tiga puluh empat

34.8K 4.6K 4.3K
                                    

"After a long time on this path of snow, you look back at me."

NCT U, Coming Home

timestamp dulu dong bentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

timestamp dulu dong bentar. kalian mulai baca cerita ini jam berapa?

.

.

.

» scriptsweet «

.

.

.

Tahu apa yang paling bikin gue deg-degan tiap pagi?

Hal sederhana yang bisa memicu rongga dada sebelah kiri gue membuka area diskotik sukarela selagi matahari masih awas adalah kak Doyoung yang mematut dirinya di depan cermin dengan setelan kemeja putih dan celana hitamnya. Laki-laki itu sibuk menata rambutnya dengan hati-hati. Dalam gerakan yang cekatan, dia menaruh telapak tangannya menutupi daerah sekitar matanya, kemudian menyemprotkan hair spray biar tatanan rambutnya bisa jadi lebih tahan lama.

"Beneran kamu nggak mau submit draf akhir hari ini sekalian? Lumayan loh, biar habis itu kamu bisa santai nunggu yudisium." Kak Doyoung bertanya tanpa repot-repot membalikkan badan buat menghadap gue. Laki-laki itu memilih melakukan kontak mata lewat cermin di hadapannya.

Seraya mendudukkan diri di pinggir tempat tidur, gue melakukan sedikit peregangan. "Besok-besok aja deh. Lagipula hari ini saya lagi capek banget."

Kak Doyoung berdecak pelan. "Sayang banget submit-nya nggak bisa diwakilkan. Kalau bisa, saya yang submit draf kamu sekalian. Jadi, kamu nggak harus ke kampus cuma buat antre lama di jurusan."

"Nggak apa-apa. Lagian juga saya kangen kampus, Pak. Biarpun cuma nongkrong di jurusan, itu udah lebih dari cukup buat ngobatin rasa kangen saya. Apalagi sebentar lagi wisuda, habis itu pasti bakalan jauh lebih kangen daripada ini."

Kak Doyoung melirik sebentar ke arah bayangan gue di cermin, tapi lalu kembali sibuk dengan tatanan rambutnya. "Kamu kan masih bisa ke kampus biarpun udah wisuda."

"Ngapain?"

"Ketemu saya, misalnya."

Gelak tawa ringan menjadi jawaban atas usulannya barusan. "Ketemu Bapak kan bisa di sini. Kenapa harus repot-repot pergi ke kampus segala?"

"Beda tempat kan beda momen, Jane."

Gue menggeleng pelan. "Nanti saya nangis."

"Kok bisa?"

"Ya... karena saya datang ke kampus, tapi saya nggak bisa ketemu teman-teman yang biasa heboh bareng saya di kampus. Semuanya bakal terasa sepi. Bahkan mungkin saya bisa jadi iri sama adik tingkat yang kebetulan lagi kumpul-kumpul."

[2] Scriptsweet ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang