkarkan sebelah lengannya ke badan gue. "Makasih buat semalam."
JANGAN MIKIR ANEH-ANEH!!!
Semalam, kak Doyoung ngeluh kecapekan. Dia belum sempat tidur lagi setelah tidur singkat selama satu jam di kereta. Ditambah sepedaan ke sawah dan terpaksa membuntuti gue jalan-jalan ke Pasar Malioboro, badannya mungkin berasa remuk banget. Karena gue merasa kasihan dan enggak tega, akhirnya gue pijitin dia seadanya. Iya lah, mana jago gue dalam urusan pijat-memijat. Gue kan bukan tukang pijit.
"Makanya, lain kali, kalau ada apa-apa tuh bilang. Jangan suka dirasain sendiri. Nanti kalau kenapa-kenapa, gimana?!" Nada gue terdengar ketus, tapi malah bikin kak Doyoung tersenyum lebar.
"Masih pagi kok udah ngomel-ngomel, sih?"
Gue mendengus pelan. "Bukan ngomel, tapi khawatir," kata gue. "Kalau soal judesnya, emang udah bawaan lahir. Mana bisa dibuang. Kalau bisa juga udah saya buang dari dulu-dulu, Pak."
"Jangan." Kak Doyoung sedikit merapatkan jarak, bisaan banget bikin jantung gue dugeman pagi-pagi. "Kalau lagi ngegas gini, kamu malah jadi kelihatan lucu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Scriptsweet ✔
Fanfiction[TERBIT DI PENERBIT NARATAMA - SEBAGIAN CERITA DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] [eduseries] Seandainya Jane memutuskan untuk menunda skripsi sampai tahun depan demi menghindari Doyoung, ceritanya mungkin tidak akan mengalir seperti ini. Start...