Aku duduk bersama bapa di kursi taman depan gereja. Bapa bilang ada sesuatu yang penting dan harus ia katakan. Aku menatapnya lembut, memberinya ruang untuk bernapas sebelum mengatakannya padaku. Ia menggenggam tanganku dengan lembut berharap aku akan mengerti keadaannya saat ini.
"Maria, umurmu sudah 17 tahun. Bapa tahu kau masih sangat muda dan ingin memiliki kebebasan. " bapa menatapku lembut dan aku menjawab tatapan bapa dengan senyuman. " Tapi, alangkah lebih baik jika ada yang menjagamu. Dan bapa rasa bapa tidak bisa menjagamu dengan maksimal dengan keadaan bapa saat ini. " kata-katanya terhenti oleh suara batuk yang keluar dari bibirnya.
Aku tahu bapa sedang sakit. Tapi aku tidak tahu bapa sesakit ini. "Bisakah kau bertemu dengan calon suami yang bapa sarankan untukmu? " tanya bapa, ia menatapku dengan harapan yang amat besar. Aku ingin menjawab kalau aku masih ingin bebas dan menikmati hidupku tapi melihat bapa saat ini mana bisa aku menolak.
Aku tersenyum dan mengangguk memberikan jawaban yang bapa nantikan. Kemudian ia menceritakan padaku semuanya tentang lelaki itu dan yang membuatku terkejut... Namanya adalah Michael.
***
Aku sedang menunggu di kamar sambil membaca novel. Di tubuhku terpasang gaun putih selutut yang bapa beli di kota khusus untuk hari ini. Para suster pun membantuku untuk berdandan agar aku terlihat sempurna di depan calon suami yang bapa inginkan. Jantungku berdegup kencang, ini bukan perasaan cinta tapi ketidaknyamanan yang terus mengetuk pintu hatiku.
"Maria.. " seorang wanita berpakaian biarawati berdiri di ambang pintu yang terbuka. Aku tersenyum padanya dan mengikuti suster ke ruang makan. Sebelum aku beranjak dari kamar aku melirik ke arah jendela yang terbuka,bulan tampaknya sedang bersembunyi malam ini.
Di meja makan ada bapa dan seorang laki-laki. Ia memakai jas biru tua dan tampaknya sedang mengobrol dengan bapa. Bapa tampaknya sangat menyukai laki-laki itu.
"Maria.. Kenalkan ia adalah michael. "
Lelaki bermata coklat itu menatapku dengan ramah kemudian menjabat tanganku. Ia terlihat sangat persis dengan orang di mimpiku. Kami bertatapan cukup lama sampai akhirnya bapa berdehem untuk mencairkan suasana.Bapa melirik kepadaku kemudian mempersilahkan kami duduk dengan ramah. Hidangan lezat sedang menunggu di atas meja, entah ia akan dimakan atau menjadi hiasan saja. Laki-laki bernama michael itu mengobrol bersama bapa dengan sangat sopan, ia juga terlihat cukup tampan dan menyenangkan. Lelaki itu mendapati diriku yang sedang menatapnya, karena gugup akhirnya aku mengambil air dan meminumnya.
"Nona maria, saya minta maaf karena datang tiba-tiba. Perjodohan ini sudah di rencanakan oleh ayah saya dan bapa John. Maaf jika mengganggu. " ia menatapku bersalah, aku hanya bisa menggeleng sambil tersenyum walaupun memang perjodohan ini sangat tidak terduga.
"Tidak apa, kita bisa berkenalan dulu, lalu menjadi teman dan mungkin nanti akan menjadi sesuatu yang lebih. " jawabku, bapa menatapku bangga dan michael tersenyum manis padaku. Setelah itu makan malam berjalan sangat menyenangkan. Kami mengobrol bersama dalam suasana hangat dan ramah.
Setelah makan malam, Michael mengajakku untuk berjalan-jalan di taman, tentunya setelah meminta izin dari bapa. Kami berjalan di bawah langit malam yang penuh bintang, karena bulan sedang tidak ada para bintang bisa unjuk gigi mengeluarkan sinarnya. Selama beberapa menit kami hanya bisa saling diam dalam kecanggungan yang ada, sesekali mata kami beradu dan kami tersenyum.
"Bulan sedang tidak ada malam ini, padahal saya suka dengan bulan. " suara michael memecahkan dinding es diantara kami. Aku menatapnya lalu menatap langit yang penuh bintang.
"Memang kenapa tuan Michael lebih suka bulan ketimbang bintang? " michael menghentikan langkahnya lalu menatapku. "Karena bulan adalah lentera di malam hari, ia ada untuk memandu manusia yang tersesat kembali ke rumah. " jawaban michael tepat persis dengan alasanku menyukai bulan. Ia muncul di mimpiku dan juga tahu isi hatiku, apakah tandanya ia adalah cinta sejatiku?
***
Malam ini bulan sedang bersembunyi entah karena ia bosan menampakkan dirinya atau takut pada sesuatu. Aku memang takut gelap, hal ini terjadi karena trauma yang terjadi beberapa tahun lalu saat aku tidak sengaja tersesat kehutan dan akhirnya di temukan bapa. Aku sangat bersyukur akan hal itu dan berjanji akan membahagiakan bapa, walaupun aku harus menikah dengan orang asing yang baru ku kenal hari ini. Tapi waktu akan terus berjalan, keasingan itu akan berubah menjadi keakraban.
Aku menatap buku novel yang selalu ku bawa kemanapun aku pergi. Aku tak pernah bosan dengan ceritanya walaupun sudah kubaca berpuluh-puluh kali. Aku lupa cara bagaimana aku mendapatkannya tapi yang pasti itu adalah hadiah dari bapa. Benarkan?
Malam ini sungguh sangat melelahkan bagi tubuhku dan juga otakku. Mataku yang terasa berat perlahan-lahan mulai tertutup dan membawaku jauh terbang ke alam mimpi.
"Sarah... Sarah... Jangan lupakan aku.... " tepat sebelum lelaki itu di tarik oleh tangan hitam yang panjang, ia menatapku dengan wajah ketakutan.
"Tuan... Tuan michael? "
![](https://img.wattpad.com/cover/156022429-288-k13167.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPHOMET : "devil inside me" (END)
Terror(Cerita sudah tamat) semua yang kutahu adalah tentang tuhan dan anugerahnya karena sebagai yatim piatu aku bisa hidup bahagia bersama bapa dan gereja di sebuah desa yang menerima kami dengan ramah. walaupun aku bukan penganut agama bapa tapi aku me...